Kamis, 27 Februari 2020

Merengkuh Sumedang dalam Balutan Wisata Alam

Ada pemandangan berbeda di sekitar Waduk Jatigede, Sumedang pada Selasa, 31 Desember 2019 lalu. Bak pelangi yang berwarna-warni, terlihat ribuan orang memadati halaman panggung yang telah didekorasi sedemikian rupa oleh panitia. Mereka terlihat mencolok dengan penggunaan kebaya berwarna cerah, bawahan kain jarik, selendang, hingga kacamata hitam. 

Ya, mereka ada disana bukan tanpa alasan. Berkeinginan mencuatkan kembali rekor MURI yang sebelumnya pernah didapat, pemerintah Sumedang mendatangkan kurang lebih 5555 penari dari 270 desa di seluruh kabupaten yang terkenal dengan kuliner tahu nya itu.

Umbul Sumedang. Demikianlah nama tarian yang dipertunjukkan secara kolosal di hadapan khalayak ramai. Tarian Umbul mulanya berasal dari Kabupaten Indramayu. Ia kemudian dimodifikasi oleh seniman asal Kecamatan Paseh bernama Ma Jaer dan Bu Misrem. Tarian ini sempat mengalami kemandegan dalam perkembangannya karena dianggap vulgar. 

Gerakan pinggul yang bergerak kekanan dan kekiri menjadi sisi erotis di mata sebagian orang. Namun pada tahun 90-an Tari Umbul kembali diangkat keberadaannya oleh Darmansyah, tokoh masyarakat yang juga merupakan menantu Ma Jaer, melalui kegiatan ektra di tiap Sekolah Dasar.

Tarian Umbul merupakan satu dari sekian bentuk khasanah budaya yang dimiliki Sumedang. Melalui lenggak-lenggok para penari, merdunya alunan musik dan keunikan pakaian yang dikenakan, tarian ini menjadi icon khusus bagi pengembangan pariwisata.

Saat ini, pemerintah Sumedang tengah gencar menaikkan potensi wisata yang dimiliki Sumedang, baik berupa wisata alam, sejarah hingga budaya, termasuk melalui Tari Umbul kolosal yang beberapa waktu lalu dipentaskan.
Di antara ribuan orang yang memadati Waduk Jatigede akhir tahun lalu, Sri Wahyuni, salah satu peserta Tari Umbul Kolosal yang berasal dari Kecamatan Cimanggung mengaku bahagia bisa ikut berpartisipasi bersama komunitasnya. Meskipun kondisi cuaca cukup terik dan ramai, Sri dan lainnya tetap bersemangat untuk menyukseskan acara pemecahan rekor MURI kala itu. Sri mengatakan bahwa agar bisa tampil optimal, tiap orang di desanya, Sindanggalih, harus berlatih selama sebulan penuh.
Momen berfoto bersama peserta Tari Umbul Sumedang (Sumber : Sri Wahyuni-peserta Tari)
Selanjutnya, Sri Wahyuni berharap jika kemeriahan Tari Umbul Kolosal mampu mencuatkan keragaman wisata Sumedang agar lebih dikenal bukan hanya dari sisi kulinernya saja, tetapi juga pada wisata alam hingga wisata yang lainnya.
Grup Tari Umbul dari Desa Sindanggalih (Sumber : Sri Wahyuni)
(Sumber Foto : Sri Wahyuni, peserta Tari Umbul Kolosal)
Berbicara tentang Sumedang, kebanyakan orang mungkin akan langsung mendeskripsikan ia sebagai asal tahu kopong berwarna coklat yang biasanya dimakan bersama cabai. Memang tak salah. Namun kabupaten ini tak hanya berbicara mengenai kuliner yang satu itu saja. Letak geografis yang berada di area pegunungan menjadikan Sumedang menyimpan banyak sekali surga alami nan cantik dan berharga. Ia direngkuh oleh kekayaan alam berupa hutan, pegunungan, serta sumber-sumber air seperti situ, curug hingga waduk.

Tarian Umbul Masal yang akhir tahun lalu diadakan pemerintah daerah merupakan salah satu pentas budaya untuk memperkenalkan surga-surga di wilayah bermotto "Tandang (Tertib, Aman, Nyaman, Damai, Anggun)" ini. Tak heran, ketika menjejakkan kaki ke Sumedang, wisatawan akan bertemu dengan berbagai pilihan wisata alam berupa air terjun, waduk hingga hutan. Berikut merupakan tempat-tempat wisata alam yang membalut Sumedang dan menjadi favorit bagi kaum milenial.
Masih ingat dengan Tarian Umbul Kolosal yang diikuti oleh 5000 lebih penari? Lokasi terselenggaranya acara berada di sekitar Waduk Jatigede. Lokasi ini sempat viral karena usaha pemecahan Rekor Muri melalui Tarian Umbul kolosal. Ternyata Waduk Jatigede juga menyuguhkan tempat wisata yang begitu cantik bernama Puncak Damar.

Wana Wisata Puncak Damar dikelola oleh Perum Perhutani Sumedang bersama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Kerjasama tersebut diharapkan mampu menjadi langkah membangun kolaborasi yang baik dalam mengoptimalkan fungsi hutan dan wisata. Bagi wisatawan yang hendak menuju Puncak Damar, bisa diakses melalui jalan Desa Pakualam - Situraja atau melalui jalan Kawasan Hutan.

Puncak Damar merupakan wisata alam yang disukai para muda-mudi karena pemandangannya yang bagus dan memiliki spot-spot instagramable. Berbekal sebuah balkon yang terbuat dari kayu, para wisatawan bisa menikmati pemandangan Waduk Jatigede yang terbalut pegunungan.

Wisata alam ini terletak di Petak 24 RPH Ciboboko BKPH Cadasngampar, Desa Paku Alam, Kecamatan Darmaraja. Harga tiketnya pun relatih murah yakni sekitar Rp 4000 per orang. Apabila membawa kendaraan akan dikenai biaya parkir sebesar Rp 5000,- untuk mobil dan Rp 2000,- untuk motor.
Sumber gambar : Sumedang Tandang.com
Curug Cigorobog merupakan wisata alam yang terletak di Desa Citengah, Sumedang Selatan. Ciri khas dari curug ini adalah memiliki beberapa undakan atau turunan air. Menurut informasi dari Aplikasi Sumedang Smartcity, ia memiliki ketinggian kurang lebih 40 meter. Air yang tidak terlalu dalam yang mengembong didasar membuat curug ini cocok digunakan untuk wisata keluarga atau beramai-ramai. Harga tiketnya pun relatif terjangkau yakni Rp 5000,- per orang.

Lokasi menuju curug ini juga tak sulit dijangkau karena terindeks di google map dan bisa menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat. Dari jalan raya menuju ke lokasi, wisatawan harus menempuh sejauh 500 meter melalui jalan kecil.

Curug Cigorobog menawarkan pemandangan air terjun yang disetiap sisinya terbalut pepohonan rindang nan teduh. Tak heran, air yang mengalir dari curug ini memiliki sensasi sejuk dan dingin layaknya mata air dari pegunungan pada umumnya.
Sumber gambar : Superadventure.co.id
Curug Ciputrawangi merupakan destinasi wisata alam yang terletak di Desa Narimbang, Kecamatan Conggeang, Sumedang. Tak seperti curug Cigorobog yang berlokasi tak jauh dari jalan raya, Curug Ciputrawangi justru berada di kawasan hutan wisata Gunung Tampomas. Ada hal unik yang mungkin bisa dijumpai wisatawan ketika menjejak ke wana wisata tersebut. Menurut warga setempat, tak jarang wisatawan bertemu dengan Macan Kumbang yang turun untuk mencari sumber air.

Jika ingin berwisata ke Curug Ciputrawangi, ada baiknya tak melakukan perjalanan sendirian, namun beramai-ramai dan mengajak guide yang paham seluk beluk lokasi. Sebab, pada jam-jam tertentu hewan liar biasanya turun untuk minum, termasuk 4 macam kumbang yang sering terlihat oleh warga. Meski tak pernah tercatat ada riwayat penyerangan Macan Kumbang atau hewan liar terhadap manusia, namun kehati-hatian wisatawan tetap harus diutamakan.

Wisata Curug Ciptrawangi juga cocok bagi wisatawan yang menyukai petualangan layaknya mendaki. Dengan suasana khas hutan dengan tanah yang masih asri, sangat disarankan tidak datang ketika musim hujan. Dikhawatirkan wisatawan bisa tergelincir karena jalnnya yang licin.
Sumber gambar : Sumedangtandang.com
Curug Cipongkor merupakan destinasi wisata alam yang terletak di desa Ciherang, Sumedang. Curug ini biasa disebut Curug Tunggal oleh masyarakat karena berwujuds satu air terjun yang muncul diantara tebing. Untuk bisa sampai ke lokasi, wisatawan tak bisa menggunakan kendaraan bermotor karena jalan yang ada berbentuk seperti pematang sawah. Wajar, lokasinya juga dekat dengan areal persawahan yang terlihat indah karena bertumpuk.

Curug ini menyajikan pemadangan khas persawahan ala desa dengan air terjun sebagai sumber air. Bagi wisatawan yang menyukai suasana alami pedesaan tetapi menginginkan pernak-pernik alam bebas, destinasi ini sangat cocok untuk dipilih sebagai sarana liburan bersama keluarga atau sahabat.
Sumber gambar : Pesonatravel.id
Curug Buhud merupakan destinasi wisata alam yang terletak di desa Sukatani, Kecamatan Tanjung Medar, Sumedang. Wisata alam ini biasa disebut sebagai Niagara mini oleh masyarakat setempat karena memiliki bentuk yang melebar. Diperkirakan lebarnya mencapai 30 meter dengan ketinggian 6 meter. Ketika musim hujan tiba dan volume air cukup banyak, air yang terjun dari Curug Buhud terlihat lebih berisi dan indah.

Meski air yang jatuh tak berwarna cerah layaknya air terjun Niagara, namun wana wisata ini tetap memiliki eksotime tersendiri dengan aliran air coklat khas pegunungan. Wisata alam Curug Buhud sangat cocok dipilih oleh wisatawan yang hendak datang bersama keluarga atau sahabat.

Lokasinya juga cukup mudah untuk dijangkau karena terindeks oleh google maps. Ada baiknya ketika traveling ke lokasi, wisatawan bisa lebih hati-hati karena lingkungannya yang berbatu dan licin, apalagi ketika musim penghujan.
Sumber gambar : Sumedangtandang.com
Sumedang, selain menawarkan destinasi wisata alam berupa curug, ini juga memiliki wisata alam untuk kegiatan arung jeram. Salah satunya wisata Arung Jeram Wado yang terletak di Desa Cikareo Utara. Tak seperti wisata arung jeram pada umumnya, Arung Jeram Wado menawarkan perjalanan menantang adrenalin pada jarak tempuh yang tak terlalu jauh. Waktu yang dibutuhkan untuk masa arung air adalah sekitar 1,5 jam.

Adanya jarak tempuh yang pendek sekitar 5 kilometer dan medan yang tak terlalu berbatu, membuat destinasi ini cocok bagi pemula. Berbekal perahu karet, alat keselamatan dan dayung, wisatawan bisa menikmati tantangan sederhana bersama keluarga. Wisata arung jeram Wado memanfaatkan aliran Sungai Cimanuk yang bermuara di Waduk Jatigede. Ketika sudah sampai ke muara, tentunya para wisatawan akan disuguhkan pemandangan sekitar waduk yang begitu apik.
Sumber gambar : GPSWisataindonesia.info
Bagaimana jika wisata sejarah dan wisata alam berkolaborasi? Tentunya itu bakal menjadi sesuatu yang menarik. Wisata Gunung Kunci yang ada di Kelurahan Panjunon, Kelurahan Kutakulon, Sumedang Selatan ini memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Ada sebuah benteng yang dibuat oleh Belanda sekitar tahun 1914-1917 yang digunakan sebagai bangunan pertahanan dan penjara.

Hal menarik yang ditawarkan dari wisata ini adalah pemandangan alam disekitar benteng yang menakjubkan karena dibangun di kawasan Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan Gunung Palasari. Tak hanya itu saja, para wisatawan juga akan diajak untuk mengenal sisi historis bangunan Belanda tersebut melalui peninggalan-peninggalan yang ada seperti goa, bunker, meriam, dan senapan mesin.

Wisata Alam Gunung Kunci cocok sebagai destinasi edukasi sejarah hingga refreshing bersama keluarga maupun sahabat. Banyak spot-spot menarik yang tentunya instagramable untuk diabadikan dalam balutan mata kamera.
Sumber gambar : Jabar Ekspres
Pada akhir tahun 2013, Bukit Batu Dua Sumedang pernah dijadikan lokasi untuk event Pra Piala dunia XC Paragliding tingkat internasional. Event tersebut sempat menarik perhatian banyak pihak karena diikuti oleh 63 atlet dari berbagai belahan dunia. Bukan hanya itu saja, tahun 2016 pun, Bukit Batu Dua Sumedang juga dijadikan spot penyelenggaraan PON ke 19 cabang olahraga Paralayang.

Bukan tanpa alasan lokasi tersebut terpilih sebagai bagian dari penyelenggaraan kedua ajang olahraga bergensi itu? Menurut informasi yang dicuplik dari GNFI, Batu Dua memiliki titik lepas landas yang ideal untuk olahraga Paralayang begitu pun dengan level ketinggiannya yakni sekira 930 MDPL yang ideal untuk melepaskan sayap parasut dalam olahraga tersebut. Tak hanya itu saja, adanya titik thermal ( uap panas bumi) membantu memberikan tekanan agar parasut bisa terbang lebih tinggi.

Mengulik dari sisi keindahan, Bukit Batu Dua Sumedang juga menawarkan panorama yang luar biasa cantik karena berada di sekitar Waduk Jatugede. Pengunjung juga bisa melakukan wisata budaya karena terdapat situs cagar budaya berupa Makan Prabu Tajimalela (Agung Resi Cakrabuana) yang diketahui merupakan salah satu Raja dari Kerajaan Sumedang Larang (721–1620).
Launching Aplikasi Smart Sumedang untuk memudahkan wisatawan mencari informasi (Sumber foto : Sumedang Tandang)
Melihat begitu besarnya potensi wisata yang dimiliki oleh Sumedang, pemerintah daerah kemudian mengambil inisiatif untuk mengembangkan pamornya melalui berbagai cara. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Sumedang termasuk penyumbang pendapatan yang cukup besar bagi daerah melalui aktivitas pariwisata.
Jika demikian, cukup logis rasanya jika pemerintah Sumedang membuat aplikasi "Smart Sumedang" sebagai referensi kekeinian bagi para wisatawan ketika berkunjung. Hadirnya aplikasi tersebut menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kesungguhan untuk menaikkan potensi wisata yang dimiliki. Termasuk melalui sajian Tari Umbul Kolosal yang sempat diadakan pada akhir desember 2019 lalu.
Aplikasi Smart Sumedang berisi informasi umum seperti tempat wisata, kuliner, hotel, belanja, transportasi, UMKM hingga lokasi pendidikan yang bisa diakses hanya berbekal sentuhan jari. Aplikasi Smart Sumedang merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah untuk mendukung Sumedang sebagai kabupaten yang adaptif terhadap tren dan teknologi terkini. Apalagi teknologi digital berbasis aplikasi tengah digandrungi kaum milenial untuk mengakses beragam informasi. Tentu saja, Sumedang tak ingin ketinggalan.

Ya, itulah Sumedang, kabupaten yang tak hanya berbicara mengenai kuliner tahunya saja. Lebih dari itu, ia direngkuh oleh surga-surga alam yang begitu cantik dan mempesona. Nah, satu kalimat apabila hendak membuat daftar wisata, jangan lupa bertandang ke Sumedang!

Referensi bacaan : 
  • https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/23/475/jumlah-kunjungan-wisatawan-ke-obyek-wisata-menurut.html
  • Sumedangtandang.com
  • Foto diambil dari Sri wahyuni, akun Sumedangtandang dan beberapa referensi diambil dari aplikasi Smart Sumedang.
  • https://eljabar.com/libatkan-5-400-penari-pemkab-sumedang-akan-laksanakan-festival-tari-umbul-2019/
  • https://www.tribunnews.com/regional/2019/12/31/tari-umbul-sumedang-ditentang-karena-erotis-tapi-akhirnya-jadi-potensi-pariwisata-menarik
  • https://ruber.id/tari-umbul-sejarah-awal-hingga-cerita-mistis-di-balik-pementasannya-di-waduk-jatigede/
  • https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=691
  • https://sumedangkab.go.id/berita/detail/tari-umbul-dari-tradisi-menjadi-kreasi
  • https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-sektor/pariwisata/item6051

20 komentar:

  1. Wah kak kece banget infografisnya. Informasinya lengkap. Sumedang cakep. Jadi ingin berkunjung ke sana.

    Yuk kak kita ke sumedang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kak, aku juga pengen bgt bisa menjejakkan diri ke Sumedang. Semoga bisa kesana. Aamiin..

      Hapus
  2. masih di provinsiku tapi belum pernah berkunjung ke destinasi wisata di temoat ini, kapan-kapan wajib dicoba niy kalau misalkan ke sana, pengen cobain arum jeramnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga pengen nyoba e Mba Mei, belum pernah aku wisata ke Jawa Barat. Aku berharap sih bisa diberi kesempatan kesana, semoga Mba Mei juga hehe

      Hapus
  3. dis etiap daerah apsti punya alam dan ekarifan lokal termasuk di sumedang ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Tira, dan aku penasaran sama wisata alam Sumedang :)

      Hapus
  4. Iyaaa....yang kepikiran kalau ngomongin Sumedang pasti tahu-nya. Eh ternyata wisata Sumedang juga menarik ya, apalagi sekarang bisa lebih update pakai aplikasi. Keren euy pemerintah Sumedang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mba, aku udah instal dan jadi gampang cari informasi seputar Sumedang :)

      Hapus
  5. Wah, Sumedang banyak destinasi wisatanya, keren. Seger kalau lihat air terjun gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga pengen banget main ke air terjunnya. Apalagi yg katanya ada macannya cari minum. Bikin penasaran hehe

      Hapus
  6. Selama ini, tiap dengar Kota Sumedang, Yang terlintas adalah Tahu Sumedang. Ternyata, Sumedang memiliki destinasi wisata Alan Yang keren-keren. Air terjunnya cantik-cantik, lihat Curug Buhud berasa lihat miniaturnya Niagara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget kak, makanya itu aku pengen banget bisa main ke Sumedang 🙂

      Hapus
  7. pendakian ke curug ciptrawangi berapa lama kalo dari parkiran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pastinya, bisa ditanyakan pada masyarakat setempat min. Ulasan ini hanya memberikan gambaran umum wisata Sumedang bagi masyarakat luar :)

      Hapus
  8. Sumedang mantap pokonya ❤❤❤❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mba Sri sudah mampir dan terima kasih sudah menjadi narasumber dalam tulisan :)

      Hapus
  9. idih, keren banget ya sumedang, moga-moga dapat tiket murah biar kesana sama kawan-kawan, cakep kak reviewnya

    BalasHapus
  10. Sumedang tempat wisatanya bagus-bagus ternyata, baru tahu Mbak Nurul. Aku jadi pengen main ke curug Ciputrawangi yg katanya ada macannya itu. Pengen lihat Hewan Macan hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dek, katanya sih gitu. Aku juga penasaran pengen berkunjung ke sana. Salah satunya ke Curug Ciputrawangi dan Buhud 😁

      Hapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam