Selasa, 29 Juli 2025

Mie Kenyol dan Cerita Masakan Rumah yang selalu Kurindukan

Mie konyol, salah satu kuliner kesukaan dari Pekalongan

Saat merantau bertahun-tahun ke kota orang, kerinduan akan kampung halaman sering kali berkaitan bukan hanya soal orang tetapi juga masakan.

Gak heran, tiap pulang kampung dan diberi kesempatan makan masakan rumah, anak rantau sering kali terharu. Suka memakan masakan rumah walau itu sajian sederhana.

Sebenarnya yang membuat masakan rumah terasa nikmat karena lidah kita telah berulang-ulang memakannya. Entah itu makanan sederhana atau makanan mewah buatan ibu.

Jujurly, ibuku bukanlah orang yang suka memasak. Sepertinya sejak kecil ia terbiasa makan di luar bersama simbah. Imannya, ketika menikah, ibuku gak bisa membuatkan makanan khusus. 

Hanya saja, karena kondisi ekonomi kami yang sulit. Kami selalu makan kudapan itu-itu saja. Misal nasi dan lodeh. Nah, ketika suatu hari ibu masak ayam goreng, makanan enak inilah yang terbaru di otak. Suka rasanya, sika kenangannya.

Aku pernah bertanya pada salah satu kawan ketika kuliah. Dia selalu ingin pulang ke rumah. Homesick istilah kerennya. 

Menurutnya, makan di luar tidak membuat bahagia. Soalnya, tiap pulkam, ibunya akan masak banyak variasi makanan dari A-Z.

Di tanah rantau, ia tak bisa menemukan makanan dengan rasa dan memori yang sama. Apalagi temanku bukan orang Jawa. Cita Rasa di lidah jelas berbeda, apalagi terhadap makanan Jogja yang cenderung manis.

Oh iya, di thumbnail awal, aku memberi gambar semangkok mie kenyol, makanan mie yang hanya bisa aku temukan di Kabupaten Pekalongan atau Kota Pekalongan (tapi terbatas).

Mie kenyol ini banyak dijual di pasar-pasar tradisional. Biasanya dijual dalam bentuk kering atau basah. Kalau kalian pernah lihat kerupuk mie berwarna kuning, nah, mie kenyol ini versi basahnya.

Bagi yang belum tahu, Mie kenyol terbuat dari tepung tapioka yang diproses khusus sehingga punya tekstur kenyal dengan ukuran agak besar. Kalau kalian cermati, dia sangat berbeda dengan mie terigu pada umumnya.

Mie kenyol ini pernah jadi makanan pengganjal perut ketika aku ikut pelajaran renang.

Hari itu, setelah renang, aku merasa lapar bukan main. Kemudian, aku sadar kalau bapakku memberikan aku nasi dengan lauk mie kenyol ini serta oseng-oseng tempe. Ukuran nasi bungkusnya memang kecil, tapi masih oke untuk perut anak kelas 4 SD.

Setelah dirasakan, beuhhhhh, nikmat bukan main. Tekstur kenyal dari mie, ditambah rasa manis asin si oseng, membuat rasanya nasi cukup sempurna. Sejak saat itu, aku selalu beli nasi mie kenyol untuk bekal.

Mie kenyol yang dijual simbah-simbah di pinggir jalan
Btw, karena aku suka mie kenyol. Beberapa kali ibuku memasaknya. Dan ya, aku suka masakan itu. Bagiku, sebuah sajian yang dibuat dengan kesungguhan, meski sederhana mampu membuatku tenggang sampai kapanpun.

Mungkin, jika suatu hari aku berada di negara lain pun, mie kenyol dan masakan rumahan lainnya tidak akan pernah bisa aku lupakan. Bagaimana denganmu, apakah kamu punya memori tentang masakan rumah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam