Jumat, 14 Desember 2018

Ekonomi Digital: Tinggal Scroll, Klik dan Bayar, Apapun Bisa Dilakukan Sendirian.

Selamat datang di era digital, sebuah era dimana kemajuan teknologi menjadi peranan kunci dalam perubahan di segala bidang. Sebuah era dimana manusia bisa melampaui batas keinginan hanya bermodalkan gadget dan internet.  Sungguh, sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan 10 tahun yang lalu.

Era digital di Indonesia mulai bangkit dan berkembang semenjak muncul perusahaan-perusahaan unicorn berbasis daring. Nah bersamaan dengan  itu, pemerintah mengeluarkan berbagai paket kebijakan demi mendukung persaingan antar perusahaan tersebut di dunia digital.

Tentu, dukungan pemerintah juga berhubungan dengan pelaksanaan Revolusi Industri 4.0 di segala bidang. Well, Generasi milenial, pastinya sudah tahu bukan mengenai revolusi 4.0 ini?
Jika dilihat melalui gambar perkembangan revolusi industri di atas, posisi saat ini, kita berada pada urutan keempat dimana otomasi industri menggunakan pengendalian sistem komputer yang lebih baik.

Dalam penyelenggaraan revolusi industri 4.0, pemanfaatan teknologi digital di berbagai bidang sangatlah penting, termasuk di bidang ekonomi. Adanya fusi antara teknologi digital dengan aktivitas ekonomi ini kemudian memunculkan inovasi baru dalam bertransaksi, berbisnis, bertukar informasi, bahkan berinteraksi melalui dunia maya. Nah, aktivitas-aktivitas inilah yang kita kenal sebagai bagian dari ekonomi digital.
Ekonomi digital bisa terealisasi dengan sempurna apabila tersedia sarana prasarana pendukung seperti infrastruktur teknologi (komputer, smartphone, jaringan internet, listrik), e-commerce, dan regulasi (aturan serta kebijakan) dari pemerintah yang mendukung. 

Apakah saat ini pemerintah telah mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia? Tentu saja. Melihat diluncurkannya paket kebijakan 14 berupa Roadmap e-commerce, mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia mendukung penuh kegiatan ekonomi berbasis teknologi digital.

Bank Indonesia sebagai pengatur utama kebijakan finansial bahkan telah membuat regulasi berupa Peraturan Bank Indonesia No 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran. Tujuannya jelas, Bank Indonesia berniat untuk meningkatkan keamanan, melindungi konsumen dan mengawasi pelaksaan aktivitas berkaitan dengan ekonomi digital.
Baiklah, berbicara mengenai infrastruktur teknologi dan e-commerce, saya akan sedikit membandingkan kondisi saat saya masih SMP dengan saat ini. Saya masih ingat 10 tahun yang lalu dimana konektivitas berupa internet masih sulit didapatkan. Jika pun ada, harganya mahal dan tak bisa dijangkau oleh masyarakat biasa. Tak hanya itu, kualitas dari jaringannya pun dipertanyakan ketangguhannya.

Waktu itu, keberadaan warung internet (Warnet) menjadi surga tersendiri bagi para pelajar seperti saya. Ketika mencari informasi untuk kebutuhan sekolah misalnya, saya harus rela berjalan kaki jauh untuk mencari warnet. Kebetulan lokasi rumah saya berada di wilayah yang cukup terpencil sehingga jarak rumah ke warnet tidak dekat.

Tapi sekarang semuanya berbeda. Hanya bermodalkan uang Rp 5000,00 pun, internet sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan. Setiap orang tak perlu bersusah payah mencari warnet untuk bisa mengakses informasi yang dibutuhkan. Hanya bermodalkan smartphone dan kuota, semua informasi bisa dicari bahkan sambil tidur di atas sofa. Bukan itu saja, kualitas jaringan internet pun mulai diperbarui sedikit demi sedikit.
Pernahkah kamu mendengar nama Nadiem Makarim? Sebagai generasi milenial harusnya kamu tak asing dengan nama itu. Ya, Nadiem merupakan founder dari aplikasi ojek online bernama Gojek. Jika kita pernah menggunakan aplikasi yang ia ciptakan, maka sebagai masyarakat, kita telah merasakan manfaat langsung dari ekonomi digital. Tentu saja, berkembangnya Gojek tak lepas dari aktivitas ekonomi berbasis teknologi.

Kita bisa melakukan observasi sederhana di jalanan. Berapa banyak penumpang yang menggunakan helm berwarna hijau bertuliskan Gojek. Ternyata cukup banyak bukan? Bahkan, hampir disetiap sudut tempat, saya bisa menemukan pangkalan mereka dengan mudah. Itu artinya apa? Secara langsung masyarakat telah menikmati kemudahan transaksi On Demand Service. Hanya bermodalkan scroll dan klik di aplikasi smartphone.

Ini baru satu aplikasi On demand service. Masih banyak aplikasi lainnya yang mampu memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi atau memperoleh informasi produk. Misalnya aplikasi jual beli online berbasis marketplace atau produk Financial technology (Fintech) yang memudahkan masyarakat terkait pembayaran non tunai.
Indonesia memiliki bonus demografi yang begitu besar. Berdasarkan informasi dari katadata.co.id, dengan populasi sekitar 254 juta jiwa. Terdapat sekitar 133 juta pengguna internet aktif. Ada sekitar 8,6 juta orang yang menggunakan internet tersebut untuk transaksi digital. 

Memang jumlah pengguna yang telah memanfaatkan transaksi digital masih jauh dari jumlah total pengguna internet. Namun demikian, segenap pihak terus berupaya agar ekonomi digital bisa dimanfaatkan masyarakat secara utuh. Bahkan beberapa pihak telah membuat proyeksi pembeli digital.
Menengok data proyeksi di atas, saya rasa jumlah penduduk Indonesia yang besar ini berpotensi produktif melahirkan e-commerce terbaru melalui pengembangan-pengembangan UMKM berbasis digital kedepannya. Ya, tentu itu bisa terjadi jika daya beli masyarakat terhadap produk Nasional telah naik. 
Kalau saya sendiri, ada dua pengalaman menggunakan layanan e-commerce saat membeli keperluan wisuda dan on demand service ketika mengikuti tes CPNS. Baiklah ini dia cerita saya.

Ketika akan wisuda, saya membutuhkan referensi pakaian kebaya. Hal pertama yang saya pikirkan adalah searching informasinya melalui marketplace yang saya percayai. Setelah dirasa cocok, saya pun membelinya.

Metode pembeliannya pun tak terlalu ribet, tinggal klik, pilih kebaya yang saya sukai, diproses, kemudian transfer uang menggunakan kartu debet. Beberapa hari kemudian, paket telah sampai ke tangan saya. Adakah yang memiliki pengalaman membeli via marketplace seperti saya?
Tahun ini masyarakat Indonesia tengah hipe dengan proses rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Tak terkecuali saya. Berbekal gadget saja, saya sudah bisa dengan mudah menemukan beragam informasi mengenainya. 

Adanya penerimaan pegawai ini lantas mengharuskan saya untuk selalu aktif menggali informasi melalui dunia digital. Ya, setiap lembaga yang membuka rekrutmen akan update informasi melalui media sosial yang mereka miliki. Entah twitter, instagram, facebook atau website.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ada yang berbeda dari rekrutmen CPNS tahun ini. Tahun lalu, para calon pegawai harus membuka 2 portal untuk melakukan registrasi pada lembaga yang diinginkan. 

Tahun ini cukup dengan satu portal, semua data sudah terintegrasi dalam satu sistem bernama SSCN (Sistem Seleksi CPNS Nasional). Tak hanya itu, para calon pegawai juga tak perlu membawa seperangkat alat tulis. Cukup dengan membawa kartu ujian dan KTP, semua sudah bisa mengikuti tes berbasis komputer bernama CAT (Computer Assissted Test)
Berbicara mengenai tes CPNS, bulan november lalu saya diharuskan berangkat ke Purwokerto sendirian. Tak ada kawan sama sekali. Kebetulan lembaga yang saya pilih adalah kota Pekalongan sehingga sebagian besar calon pegawai akan berangkat dari Pekalongan.

Posisi saya saat itu berada di Jogja, sehingga untuk mencari kawan dengan jalur yang sama cukup terasa sulit. Mau tak mau menjadi solo traveler adalah jalan yang harus saya pilih.

Terkait keberangkatan saya ke Purwokerto, keluarga sempat khawatir karena tak ada satu pun saudara atau teman yang tinggal disana. Otomatis, saya harus mencari berbagai keperluan secara mandiri, mulai dari transportasi, penginapan, hingga makan.

Awalnya saya juga cukup khawatir dengan itu semua hingga teman satu kos menyarankan saya untuk menginstal beberapa aplikasi on demand sevice terkait jalan-jalan.
Aplikasi on demand service yang saya instal benar-benar membantu saya dalam keberangkatan kali itu. Tiket kereta api, penginapan, makan dan transportasi selama berada di Purwokerto bisa saya dapatkan dengan mudah hanya berbekal smartphone saja.

Tinggal scroll, klik dan bayar saya sudah bisa mendapatkan semuanya. Tak hanya itu, adanya penawaran harga yang beragam di aplikasi tersebut membuat saya mudah mencari penginapan yang sesuai dengan budget yang saya miliki.
Bercerita sedikit ketika saya sudah sampai di penginapan, untuk makan, saya menggunakan jasa antar menggunakan ojek online. Bayangkan. Disana saya tak kenal siapapun, tak kenal tempat makan manapun. Namun melalui aplikasi ojek online yang saya miliki. Referensi tempat makan dengan penawaran harga murah bisa saya dapatkan. Takut gak tahu tempat? Tak ada lagi alasan untuk itu.

Oh iya, mengenai sewa penginapan dan pembelian tiket kereta api, metode pembayaran saya lakukan melalui transfer, cukup dengan datang ke ATM terdekat dan membawa kartu debit, saya sudah bisa membayar semuanya.

Sungguh, adanya ekonomi digital memudahkan saya melakukan apapun, tanpa rasa takut, tanpa rasa khawatir. Jika bertahun-tahun yang lalu, ayah saya akan menemani kemanapun saya pergi, dengan kemudahan bertransaksi, sekarang saya mampu mempersiapkan segalanya sendiri. Mudah, murah dan tak memerlukan energi terlalu banyak. Semuanya hanya berada dalam satu genggaman. Tinggal scroll, klik dan bayar.

#Ecodigi #EkonomiDigital


Sumber data : 

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/15/2016-sebanyak-86-juta-orang-melakukan-transaksi-online

https://katadata.co.id/infografik/2016/11/18/potensi-ekonomi-digital-indonesia

https://www.bbc.com/indonesia/majalah-43058059

https://katadata.co.id/berita/2016/09/27/lima-kunci-pengembangan-ekonomi-digital-di-indonesia

https://katadata.co.id/berita/2016/11/10/pemerintah-segera-terbitkan-regulasi-permudah-pendanaan-e-commerce

Gambar grafik diambil dari katadata.co.id dan gambar infografis maupun foto merupakan dokumentasi pribadi.

32 komentar:

  1. zaman digital emang memudahkan banget, mau ngapain aja semua semakin mudah yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak, dan saya udah bisa ngerasain manfaatnya langsung :D

      Hapus
  2. Era digital ini memudahkan siapa saja ya untuk bisa melakukan transaksi secara digital bahkan memajukan ekonomi juga

    BalasHapus
  3. Semua era teknologi semua serba digital dan dari sini justru pendapatan ekonomi negara tinggi lho dan kita dimudahkan semua. Simbiosis mutualisme deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali tuh, udah memudahkan menguntungkan lagi hehe

      Hapus
  4. Banyak pengalaman menarik dijaman digital ini ya ka.. apapun bisa dilakukan sendiri dengan hanya menggunakan gadget yang tentunya memiliki teknology yang mumpuni... melihat cerita dan pengalaman kakak gini, semoga segala cita dan impian kakak yang belum terwujud untuk segera terwujud yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget mbak, sekarang kalau pergi sendiri pun rasanya jadi lebih mudah. Aamiin. makasih kak :)

      Hapus
  5. Mudahnya ekonomi digital bisa bantu tanpa perlu capek keluar buat melakukan transaksi finansial, asalkan tetap bijak, jangan bablas malah tongpes hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, itu sih kalau yang hobi beli sana beli sini mbak langsung tongpes hahaha

      Hapus
  6. Kemajuan teknologi semakin memudahkan saja. Konsumen spt kita dituntut untuk memahmi bagaimana aman dan nyaman bertranskasi digital

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, bener banget mba, dan kita juga diharuskan untuk memahami risikonya juga

      Hapus
  7. Kecanggihan teknologi sekarang ini benar-benar memudahkan kita, mau apa saja ada semua ada dalam genggaman hanya mengandalkan smartphone saja ya Mba.

    BalasHapus
  8. Jaman sekarang mau ngapain aja mudah ya, tinggal scroll, klik dan bayar.

    BalasHapus
  9. Bener banget. Zaman sekarang mah apa pun tinggal klik ya. Termasuk bidang ekonomi. Praktis dan memudahkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, soalnya smartphone sudah hampir semua orang punya

      Hapus
  10. saya pun termasuk orang yang diberi kemudahan untuk melakukan hal-hal yang selama ini tidak memungkinkan menjadi mungkin

    BalasHapus
  11. Selamat datang di era digital. Yg blm siap, siap siap utk tertinggal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang, makanya belajar itu perlu banget ya bang. Biar gak tertinggal

      Hapus
  12. Dengan segala kesibukan dan tuntutan multitasking waktu makin berharga. Teknologi kini telah menyiapkan semua...dengan serba digital dan online sangat membantu kita dizaman ini..dan jangan sampai gaptek..wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak, jangan sampai gaptek biar gak ketinggalan :)

      Hapus
  13. Wuhuuuu Alhamdulillah yaaaah bersyukur banget kita udah hidup di zaman yang apa2nya serba mudah, seperti di jaman digital seperti sekarang ini. Everything in our hands!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbah Haifah, sekarang semuanya bisa didapatkan dengan mudah bahkan hanya menggunakan smartphone ditangan.

      Hapus
  14. Perkembangan era teknologi berbasis digital memang menunjukan perkembangan signifikan dan memberi banyak kemudahan. Apalagi beberapa waktu kedepan industri 4.0 sudah siap menyapa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, kita sudah tahap memasuki revolusi industri 4.0
      semuanya akan berhadapan dengan dunia digital sekarang mbak.

      Hapus
  15. aku termasuk yang menikmati ekonomi digital ini. Seneng deh ngga perlu bawa-bawa duit segepok atau kartu kredit untuk bertransaksi. rasanya lebih nyaman aja

    BalasHapus
  16. Ah iya ya, test CPNS yg terbaru serba online semua, dr awal pendaftaran hingga ujiannya.

    Btw, semoga hasil ujian CPNSnya sukses ya mbak.

    BalasHapus
  17. Wah salut dengan semangatnya utk menjadi PNS. Semoga lancar ya mbam, apalagi teknologi makin yahud skrg 😍

    BalasHapus
  18. Manusia emang semakin dimudahkan ya mbak, mo makan tinggal pesan, apapun semua sistem online menuju 4.0 nih kitaa

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam