Kamis, 01 Juni 2023

Praktik Baik Menghargai Bumi dengan Berhemat Penggunaan Listrik

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga uap (Sumber gambar : Pixabay/Stevepb)
Manusia membutuhkan energi listrik untuk menghidupkan perangkat-perangkat elektronik yang mereka miliki seperti ponsel, alat memasak, hingga perangkat hiburan. Namun tahukah kamu bahwa penggunaan yang berlebihan bisa membuat boros dan tak menghargai bumi. Lho kok bisa?

*** 

Sejak revolusi Industri, listrik menjadi sumber energi penting untuk menggerakkan perangkat-perangkat industri. Keberadaan listrik membuat mudah kinerja mesin-mesin.  

Hingga saat ini, peranan listrik selalu dibutuhkan, apalagi masyarakat sudah memasuki era teknologi yang tak bisa lepas dari energi listrik. Katakanlah untuk memasak saja, sudah lebih banyak orang menggunakan perangkat seperti magiccom, blender, mixer hingga dispenser untuk memanaskan/mendinginkan air. 

Permasalahannya, kemudahan penggunaan listrik ternyata berbanding terbalik dengan isu lingkungan hidup yang disebabkan oleh produksi energi listrik. Hah, kok bisa? 

Yup, di Indonesia, sumber energi listrik Indonesia berasal dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Secara sederhana, untuk membuat uap mampu menghasilkan listrik, kita membutuhkan bantuan energi fosil untuk pembakaran yakni batu bara. 

Beberapa sumber menuliskan bahwa saat ini ada 52 PLTU di Indonesia yang sangat bergantung pada batu bara yang dikenal sebagai penghasil emisi yang cukup besar dan menimbulkan global warming. 

Tak heran, isu perubahan iklim menjadi krusial akhir-akhir ini dan menjadi penyebab banyak pihak mulai berpikir bagaimana cara mengurangi emisi dari sektor energi, salah satunya karena munculnya Paris Agreement yang menghendaki kenaikan suhu bumi 1,5 derajat Celsius.
Perubahan suhu udara dari tahun ke tahun (Sumber : Walhi)
Banyaknya bencana efek perubahan iklim seperti gelombang panas, banjir bandang, kekeringan, rob, kebakaran hutan, dan longsor membuat tiap orang mulai aware kepada bumi. Ya, itu karena bumi tidak sedang tidak baik-baik saja. 

Beberapa waktu lalu, India dan beberapa kota di sekitarnya merasakan sendiri efek gelombang panas yang mencapai angka 50 derajat Celcius. Gelombang panas tersebut telah merenggut nyawa sekitar 13 orang berdasarkan berita yang ada. 

Di Indonesia, kalau kita perhatikan, Rata-rata suhu udara mencapai angka 30-34 derajat celcius. Kontan, cuaca panas bisa dirakan di hampir wilayah, termasuk di Kota Pekalongan yang suhunya berada di angka 32 derajat. 

Bagaimana Solusi mengurangi Emisi dari Sektor Energi? 


Melihat besarnya dampak perubahan iklim membuat masyarakat global mulai mencari cara agar emosi bisa diturunkan yakni melalui upaya Net Zero Emission tahun 2030 atau 2060. Nantinya, tiap negara di haruskan untuk membuat kebijakan agar GRK bisa diminamilisir. 

Di Indonesia, pemerintah tengah berupaya membuat berbagai kebijakan berkenaan dengan transisi energi. Sebab, tak bisa dipungkiri bahwa emisi GRK dominan berasal dari sektor energi dan transportasi. Nah, apa saja kebijakan-kebijakan yang tengah diupayakan? 

Transisi Energi Fosil ke Energi Terbarukan

Indonesia memiliki potensi EBT yang begitu besar mulai dari geotermal (panas bumi), angin, hingga panas matahari. Tak heran, demi memanfaatkan sumber daya tersebut, beberapa perusahaan energi telah memanfaatkan penggunaan panel surya.
Ilustrasi penggunaan panel surya (Sumber gambar : Pixabay/MariaGodfrida)
Tujuannya supaya tidak bergantung pada penggunaan PLTU yang saat ini masih dominan dimanfaatkan sebagai penghasil energi bagi rumah dan industri. Namun demikian, panel surya memang belum bisa diterapkan secara menyeluruh karena keterjangkauan harga. 

Transisi kendaraan listrik

Pernahkah kamu melihat mobil listrik di jalanan? Jika pernah, berarti kita sama. Tosss! Mobil atau motor listrik saat ini tengah digencarkan penggunaannya oleh pemerintah sebagai upaya mengurangi emisi melalui transportasi.
Ilustrasi mobil listrik untuk kendaraan ramah lingkungan (Sumber : Pixabay/mmurpy)
Bahkan, untuk tiap pembelian kendaraan listrik, pemerintah memberikan subsidi supaya harganya bisa lebih terjangkau. Oh iya, dalam event KTT ASEAN dan G20, mobil listrik juga dipakai untuk kendaraan tiap delegasi. 

Optimalisasi Transportasi Publik

Upaya lainnya sebagai cara agar emisi udara bisa ditekan yakni dengan Mengoptimalisasi penggunaan kendaraan publik seperti bus hingga KRL di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Yogyarta dan Semarang. 

Tujuannya supaya penggunaan mobil pribadi berbahan bakar energi fosil bisa ditekan sehingga emisi Gas Rumah Kaca juga bisa ditekan. 

Memang, untuk transportasi publik saat ini sudah cukup optimal dimanfaatkan. Bahkan, kita bisa melihat berjubelnya orang memilih naik KRL karena dirasa lebih murah dan cepat. 

Itu dia beberapa upaya yang tengah digaungkan supaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca bisa dioptimalkan. Lalu, apa yang bisa kita lakukan nih sebagai masyarakat awam agar bisa mendukung upaya pencegahan perubahan iklim.

Apa yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat biasa? 


Untuk menekan emisi dan mencegah perubahan iklim, tentu bukan hanya digantungkan pada satu pihak saja. Tentu, itu membutuhkan dukungan luar biasa agar Net Zero Emission bisa tercapai sesuai waktu yang diharapkan. 

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim? 

Ada banyak kegiatan-kegiatan sederhana yang bisa kita lakukan di rumah untuk mendukung bumi agar tetap lestari, yakni dengan berhemat menggunakan listrik. 

Beberapa waktu ini, aku benar-benar aware dengan penggunaan listrik di rumah. Salah satunya dengan mencopot setiap kabel yang terhubung ke stop kontak namun tak aku gunakan. 

Tahukah kamu? Bahwa ketika kita mencolokkan kabel ke stop kontak dan ternyata itu tidak digunakan. Maka listrik yang mengalir itu akan mubazir karena hanya berputar di kabel-kabel yang terpasang. 

Selain kebiasaan untuk mencabut kabel yang tidak dipakai, masih ada aktivitas lain yang mudah. Kamu bisa ikutan campain-nya di Team Up For Impact ya temans. 
Yuk pilih challengemu sekarang
Ada tiga aktivitas yang sudah aku pilih dan aku jalankan selama sebulan belakangan yakni 

Mencabut kabel yang tak terpakai

Berhemat penggunaan listrik dengan mencabut kabel yang tidak tersambung sudah seribu lakukan. Aku pikir, itu bukan hanya membantu efisiensi penggunaan energi tapi juga menjaga charger atau kabel agar lebih awet.
Salah satu aktivitas sederhana untuk hemat energi
Biasanya, setiap pagi atau menjelang tidur, aku atau keluarga akan mengecek kabel mana yang tak lagi difungsikan. Bila keluapaan, kami akan mengingatkan satu sama lain. 

Jalan-jalan lokal menggunakan sepeda

Menggunakan sepeda atau berjalan kaki saat keluar rumah? Why not! Kebiasaan ini sudah aku jalani sejak kecil. Tiap berangkat ke sekolah aku biasanya mengendarai sepeda atau berjalan kaki. Ternyata, itu jadi kebiasaan hingga saat ini. 

Aku biasanya hanya naik motor ketika melakukan perjalanan jauh atau karena kepentingan mendesak. Nah, berkendara menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti ini salah satu cara agar aku bisa menghemat energi. Terutama energi fosil dari emisi motor yang kupakai. 

Tidak menonton televisi 

Hayoooo, di sini siapa yang sudah mulai jarang nonton televisi? Cungggg! Yup kita sama. Semenjak kuliah dan tak menemukan televisi di kos. Aku jadi terbiasa untuk tak menonton televisi. Meskipun di rumah ada, tetap saja jarang kunyalakan. Ini berhubungan dengan acara yang kurang menarik. 

Selain itu, menyalakan televisi tanpa menontonnya akan membuat listrik menjadi mubazir. Ya gimana ya, seperti adikku, dia sering menyalakan televisi tapi mata fokus ke ponsel. Ya berarti gak dilihat donk TV di didepannya. 

Maka darin itu, setelah kejadian itu, aku sering meminta adik atau anggota keluarga yang lain untuk mematikan TV bila memang tak ada acara bagus atau cuma sekadar iseng saja. Biar hemat energi listrik gitu loh. 

Semua aktivitas itu mungkin terlihat sepele. Tapi coba bayangkan jika ada 2-3 juta masyarakat Indonesia menerapkannya dalam keseharian. Tentu, dampaknya bisa terlihat dengan jelas.
Beberapa aktivitas yang bisa kita pilih
Kawan, bagi kamu yang memiliki concern mengenai perubahan iklim dan juga lingkungan. Kamu bisa juga lho ikuti challenge dengan mengeklik TeamUpForImpact atau kompetisi #BersamaBergerakBerdaya dalam bentuk tulisan maupun reels.

Yuk mulai aware tentang lingkungan di sekitarmu melalui konten-konten yang kamu buat. Karena semuanya bisa lebih berdaya bila kita bergerak bersama-sama.

43 komentar:

  1. kebetulan banget nih pak suami lagi pengen ganti pakai kendaraan listrik katanya sih lebih hemat dan bisa membantu menyukseskan program pemerintah untuk menghemat daya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, setahuku kalau kendaraan listrik juga disubsidi sih mbak. Jadi bisa lebih murah. Lumayan kan ya bisa mengurangi emisi.

      Hapus
  2. Aseeek! Ternyata aku sudah melakukan tiga tips di atas. Jalan kaki, mencabut charger yg gak kepake, & gak nonton tv. 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sipppplah mbak. Sederhana tapi yang penting bermanfaat. Btw, udah gak nonton TV karena acaranya udah gak jelas mbak wkwkwk

      Hapus
  3. Akuuu sejak tv rusak gak beli lagi haha.. Lagian sekarang semuanya udah ada dalam satu genggaman ya mbak yaitu HP hehe. Aku kalau kendaraan listrik buat pribadi kurang begitu setuju sebenarnya, lbh ke ngarep.pemerintah optimalisasi kendaraan umum dulu, trus kendaraan bus, angkot dll diganti listrik. Nah kalau kendaraan pribadi sebaiknya pembeliannya dibatasin gtu.
    Pokoknya dipersulit punya lah. Tapi syaangnya di negeri ini enggak eh malah disubsidi hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kalau ngelihat di Jakarta pemakaian KRL sampai bejibun kayak gitu jadi terpikir kudu gimana gitu dengan transportasi publik di sana. Peminatnya sepertinya banyak sampai sesak gitu. Kalau kendaraan listrik mgkn blm disukai karena aspek fasilitas sih mbak.

      Hapus
  4. Wah saya masih b cabut charger dr colokan nih. Ternyata itu berpengaruh ya sama pengehematan listrik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, soalnya itu kalau kata orang yang tahu kelistrikan bakal konsumsi daya terus kak. Dan bisa boros juga ntar

      Hapus
  5. Solusi sederhana yang dapat dilakukan untuk memperkecil perubahan iklim adalah dengan mengurangi aktivas-aktivitas yang menjadi pemicunya seperti menghemat penggunaan energi di rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Betul banget. Sebenarnya banyak kok aktivitas yang bisa dipilih untuk memperkecil emosi dimulai dari rumah :)

      Hapus
  6. Kalau bersama-sama menerapkannya, maka memungkinkan perubahan iklim ini dapat diatasi ya kak. Apalagi untuk ketersediaan energi nih, memang lebih baik pakai energi terbarukan ya dan minimalisir energi fosil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. Saat ini penyediaan energi terbarukan sangat penting mengingat emisi dari BBM luar biasa besar.

      Hapus
  7. Tidak bisa dipungkiri ya, Mbak, kalau kita sudah tergantung dengan peralatan listrik. Karena memang membuat aktivita kita semakin cepat. Namun termasuk ada dampaknya juga. Makanya saya melakukan aktivitas sederhana yang ikut membantu melindungi bumi. Misalnya, saya sekarang lebih suka naik busway. membawa botol minum, dan mematikan lampu bila tidak terpakai, juga pakai lampu LED yang lebih hemat energi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Pak. Sekarang udah mulai aware dengan pemilihan produk2 yang lebih hemat energi

      Hapus
  8. Hemat listrik juga bikin lebih hemat uang ya, tagihan jadi lebih ringan. Aku pun suka mengingatkan soal charger di rumah, biasa orang rumah suka membiarkan charger tertancap di colokan meski sudah tidak dipakai. Sering diingetin tapi masih sering lupa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Kalau kitanya hemat energi juga bisa saving uang karena tagihan listrik gak terlalu membengkak

      Hapus
  9. Menerapkan dalam keseharian memang jadi tantangan pastinya. Namun bukan hal yang mustahil, terlebih dilakukannya pada tiap² orang, sehingga bukan hal yang mustahil kita bisa berkontribusi menghemat energi dan pastinya jadi ramah lingkungan juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget kak. Sesederhana apapun aktivitas ramah lingkungan yang kita lakukan, pasti bermanfaat bagi bumi

      Hapus
  10. Sempet ngobrol sama istri untuk memakai panel surya. Ternyata memang keuntungannya banyak banget, selain mengurangi penggunaan listrik dari pasokan pemerintah, panel surya menggunakan tenaga dari sinar matahari sehingga watt yang dihasilkan lebih melimpah, tapi memang modal yang dibutuhkan untuk instalasinya lebih besar dibandingkan PLN, harus siap-siap dulu cuannya nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha betul banget Bang. Katanya lebih ramah lingkungan kalau pakai panel, tapi ya itu, biayanya juga gak sedikit. Apalagi panel surya juga belum massal dikembangkan

      Hapus
  11. Masih sering lupa lepas kabel dari stop kontaknya, huhu... oh ya, di sini angkutan umum juga sudah mulai berganti menggunakan tenaga listrik, lho. Jadinya, lumayan mengurangi polusi udara juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, beneran mbak? April Hati tinggal dimanakah?

      Hapus
  12. Saya udah nggak pernah nonton televisi, tapi beralih ke platform You Tube. Sama aja nggak ya emisinya, apa justru lebih besar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih ke penggunaan listrik sih mbak kalau televisi. Kan gede banget wattnya. Beda kalau youtube kan biasanya pakai hape yak

      Hapus
  13. Sederhana nyabutin stop kontak ini udah aku mulai juga huhu.. sebelum kenal EBS aku bodo amat gitu, tapi setelah tahu bahwa tindakan kita sekecil ini pun jg ada dampaknya buat bumi, apalagi kalo dilakukan bareng2 ya kan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sekarang jadi lebih aware ya kak. Apa-apa dicabut biar lebih hemat energi juga

      Hapus
    2. Betul mbak. Kalau lagi keluar kota gitu juga sebaiknya dispenser dimatiin. Kayaknya dispenser kan selalu on dan sering lupa dimatikan saat kita keluar kota dalam jangka waktu lama.

      Hapus
    3. Nah itu mbak. Takut juga gak sih kalau gak dicabut, semisal ada konsleting gitu mbak?

      Hapus
  14. penggunaan kendaraan tenaga listrik emang dianggap jadi solusi ya tapi kalau masih bahan bakar fosil listriknya tetep sih jadi pertimbangan. Mending mulai dari rumah sendiri dengan berhemat listrik dan air

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bang bener. Kecuali kita udah punya sumber daya penghasil listrik dari panas bumi, misalnya. Bukan lagi dari PLTU. Skrng satu2nya cara ya berhemat

      Hapus
  15. Keren banget upayanya utk menjaga bumi tetap lestari ya kak. Iya nih air di bumi kyk makin menipis. Terutama air bersih ya. Jgn sampe ntr kita ga bs dpt listrik dr PLTA lg deh.

    Aku jg lg seneng pake sepeda kayuh kl perjalanan area dekat. Plus udh ga nonton tv lg. Udh streaming smua di hp.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara-cara sederhana tapi paling enggak bermakna dan kita lakukan terus menerus ya Bang

      Hapus
  16. Jadi tersentil nih karena aku kadang suka lupa mencabut charger di colokan. Penuh lagi. Jadi boros listrik. Padahal hal sederhana seperti itu bisa bantu selamatkan bumi dari perubahan iklim ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. Bisa bikin ngurangin tagihan listrik juga sih hehe

      Hapus
  17. Aku juga ikutan challange ini di Team Up For Impact, meski yang dilakukan masih kecil-kecilan sih. Tapi pas tau banyak juga yang nerapinnya, Insya Allah akan berdampak baik untuk Bumi ya kak.

    BalasHapus
  18. Pemerintah sedang mengusahakannya juga
    Kalau enggak bakalan banyak dunia yang belum sempta foto sama kuenya

    BalasHapus
  19. Konsisten melakukan challenge dari Team Up For Impact ini berdampak bagus untuk diri sendiri agar senantiasa menjaga lingkungan dengan aktivitas kita sehari-hari yang ramah terhadap lingkungan.

    Harapannya, semoga jika Indonesia dan dunia telah beralih ke energi terbarukan untuk moda transportasi, dari mulai hulu ke hilir juga produksi listriknya bisa menggunakan bahan non-fossil yang tentunya lebih bermanfaat untuk kebaikan kita semua.

    BalasHapus
  20. wah thanks ya mba sudah diingatkan utk hemat listrik dgn gak nyolokin charger semalaman krn gak bagus juga tuh buat gadget kita, plus aksi sederhana gini tuh bs bantu menyelamatkan bumi kita tercinta ya

    BalasHapus
  21. Hemat listrik kalau dilakukan dengan konsisten bukan hanya berdampak pada lingkungan nih, gapi bisa juga berdampak pada keuangan keluarga. Kalau penggunaan listrik hemat dan seperlunya pastinya selain kontribusi pada menjaga lingkungan, juga menambah saving keluarga

    BalasHapus
  22. Energi terbarukan ini memang perlu banget dikembangkan apalagi yang memanfaatkan energi dari alam sehingga tidak meminimalisir jejak karbon yang dihasilkan.

    BalasHapus
  23. Di kota saya ada PLTU-nya. Tapi kami sekeluarga juga sebisa mungkin menghemat listrik. Paling getol, seperti biasa, pastilah ibunya. Saya selalu menyisir lampu dan colokan-colokan. Seperti kata Kak Nara, demi kelestarian bumi.

    BalasHapus
  24. Siap kk nara, memang harus mulai dari diri sendiri masalah menghemat energi.

    BalasHapus
  25. Aku udah lama gak nonton tv. Bisa kadi ini salah satu cara buat menghemat energi. Emamg semua dimulai dari diri sendiri sih

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam