Rabu, 03 April 2024

Tips Aman Beramal agar Terhindar dari Open Donasi Bodong

Tips beramal agar terhindar dari penipuan donasi (Pixabay/aamiraimer)

Tips agar Terhindar dari Open Donasi Bodong - Ramadan merupakan waktu yang baik untuk mengumpulkan amalan-amalan baik tak terkecuali berdonasi atau bersedekah. Permasalahannya, akankah sedekah yang kita lakukan tepat sasaran?

Berkaca dari kasus yang open donasi yang dilakukan oleh Singgih Sahara, salah satu komika asal Semarang, banyak masyarakat di sosial media terutama twitter perlu waspada. 

Singgih melakukan penipuan donasi menggunakan nama ibu dan anaknya. Dia selalu men-DM calon korbannya dengan mengatakan butuh uang untuk cuci darah ibunya dan terapi speech delay yang dialami anaknya.

Masalahnya, dari sekitar Rp 200 jutaan dana yang terkumpul, yang digunakan untuk pengobatan hanya sebesar Rp 50 jutaan. Itu pun, penyakit si ibu telah di cover oleh BPJS. 

Ketika Singgih meminta donasi via DM, ia selalu bercerita memelas tentang keluarganya. Lalu, memberikan rekeningnya agar orang yang menjadi targetnya mau mengirimkan uang. 

Bayangkan bila tiap orang mengirim Rp 100 ribu dengan jumlah donatur 100 orang, jumlahnya cukup fantastis bukan Rp 10 juta. Belum lagi warganet yang mengirim uang dengan nominal jutaan hingga pada platform Kitabisa yang mencapai Rp 48 juta. 

Saat mengumpulkan data dari warganet twitter, ditemukan angka fantastis yakni mencapai Rp 200 juta. Wow. 

Berdasar penuturan Singgih ketika didatangi beberapa pihak, ia mengaku menggunakan uangnya untuk membeli IPhone 15, game konsol, membayar kontrakan, berjudi dan pinjol. 

Ngeri gak tuh!!!! 

Tak jauh berbeda dengan Singgih, beberapa waktu ini juga beredar video seorang ibu dan anak yang diketahui melakukan penipuan di tiap rumah sakit. 

Dalam keterangan di video, ibu dan anaknya itu sering bercerita kesedihan ke orang-orang bahwa anaknya menderita kanker dan membutuhkan bantuan kursi roda. 

Awalnya, si pembuat konten percaya dengan cerita si ibu dan hendak membuka donasi. Namun, saat pembuat konten mendatangi rumah si ibu, ia melihat bahwa si anak baik-baik saja. Tak terlihat sakit sedikitpun. 

Akhirnya, si pembuat konten merasa kecewa dan mendatangi RT setempat. Pihak RT mengatakan bahwa si ibu pernah didatangi polisi karena mencuri 2 ponsel di sebuah rumah sakit. Duh, duh, niatnya ingin aman beramal malah di salahgunakan. Sedih banget kan?

Tips Beramal yang Benar, Gimana? 

Aku yakin setiap orang yang punya niat beramal adalah baik. Mereka berusaha menyisihkan sebagian hartanya untuk dinikmati pihak lain yang membutuhkan. 

Hanya saja, di era kiwari, sifat manusia bisa bermacam-macam. Banyak sekali pihak yang suka memanfaatkan kebaikan hati manusia untuk keuntungan pribadi. Termasuk orang seperti Singgih dan ibu tadi. 

Lalu, bagaimana cara agar aman beramal? 

Pertama. Jika kamu sudah merasa cukup dengan harta yang kamu miliki, cari di keluarga terdekatmu, barangkali mereka ada yang membutuhkan uluran tangan. 

Aku pernah membaca cerita tentang orang tua yang mengaku sudah cukup sehingga anaknya tak pernah mengirimi uang. Nyatanya, orang tua tersebut sebenarnya kesusahan, hanya saja ia tak mau merepotkan putranya yang telah menikah akhirnya bilang kalau cukup.

Terkadang, ada di keluarga kita masih kekurangan. Entah orang tua, adik, kakak atau kerabat kita yang lain. Seandainya kita memiliki rezeki dan mengetahuinya, ada baiknya diberikan ke pihak terdekat dahulu.

Kedua. Jika kamu dan keluargamu dinilai telah cukup, maka sedekahkan rezekimu kepada tetanggamu. Barangkali tetanggamu ada yang benar-benar kekurangan dan membutuhkan uluran tanganmu.

Ketiga. Dirimu sendiri. Kamu mampu tidak untuk mencukupi dirimu sendiri? Jika pada dasarnya kamu mampu, maka berikan sedekahmu untuk orang lain, tapi jika belum mampu ya jangan dipaksakan untuk bersedekah atau berzakat.

Misalnya kamu seorang Gharimin alias punya kewajiban berupa hutang. Kamu wajib untuk melunasi hutangmu terlebih dahulu alih-alih untuk zakat atau berdonasi. 

Allah itu Maha Tahu kok, kalau kita memang belum merasa mampu secara finansial, maka alihkan niat berdonasi melalui hal lain, semisal tenaga. 

Baiklah, tips untuk memilih tujuan donasi sudah. Sekarang bagaimana tips agar terhindar dari open donasi bodong di media sosial?

Jawabannya adalah, mau gak mau kita harus menghindari sifat "gampang kasihan" ke orang yang tidak kita kenal. Apalagi bila ia telah membawa-bawa cerita melas yang bertubi-tubi. 

Seandainya kamu dimintai donasi oleh orang tak dikenal, berbekal cerita melas, jangan sungkan untuk menolaknya. Tentu, menolak dengan cara yang baik-baik. 

Beneran, kalau kamu gak enakan, kamu gampang dimanfaatkan oleh oknum jahat. Kasus Singgih Sahara yang beberapa waktu lalu sempat mencuat, bisa meraup untung karena sifat dermawan netizen atas cerita-ceritanya.

Aku sendiri, beberapa waktu ini tengah membiasakan tega dengan orang lain. Setelah banyaknya kasus penipuan open donasi, aku lebih mengarahkan uangku ke masjid-masjid terdekat atau ke orang yang tak mampu langsung. 

Sekian beberapa uneg-uneg mengenai donasi bodong yang sempat viral akhir-akhir ini. Aku hanya berdoa, semoga kita selalu dijauhkan dari orang-orang jahat dan senantiasa diberi rezeki berlimpah. Allahuma Aamiin.

28 komentar:

  1. Banyak juga orang yang kadang datang ke sebuah lembaga zakat baik sendiri, atau beberapa orang dengan alasan kehabisan uang saku, diajak bekerja orang tapi sampai lokasi kerja ga ada orang yang ngajak, dll alasannya. Pengalaman dulu yang kayak gini kita lihat ktpnya, kita foto serah terima, kita share foto dgn sesama lembaga zakat kalau ybs sudah dibantu. Banyak juga yang kayak gitu maunya bolak balik. Tapi krn kita ada data dan fotonya, jadi lebih mudah kontrol.

    Lebih baik memang kalau sedekah atau zakat melalau lembaga zakat resmi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget kak. Sekarang ini "Kemelasan" dijadikan alat untuk mencari uang bagi orang tak bertanggungjawab. Yup, sisi lain kedermawanan masyarakat Indonesia memang tak bisa diduga dampak buruknya.

      Hapus
  2. Oknum-oknum inilah yang kadang mengurangi rasa ingin berbagi kepada sesama. Padahal sebenarnya, ada orang yang benar-benar membutuhkan uluran tangan. Dan saya setuju, kalau ada rezeki lebih, saudara terdekat dulu yang dibantu, karena kan tahu bagaimana sikon sebenarnya. Terus kalau mau berbagi di luar, cari saja lembaga resmi yang amanah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu Pak Bambang, sangat disayangkan ya bila yang membutuhkan justru tidak tercover bantuan.

      Hapus
    2. Batul banget... saya sebenarnya suka berdonasi ke lembaga yayasan2 amal tapi ke sini2 kok sering merasa kecewa dgn yayasan2 tersebut dan mulai meragukan apakah mereka itu bener2 membantu fakir miskin, yatim dan dhuafa? jangan sampai modus aja, akhirnya saya tidak mengirimkan lagi donasinya

      Hapus
    3. Iya kak. Saya jga awalnya kayak kakak. Setelah merasa ada yg gak beres sama donasi yang ada, saya jadi malas dan mengarahkan donasi ke tempat terdekat saja.

      Hapus
  3. Aku masih sering donasi ke badan amal yang lewat di tl IG.
    Berasa subhanallahu.. Pingin ikutan bantu walau dalam nominal yang gak seberapa. Tapi kalau disalahgunakan, kudu lebih teliti lagi ya.. Dan semoga berkah untuk semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sama Mbak. Itu pun aku masih berdoa, semoga donasi kita benar-benar disalurkan secara amanah

      Hapus
  4. Di WA saya hampir setiap hari ada yang kirim pesan yang isinya minta donasi. Sekali dua kali dulu saya tanggapi dengan kemudian transfer uang kepada mereka. Makin ke sini kok bikin saya jadi malas. Sekarang kepikirannya adalah membantu keluarga atau tetangga dekat saja dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama mbak, takut nya malah dimanfaatin. saya sempat browsing yayasan2 amal yang resmi, ehh malah yg sering saya kirimin (ada beberapa) tidak tercantum sebagai yayasan resmi. saya akhirnya erhenti

      Hapus
  5. Ketinggalan cerita sepertinya nih saya mbak. Ternyata ada ya open donasi bodong dan disalah gunakan. Sayang sekali. Perlu waspada.

    BalasHapus
  6. Emang amannya kita dulukan yang terdekat ya. Jadi tahu kondisi realnya. Setelah itu ya salurkan ke lembaga terpercaya aja

    BalasHapus
  7. Saya baru tau malah ada donasi bodong dari komika. Mengemis dan menyalahgunakan amanah ya. Uangnya malah digunakan untuk foya-foya. Karma bakalan berlaku sih. Tinggal tunggu waktu aja!

    Sekarang beramal online mesti milih-milih sih. Saya mending beramal ke orang tua, saudara dekat dulu, baru ke orang lain. Mendingan berama ke masjid kotak amal, atau langsung ngasih ke orangnya langsung deh. Bukan pengemis ya. Saya malah no respect sama pengemis yang masih segar dan sehat.

    BalasHapus
  8. Aku beberapa kali dpt WA yg ngakunya Yayasan Panti Asuhan. Lengkap sih foto-fotonya. Telusuri IG-nya juga ada. Tapi engga yakin euy. Soalnya lama-lama jadi nyepam ke WA. Akhirnya blokir aja. Kalau mau infaq sadakah, ya ke Panti Asuhan deket rumah aja...

    BalasHapus
  9. Investasi bodong ini sangat menakutkan. Sungguh sudah sering kan diberitahu dan diberitakan bahayanya dan meruginnya ikut investasi bodong eh, tapi ada aja yang merintis lagi dan lagi...
    Karena itu kalau mau menyisihkan uang untuk beribadah dan kegiatan sosial, Islam sudah mengaturnya sendiri. Siapa saja yang berhak menerima

    BalasHapus
  10. Adanya penipuan donasi seperti kisah dibatas, jadinya bikin yang ingin berdonasi ogah²an, walaupun diliaran sana masih banyak juga yang memang benar² membutuhkan bantuan ya

    BalasHapus
  11. saat ini marak open donasi, saya jadi ragu juga apakah mereka benar-benar membutuhkan, apakah dananya akan diberikan seutuhnya ke orang yang membutuhkan dana tersebut?
    saya pun ragu-ragu untuk melakukannya

    BalasHapus
  12. Sumpriit Mbaaak, gue salah satu korban dari si Singgih. Bujibuneng bener dana donasi malah diselewengkan dan HP dia Iphone yg bagus, alamaak.

    Lain kali kalo donasi ke panti asuhan saja dan datang langsung, udah jelas juga yayasannya.

    BalasHapus
  13. Sama Mbak, aku pun sedang mencoba untuk tega nggak bermudah-mudah ngasih donasi. Bukannya nggak mau nolong sesama, tapi banyak banget kasus penipuan. Atau kayak ngasih pengemis tuh. Sering mereka malah lebih berharta daripada aku >.<

    BalasHapus
  14. Bener juga sih. Kalau kita pikirkan lagi memang sebaiknya kalau mau beramal tuh melihat yang ada di sekitar kita dulu. Bukannya apa. Miris saja gitu. Saat kita berkecukupan dan bisa berdonasi untuk orang lain. Sementara orang yang ada di sekitar kita ternyata masih butuh.

    BalasHapus
  15. Nah iya, hati-hati banget lah teman-teman yang di Indonesia. Banyak modus penipuan mengatasnamakan amal/donasi. Ada eks temen ku juga naudzubillahimindalik, semoga segera sadar, penipuan berkedok pembangunan pondok pesantren. Saya suka geleng-geleng sendiri, apa nggak takut azab Allah ya....

    BalasHapus
  16. Iya sudah makin banyak orang yang berani jual cerita sedih buat menipu. Saya juga pernah ketipu cuma yasudah lah kalau bohong nanti urusannya dia sama Allah. Lalu lebih hati-hati aja sekarang. Mending sedekah ke keluarga atau tetangga dulu yang pasti tahu kondisinya

    BalasHapus
  17. Betul banget, Kak. Sedekah itu dimulai dari keluarga terdekat dahulu baru melirik yang jauh. Perlu cari tahu dulu, mana tahu ada saudara kandung atau malah orangtua termasuk yang tinggal serumah malah yang lebih butuh. Donasi sih boleh saja ya, Kak. Namun memang sebaiknya bijak biar nggak berujung donasi yang kita niatkan baik tahunya kitanya dikerjai ya khan?

    BalasHapus
  18. Ah iya, harus waspada ya
    Jangan sampai niat baik kita malah dimanfaatkan sama orang yang g bertanggung jawab seperti itu

    BalasHapus
  19. DOnasi bodong makin marak ya, Kak. Apalagi kalau ada momen yang tepat seperti ramadhan, atau momen yang membuat kita terharu saat melihat sebuah tayangan, bisabanget dimanfaatkan untuk menggali donasi. Padahal kenyataannya belum tentu juga demikian. Mau donasi kita sebaikny ahati-hati dan memastikan dulu kebenarannya,

    BalasHapus
  20. Nah iya, per pertengahan tahun 2023 sampai 2024 sekarang ... saya belajar jadi orang tega kak. Enggak kayak dulu gampang kasihan sama orang yang melas. Terus kalau mau donasi biasanya ke lembaga philantropi yang terpercaya gitu

    BalasHapus
  21. Bener. Sekarang banyak donasi bodong yang menjual kesengsaraan orang lain. Padahal uang donasi masuk kantong pribadi. Kalau aku sih mending ngasih langsung ke orang yang membutuhkan daripada ngumpulin ke oknum gak jelas.

    BalasHapus
  22. Alhamdulillah, aku ini tidak pernah ngerasa kasihan sama yang suka open donasi di media sosial. Gimana yaaa, lebih baik donasi sama yang kenal aja daripada sama yg gak kenal, takut disalah gunakan. Sudah banyak kejadian soalnya.

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam