![]() |
Yuri hand soap untuk hidup lebih bersih dan ramah lingkungan |
Beberapa orang berpikir bahwa rezeki itu selalu berkaitan dengan uang. Padahal, bisa sehat, bahagia dan produktif adalah rezeki lain yang tidak pernah diperhitungkan. Kita akan tahu bahwa ketiganya begitu berharga ketika mengalami sakit hingga tak bisa berbuat apa-apa.
***
Pada sebuah pagi di tahun 2020 adalah momen ketika Covid-19 sedang ganas-ganasnya. Masih ingat rasanya ketika dinding-dinding hijau rumah sakit terasa ngeri dan mencekam. Tiap waktu, terdengar suara roda dari ranjang pasien berlalu-lalang.
Waktu itu, aku terkena asam lambung disertai batuk dan pilek. Demi memastikan aku tidak terpapar Covid-19, aku harus menjalani rawat inap di salah satu Rumah Sakit di Kota Pekalongan.
Di rumah sakit, aku hanya ditemani adik seorang. Itu pun cuma beberapa jam saja karena rumah sakit tidak memperbolehkan ada tamu menginap. Hal ini, demi menghindari penularan korona pada pengunjung.
Terbaring lama di ranjang, bosan minta ampun. Ingin rasanya pulang ke rumah. Ingin sekali makan masakan favorit. Ingin sekali jingkrak-jingkrak ke sana kemari sampai badan lelah, serta ingin kembali produktif, menulis ide-ide di depan layar laptop.
Enam hari dirawat, pihak rumah sakit mengatakan kalau sakit asam lambungku tidak parah. Batuk dan pilek yang kuderita juga bukan karena korona sehingga aku tak perlu melakukan karantina. Lega bukan main.
Sebelum pulang ke rumah, perawat memberiku imbauan untuk selalu memakai masker, menjaga pola hidup sehat dan bersih. Dia bilang kalau berbagai virus dan bakteri riskan menyerang badan bila imunitas melemah, terlebih di masa-masa pandemi. Yup, aku mengerti.
Masih di tahun 2020, sebulan pasca menjalani rawat inap, aku mendengar berita sahabat semasa SD meninggal karena positif korona. Ia menjadi salah satu korban dari virus ganas tersebut, setelah 7 hari berjuang di rumah sakit. Menurut ibunya, kemungkinan sahabatku tertular korona dari rumah sakit. Dia pernah periksa kista yang ada di rahimnya.
Aku menangis sesenggukan. Sahabatku adalah guru yang ceria, pintar dan produktif. Sebelum terkena kista dan korona, aku mengenalnya sebagai sosok ekstrovert. Dia selalu memposting di media sosial mengenai aktivitas mengajar murid-murid di kelas.
Cerita sakit asam lambung dan kepergian sahabat memberi pembelajaran berharga bagiku tentang rasa syukur. Syukur ketika Tuhan masih memberi sehat, bahagia dan kesempatan untuk produktif.
Sejak merasakan pahitnya rawat inap, aku selalu menjaga kebersihan diri dan rumah. Pun dengan keluarga. Biasanya, bapak meletakkan sabun cuci tangan dan air dalam galon di depan rumah. Dengan begitu, ketika anggota keluarga masuk rumah atau ada tamu datang, mereka bisa cuci tangan terlebih dahulu.
Kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun masih berlanjut sampai sekarang. Tiap selesai beraktivitas, misalnya bersih-bersih rumah, menyapu halaman, atau memegang anabul, kami selalu mencuci tangan demi menghindari risiko sakit karena bakteri.
By the way, siapa di sini yang juga memelihara anabul, entah kucing, anjing, kelinci atau hamster? Tahu gak sih, ternyata anabul juga berpotensi menularkan penyakit lho. Emang iya?
Ancaman Penyakit dari Memelihara Anabul (Anak Bulu)
Bagi sebagian besar orang, hewan peliharaan adalah keluarga. Gak heran, hewan peliharaan atau kita biasa menyebut ‘Anabul' itu, diperbolehkan dekat dengan pemiliknya. Mau tidur di kasur, leyeh-leyeh santuy di sofa hingga mendekat ke muka. Kadang, saking gemasnya, mencium kucing jadi kebiasaan.
![]() |
Risiko terkena zoonosis akibat kucing yang tak pernah dimandikan (dok.pri) |
Masalahnya, memelihara anabul juga memiliki tantangan tersendiri yakni sebagai media penularan penyakit. Jika anak bulumu tidak divaksin, jarang dimandikan dan suka dengan aktivitas luar ruangan, risiko terpapar penyakit zoonosis sangat tinggi.
Badan kucing adalah tempat nyaman bagi patogen atau mikroorganisme berbahaya, termasuk virus, bakteri, parasit, serta jamur. Berdasarkan informasi yang dibagikan oleh Hallosehat.com, ada beberapa penyakit yang bisa disebarkan oleh anabul, misalnya kucing. Penyakit itu antara lain,
Campylobacteriosis
Dalam saluran pencernaan kucing, terdapat bakteri bernama Campylobacter yang bersifat patogan. Jika kamu terkena bakteri Campylobacter akan menimbulkan gejala berupa demam, sakit perut, dan diare.
Gejala bisa timbul pada hari ke-2 sampai ke-5 setelah infeksi dan akan berlangsung 1 minggu. Mencuci tangan selepas membersihkan feses anabul menjadi suatu keharusan.
Cat scratch disease
Hayoooo, siapa yang pernah dicakar kucing pas lagi nguyel-uyel mereka? Ternyata kalau kena cakar kucing harus hati-hati guys! Tercakar kucing bisa terkena infeksi bernama Cat scratch disease.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae. Biasanya, kucing peliharaan yang terjangkit akibat tertular kucing lain ketika bertarung.
Cryptosporidiosis
Cryptosporidiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Cryptosporidium spp. Penyebaran penyakit dari kucing ke manusia ini terjadi melalui kontak dengan feses, meminum air yang terkontaminasi feses, atau saat menyentuh mulut setelah memegang kucing.
Gejala yang terlihat ketika kamu terinfeksi cryptosporidiosis yaitu diare berair yang disertai sakit perut, kram perut, mual, dan muntah. Gejala ini bisa berlangsung 1–2 minggu dan akan membaik dengan sendirinya.
Tungau Scabies
Sarcoptes scabiei adalah infeksi yang disebabkan oleh tungau. Tungau scabies bisa berpindah dari tubuh kucing ke tubuh manusia melalui sentuhan langsung pada kucing yang terinfeksi.
Dikatakan bahwa penyakit scabies kucing tidak menular ke manusia. Hal ini karena tungau pada kucing tidak mampu bertahan hidup atau berkembang biak pada tubuh manusia. Namun demikian, akibat si tungau, manusia bisa merasa gatal tidak tertahankan, iritasi dan ruam kemerahan, benjolan pada kulit, hingga kulit kering bersisik.
Toxoplasmosis
Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Manusia bisa terinfeksi melalui kontak dengan feses kucing yang terkontaminasi. Infeksi parasit ini dapat menimbulkan gejala mirip flu, seperti demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Toxoplasmosis sangat berisiko semasa kehamilan. Infeksi Toxoplasma pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi lahir mati. Maka dari itu, bagi para ibu yang sedang hamil, tidak diperbolehkan memegang kucing atau hewan berbulu lainnya, takut terkena Toxoplasma.
Penyakit Rabies
Apakah kalian pikir penyakit rabies hanya menyerang anjing? Oh tentu tidak kawan. Setiap hewan yang dekat dengan manusia rentan terkena rabies, termasuk kucing dan monyet. Rabies menrupakan penyakit yang disebabkan oleh lyssavirus, ia memengaruhi sistem saraf. Infeksi lyssaviru bisa menular dari kucing ke manusia melalui gigitan.
Gejala rabies pada manusia awalnya meliputi demam, sakit kepala, dan kesemutan di lokasi gigitan. Gejala awal ini umumnya akan berlangsung selama 2–10 hari. Jika tidak segera diobati, virus rabies dapat menginfeksi sistem saraf. Pada kondisi ini, penyakit rabies sudah tergolong fatal dan sering kali berujung pada kematian.
Ring worm atau Kurap
Kalian pernah terkena atau minimal membaca soal kurap? Penyakit kurap atau juga disebut ringworm disebabkan oleh infeksi beberapa jenis jamur yang hidup di tanah, kulit manusia, dan kulit hewan peliharaan, termasuk kucing.
Nah, jamur penyebab penyakit ini—kebanyakan menempel pada kucing—berasal dari spesies Microsporum canis dan Trichophyton mentagrophytes. Gejala utama kurap adalah munculnya benjolan kering dan bersisik dengan tepi kemerahan, rasanya gatal minta ampun.
***
Bagaimana? Sudah tahu kan kalau anabul, bisa menjadi media penularan penyakit atau biasa dikenal sebagai zoonosis. Melalui tulisan ini, aku juga mau berbagi pengalaman tertular jamur ring worm atau kurap yang disebabkan oleh kucing.
Pengalaman Terkena Ring Worm karena Kucing
Di rumah, keluargaku memelihara banyak kucing, jumlahnya ada 7 ekor. Rata-rata kucing yang kami pelihara merupakan kucing kampung sehingga mereka sering bepergian keluar rumah untuk main.
Ketika kembali ke rumah, jangan harap mereka datang dengan bulu kinclong. Kadang, setelah berkelahi dengan kucing lain, kucingku terlihat kotor, terluka dengan bulu rontok dimana-mana.
![]() |
Lima kucing yang ada di rumah sedang makan, sisanya bermain di luar rumah |
Aku sendiri memiliki dua kucing favorit. Namanya Chiki (berwarna oren) dan lele (kucing warna kelabu mujaer). Saat merasa jenuh, aku sering mengajak bermain mereka. Menggendong, mengusap-usap perut, bahkan mencium mereka saking gemasnya.
![]() |
Dua kucing favoritku, Lele dan Chiki (dokumentasi pribadi) |
Suatu hari, tangan dan kakiku muncul bentol dan ruam yang tak biasa. Awalnya aku kira cuma bentol karena digigit nyamuk. Bakal hilang dalam waktu 2 jam. Tapi semakin hari, ruamnya melebar kemana-mana dan membentuk lingkaran.
Bukan hanya itu saja, ruam tersebut terasa gatal disertai panas. Kuobati menggunakan bedak gatal, tidak kunjung membaik. Takut semakin parah, aku memutuskan untuk periksa ke puskesmas.
Dokter puskesmas mengatakan kalau aku terkena jamur ring worm. Kemudian, Bu dokter bertanya padaku soal memelihara kucing. Aku mengangguk. Menurut beliau, ring worm bisa ditularkan melalui lingkungan kotor serta lembab. Termasuk melalui hewan peliharaan seperti anjing atau kucing.
Dokter menyarankanku untuk mencuci tangan setelah beraktivitas dan memandikan kucing secara rutin untuk mengatasi jamur atau tungau. Setelah itu, beliau meresepkan obat anti jamur beserta salepnya.
![]() |
Ruam akibat ring worm yang mulai pulih setelah berobat 2 minggu |
Setelah kurang lebih dua minggu aku menjalani pengobatan menggunakan salep anti jamur dan obat dalam dari puskesmas, akhirnya ring worm di kulitku sudah mulai sembuh. Ruam-ruam yang awalnya membentuk cincin dan merah membara, akhirnya memudar dengan sendirinya.
Sebenarnya memelihara anak bulu semacam kucing, anjing, kelinci, hamster, dan cincila bukan masalah. Selagi pemiliknya menjaga kebersihan diri dan anabul. Jika menemukan anabul sakit, harus segera dibawa ke dokter hewan terdekat.
Mencuci tangan tiap selesai beraktivitas itu wajib, mengapa?
Pernah terkena asam lambung disertai flu dan batuk parah sampai masuk rumah sakit, kemudian, terinfeksi jamur ring worm hingga tersiksa gatal selama dua minggu membuatku banyak berbenah. Jangan sampai kejadian tersebut terulang lagi.
Menjaga kebersihan kucing (dengan memandikan mereka rutin), memberi vaksin ke VET, mengepel lantai bekas mereka bermain, hingga membersihkan tempat feses anabul menjadi aktivitasku dan keluarga setiap waktu.
Lebih dari itu, bagi para pemilik anabul, mencuci tangan dengan sabun anti kuman itu hal utama. Seperti apapun, kuman, virus dan bakteri tak bisa dilihat oleh mata. Tangan yang terlihat bersih, belum tentu benar-benar higienis sehingga harus dibasuh dengan sabun anti kuman.
![]() |
Mencuci tangan harus memahami step-step yang benar (dokumentasi pribadi) |
Nah, dalam mencuci tangan pun ternyata gak sembarangan lho kawan. Menurut informasi dari WHO yang dikutip dari website Dinas Kesehatan Sumatera Utara ada beberapa tahapan yakni,
- Basahi tangan: Basahi tangan dengan air bersih mengalir.
- Gunakan sabun: Tuangkan sabun secukupnya ke telapak tangan.
- Gosok telapak tangan: Gosok kedua telapak tangan hingga berbusa.
- Gosok punggung tangan: Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan kanan dan sebaliknya, dengan jari-jari yang saling terkait.
- Gosok sela-sela jari: Gosok sela-sela jari hingga bersih.
- Bersihkan ujung jari: Gosok ujung jari-jari tangan kanan dengan mengatupkan pada telapak tangan kiri, dan sebaliknya.
- Putar ibu jari: Gosok dan putar ibu jari kiri dengan tangan kanan, dan sebaliknya. (total waktu untuk semua tahapan cuci tangan 20-30 detik)
- Bersihkan pergelangan tangan: Gosok dan putar pergelangan tangan secara bergantian.
- Bilas dengan air: Bilas tangan dengan air bersih mengalir hingga semua sabun hilang.
- Keringkan tangan: Keringkan tangan dengan handuk bersih atau tisu.
![]() |
Step-step cuci tangan yang benar, gosok tangan selama 20-30 detik |
Mencuci tangan merupakan ikhtiar manusia untuk menjaga tubuh tetap sehat. Tidak perlu sabun mahal, kita hanya membutuhkan sabun pencuci tangan anti bakteri dan melakukan langkah mencuci tangan yang benar. Di rumah, aku menggunakan sabun cuci tangan dari Yuri Indonesia.
Pertanyaan selanjutnya, kapan saja kita perlu cuci tangan dengan benar?
- Sebelum makan dan menyiapkan makanan.
- Setelah menggunakan toilet.
- Setelah batuk, bersin, atau membuang ingus. Ini wajib cuci tangan sebab menularkan penyakit ke orang lain m3lalui sentuhan dan udara.
- Selepas menyentuh permukaan yang sering disentuh (gagang pintu, meja, kursi, jendela, lantai, gagang sapu, dll).
- Setelah merawat orang sakit atau menyentuh hewan (anjing, kucing, kelinci, monyet, ikan, ayam, dll)
Terlihat mudah dan sepele bukan? Kenyataannya tak semua orang bisa menerapkan cuci tangan dengan baik. Kalau boleh jujur, awalnya aku juga malas mencuci tangan tiap selesai bermain dengan anabul. Namun, selepas terkena ring worm, kapok rasanya harus berhadapan dengan si jamur gatal itu lagi.
Memilih Produk Ramah Lingkungan untuk Bumi Lebih Lestari
Beberapa waktu ini, aku mengikuti banyak webinar online yang bertema lingkungan. Bermacam topik dibahas mulai dari polusi udara, bahaya plastik, deforestasi, perubahan iklim, hewan zoonosis, hingga limbah cair yang memicu kerusakan tanah serta air.
Topik paling menarik menurutku tentang hewan zoonosis, deforestasi dan produk berkelanjutan. Masih ingat ketika narasumber berbagi cerita soal memilih produk ramah lingkungan.
Saat ini bumi telah mengalami perubahan begitu besar. Perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Demi membuat bumi tetap lestari, orang mulai selektif dalam beraktivitas maupun memilih produk.
Aku sendiri sudah melakukannya. Soal beraktivitas, aku mulai menerapkan gaya hidup berkelanjutan seperti membawa tumbler dari rumah, membawa kotak makan, membawa tas belanja ketika menjejak ke pasar atau super market. Pun ketika memilih produk, aku lebih suka produk refill yang mengandung bahan-bahan alami.
![]() |
Aku dan produk sabun cuci tangan dari Yuri beraroma strawberi |
Seperti sabun cuci tangan dari Yuri. Selain aman karena diformulasi dari bahan-bahan alami, produk tersebut juga paraben free. Mungkin paraben free inilah yang membuat kulitku tidak kering dan iritasi selama pemakaian.
Paraben sendiri merupakan zat kimia yang biasa digunakan sebagai pengawet serta anti mikroba dalam kosmetik, produk perawatan pribadi, hingga obat-obatan. Meski bersifat mencegah bakteri, jamur dan mikroba, namun zat ini dinilai memiliki efek samping.
Dinukil dari ewg-org, paraben bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan manusia (menyebabkan iritasi, mengganggu sistem reproduksi, menurunkan kesuburan dan menyebabkan kanker) tetapi juga merusak lingkungan.
Paraben yang terakumulasi di laut misalnya, bisa merusak karang. Kehidupan laut terancam. Begitu pula dengan paraben yang meracuni sungai. Jika jumlahnya over dari aktivitas rumah tangga, itu bisa merusak ekosistem. Bayangkan seandainya sungai tercemar paraben, ikan, udang, dan organisme air mati dengan mudah. Hal tersebut berpotensi mengganggu rantai makanan.
Di Indonesia, penggunaan paraben memang belum ada pelarangan, asal digunakan sesuai aturan BPOM, masih dianggap aman. Hanya saja, penggunaannya pada berbagai macam produk sangat berisiko membahayakan bila terakumulasi, terlebih bagi tanah, sungai dan laut.
![]() |
Produk sabun cuci tangan dari Yuri sudah paraben free |
Dampak buruk inilah yang membuatku cukup selektif memilih produk kebersihan dan kecantikan. Saat menemukan produk mencantumkan informasi "Paraben Free", artinya itu aman bagi tubuh serta ramah lingkungan. Alasan tersebut yang membuatku memilih sabun cuci tangan dari Yuri Indonesia.
Keluargaku sudah memakai sabun cuci tangan dari Yuri sejak lama. Apalagi selama masa pandemi beberapa waktu lalu. Aroma paling aku dan keluargaku suka adalah strawberi. Selain segar, varian ini mudah dicari di minimarket terdekat, ada kemasan refill-nya pula.
Jujurly, soal beli-beli produk kebersihan, aku memilih produk refill karena bisa dimasukkan ke wadah-wadah plastik tak terpakai. Daripada wadah dibuang begitu saja hingga mencemari lingkungan, mending dimanfaatkan lagi. Apakah kalian begitu juga, suka memanfaatkan wadah-wadah nganggur?
***
Nah teman-teman, itu dia sharing ceritaku, dari pengalaman rawat inap saat pandemi, pengalaman terkena jamur ring worm, berbagi tips mencuci tangan hingga memilih produk sabun cuci tangan berkualitas yang ramah lingkungan.
![]() |
Trio kucing bernama Lele, Oreo dan Chiki yang selalu bersama |
Sekali lagi, memelihara anabul itu oke-oke saja, asal kita sebagai pemilik selalu menjaga kebersihan diri dan kesehatan mereka. Dengan begitu, hewan-hewan gemas itu tak akan menjadi zoonosis---menularkan penyakit ke manusia.
Yuk membumikan hidup bersih dan sehat, mulai dari rumah dengan memilih produk berkualitas yang ramah lingkungan. Salam Lestari.
Daftar Referensi
- https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/penyakit-dari-kucing-ke-manusia/
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/zoonoses
- https://dinkes.sumutprov.go.id/artikel/7-langkah-cara-mencuci-tangan-yang-benar-menurut-who
- https://www.ewg.org/what-are-parabens
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam