Kamis, 19 Januari 2017

Colidan Suplemen Asam Lambung, Sahabat Praktis Anak Kuliah untuk Mengatasi Asam Lambung

"Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia"

Ada yang pernah mendengar kalimat di atas? Yup, benar sekali. Kalimat tersebut merupakan pernyataan fenomenal dari presiden pertama kita, presiden Soekarno. 

Jika dicermati lebih dalam, kalimat tersebut menunjukkan bahwa peran pemuda sangatlah besar bagi kemajuan bangsa. Karena ibaratnya dengan 10 pemuda saja bisa membuat sebuah perubahan besar bagi dunia. 

Apalagi dengan jumlah pemuda yang luar biasa banyak, seperti yang di miliki Indonesia saat ini. Dengan jumlah penduduk lebih dari 300 juta. Tentu saja terdapat jutaan pemuda yang lebih mengguncangkan dunia. Bener atau bener?

Hmmm, pemuda??
Lalu pemuda seperti apa yang bisa membuat sebuah perubahan. Tentu pemuda yang kuat, berkarakter baik, cerdas dan sehat.

Sehat? 
Yak, berbicara tentang sehat. Tentu kesehatan merupakan dasar dari segala hal. Seperti kalimat " Mensana En Coperosano

Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Nah, dari kalimat tersebut mengindikasikan kalau kesehatan merupakan sumber dari semuanya.
Lantas apa hubungannya dengan pemuda?


Oke saya jelaskan deh,

Seorang pemuda (mahasiswa. Saya termasuk, hehe) memiliki peran penting sebagai penggerak bangsa. Semakin banyak pemuda (SDM) yang berkualitas, semakin besar pula kesempatan suatu bangsa untuk menjadi maju. Nah kualitas tersebut bisa dilihat dari banyak hal, termasuk dari  segi kesehatan.

Kesehatan bisa dinilai dari kesehatan mental maupun fisik. Namun disini saya ingin mengulas mengenai kesehatan fisik, yakni kesehatan fisik anak kuliahan (mahasiswa). Hal tersebut berdasarkan pengalaman yang saya dan teman-teman alami selama menjadi anak kuliahan atau mahasiswa yang hidup di kos-kosan.

Mahasiswa?
Ya, saya seorang mahasiswa. Dan saya seorang pemuda eh pemudi (karena perempuan) hehe
Saya ingin bercerita pengalaman saya selama menjadi anak kuliahan yang tinggal di kota orang. Tepatnya saya sekarang tinggal di kota gudeg. Kota Yogyakarta.
Sebelumnya saya ingin bercerita mengenai pengalaman saya dari masa SMA hingga masa menjadi anak kuliahan.

Saya, masa SMA dan asam Lambung
Ketika SMA, empat hari sebelum Ujian Nasional, saya pernah masuk rumah sakit karena nyeri perut yang sangat menyiksa. Tak seperti nyeri perut biasa, rasa sakit yang saya derita bercampur dengan rasa panas dan ngilu sampai ke ulu hati. Duh..duh beneran , pokoknya nyiksa banget...

Awalnya keluarga saya mengira kalau saya terkena Maag ringan karena kebiasaan makan saya yang memang kurang tertata dan menyukai makanan pedas.  Namun karena tak kunjung sembuh walau sudah diberi obat penyakit Maag, akhirnya bapak memutuskan membawa saya ke rumah sakit di Pekalongan.

Dokter memeriksa sekitar lima belas menit. Awalnya saya ingin meminta resep saja supaya bisa langsung pulang dan dirawat di rumah, namun karena dokter menyarankan untuk rawap inap, akhirnya saya mengikuti saran dokter. Dokter yang memeriksa saya mengatakan kalau saya bukan terkena Maag, tapi terkena asam lambung.

Perasaan saya saat itu bercampur aduk. Tentu saja demikian, lha wong 4 hari lagi saya harus melaksanakan Ujian Nasional (Momen sakral anak-anak kelas 3 SMA/Sederajat seluruh Indonesia. Wow banget pokoknya....)

Saya merasa ingin segera pulang dan beraktivitas seperti biasanya tetapi kondisi tubuh yang tidak memungkinkan, memaksa saya untuk stay di rumah sakit dan mau tak mau harus membawa semua buku yang saya butuhkan untuk ujian nanti.

Saya memang sering mengalami sakit perut ketika telat makan atau ketika makan makanan berasa asam dan pedas. Tetapi ketika sakit perut, minum obat penyakit maag yang saya beli diwarung biasanya sudah mampu mengatasi rasa nyeri tersebut.

Pernah saya nyeri di bagian perut hingga muntah-muntah. Tubuh terasa lemas tak bertenaga. Saya ingat, saat itu saya masih SMP dan sering pulang sore karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.  Mungkin, itu awal saya memiliki penyakit maag atau penyakit karena  asam lambung.

Penyakit maag ataupun asam lambung tidak boleh disepelekan. Memang tak muncul setiap waktu. Namun ketika sudah kambuh dan menjadi akut, penyakit tersebut bisa menimbulkan masalah bagi tubuh. Saya pun merasa demikian, tubuh menjadi tidak stabil karena menahan rasa sakit.

Asam lambung dan anak kuliahan

Anak kuliahan yang notabene merupakan anak kos, sangat rentan dengan telat makan dan jajan sembarangan. Apalagi dengan berbagai aktivitas seperti kuliah, mengerjakan tugas dan organisasi.

Menyebabkan pola makan tak terarah dan jatah istirahat sangat sedikit. (Mahasiswa mana suaranya hihihi). Kebiasaan-kebiasaan anak kuliahan : 

Tidur Malam
Anak  kuliahan (Mahasiswa) cenderung memiliki waktu tidur yang sedikit. Banyaknya tugas dari dosen berupa laporan dan makalah membuat mereka harus begadang semalam suntuk untuk kerja kelompok dan searching data di internet.

Belum lagi bagi mahasiswa yang doyan organisasi, mereka cenderung banyak kegiatan yang menyita waktu tidur. Kepanitiaan suatu even misalnya.

Makan sembarangan
Mahasiswa sebagian besar merupakan anak rantau. Mereka bisa berasal dari luar kota bahkan luar pulau. Jauhnya jarak dari orangtua, menyebabkan mereka kurang bisa mengatur pola makan sendiri. 

Makan bisa jam 3 sore, bisa malam hari atau kadang bisa seharian tidak makan. Dan dari berbagai kasus (pengalaman saya sebagai mahasiswa hehe) makanan berlemak dan pedas yang paling dicari. Ahaiii, tak lupa kopi senantiasa menjadi teman begadang di malam hari.

Dan yang terakhir dan berlaku sebagai penyambung hidup mahasiswa yang ngekos yaitu mie instan. 
Bagi mahasiswa, mie instan merupakan bahan makanan yang selalu tersedia untuk cadangan ketika lapar. 

Selain murah, cara membuatnya juga tidak terlalu ribet. (Peran mie instan sebagai penyambung hidup mahasiswa ketika akhir bulan. Duh, mahasiswa mah gitu. Kudu strong hiks..hikss).

Lanjutttttt......

Kita tahu bahwa mie instan yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama bisa mengganggu kesehatan, ini juga berpengaruh pada kesehatan pencernaan terutama lambung.
Saya seorang mahasiswa sehingga saya berpengalaman dengan perilaku-perilaku tersebut. Setidaknya, dari beberapa teman yang saya amati, mereka juga memiliki perilaku yang hampir sama. 

Oh iya saya punya pengalaman yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Tepatnya di bulan November. Pengalaman sakit seperti saat SMA dulu. Oke, saya ceritakan ya, hehe

Lets begin the story

Tepatnya bulan November 2016 tanggal 23 , saya diajak makan-makan oleh teman satu organisasi ke salah satu toko Pizza yang cukup populer. Disana teman saya memesankan Pizza dengan rasa pedas plus minuman Capuccino ice blend.  

Karena saya doyan makan, jadi enjoy saja menikmati makanan tersebut hingga habis. Pagi harinya saya merasa sedikit nyeri di perut disertai rasa panas. Rasa sakit yang saya rasakan sama seperti ketika masa SMA dulu. Kali itu kecemasan sama 3 kali lipat. Why??

Dulu di SMA saya tinggal bersama orangtua, tapi sekarang saya jauh dari mereka, sehingga segala sesuatu harus saya lakukan tanpa bantuan mereka.
Intinya, saya tidak mau masuk ke rumah sakit lagi. Apalagi tidak ada orangtua disini. Sudah cukup sekali saja. No Again....

Dua jam berlalu dan rasa nyeri di perut semakin menjadi-jadi. Mau menangis kok rasanya malu dengan teman se-kos. Sudah tak ada waktu lagi, segera meminta bantuan teman sekamar untuk membelikan obat sakit Maag sekaligus obat untuk menetralkan asam lambung di apotek terdekat. 

Rasa nyeri reda sore harinya. Bayangkan, saya harus menahan rasa sakit dari pagi sampai sore dan itu sangat menyiksa. Padahal malam harinya saya punya agenda di organisasi kampus dan itu cukup penting. 

Karena harus istirahat, terpaksa saya izin untuk tidak hadir. Oh iya, sekedar informasi saja, selama kuliah ini saya lebih sering mengabaikan makan dan juga istirahat. Selain karena jadwal kuliah yang padat, saya juga punya tanggungjawab di organisasi kampus sebagai wakil ketua. 

Setiap kali ada agenda organisasi, rasanya ingin selalu fokus dan mungkin karena terlalu fokus, perut jadi tak merasakan lapar. Ini salah sih, jangan ditiru ya hehe

Tips and Triks

Sebagai anak kuliahan yang sibuk sana sini harusnya paham mengenai triks dan tips untuk mencegah terjadinya serangan asam lambung.

Beberapa minggu setelah saya pulih. Saya kepo dengan tips-tips mengurangi asam lambung dan cara mencegah penyakit Maag secara alami. Ada beberapa cara yang saya dapatkan melalui internet.

Cara Tradisional

Dari banyaknya tips dengan berbagai bahan, saya tertarik menggunakan kunyit atau daun jambu biji. Namun kenyataannya saya belum pernah memasak kedua bahan tersebut karena kesibukan saya di perkuliahaan juga di organisasi. Saya memilih untuk mencari solusi praktis untuk mengatasi permasalahan lambung saya karena padatnya aktivitas saya.

Ada tips yang praktis dan instan

Melalui teman saya satu kamar, saya diberi informasi tentang suplemen asam lambung bernama Colidan. Awalnya saya kira Colidan merupakan obat penyakit Maag atau pengurang asam lambung yang biasa dijual di warung-warung. Namun setelah saya search via Google, ternyata Colidan bukan obat melainkan suplemen untuk lambung.

Apa sih Colidan si suplemen lambung itu. Kepo???

Yuk, Check it out.
Colidan merupakan suplemen berupa pil yang terbuat dari ganggang laut coklat yang berasal dari negara Jepang. Di Jepang sendiri, ganggang cokelat biasa di sebut sebagai Mozuku. Manfaat Mozuku bagi kesehatan sangatlah besar. Ia mampu melapisi dinding lambung sehingga lambung terlindung dari asam yang berlebihan.

Selain itu Mozuku (Ganggang Coklat) juga mengandung zat yang mampu menangkap bakteri Helicobacter Philory  yang menyebabkan iritasi pada lambung ketika luka. Colidan merupakan Mozuku yang telah diproses menjadi bentuk yang praktis dan siap minum.
Colidan sangat cocok untuk orang-orang yang memiliki aktivitas yang  cukup padat. Seperti saya misalnya, saya jarang berada di kos karena memiliki tanggungjawab di kampus dan organisasi. 

Waktu luang yang ada biasanya saya gunakan untuk istirahat dan itu sangat sempit. Paling tidak dengan adanya Colidan, saya bisa memiliki suplemen asam lambung sekaligus sebagai obat penyakit maag yang praktis dan bisa dibawa kemana saja dan kapan saja.

Yaps, Colidan bisa menjadi sahabat yang menemani saya kemana saja. Colidan aman dikonsumsi rutin. It because Colidan merupakan suplemen yang terbuat dari bahan alami dan mampu menjadi barrier bagi lambung.

Sekedar saran saja, bagi kamu yang belum pernah atau tidak punya riwayat asam lambung dan penyakit Maag, Jaga pola makan dan juga hindari makanan yang pedas atau mengandung asam. Sebab, ketika terkena penyakit tersebut, rasanya akan sangat rugi. Bukankah kesehatan itu mahal harganya dan sehat itu suatu kenikmatan??

Kembali pada kalimat yang disampaikan Soekarno tentang pemuda. Saya merasa andil dalam kalimat itu. Saya seorang mahasiswi. Saya seorang pemudi. Dan saya juga memiliki peran untuk memajukan Indonesia. Maka dari itu saya harus sehat. Sehat bagaimana?

Minimal menjaga fisik untuk tetap kuat. Salah satunya dengan menjaga lambung agar tetap sehat. Anak kuliahan harus bisa jaga diri. Tak boleh telat makan karena aktivitas padat. Menjaga dari penyakit Maag dan Lambung. Salah satunya dengan memenuhi suplemen untuk tubuh. Dan pilih suplemen yang aman serta ringan bagi lambung. Okay....


#ColidanSahabatLambung
#ColidanMantapJiwa
#BeraniMakanApapun

Posted by : Nurul Mutiara Risqi Amalia (Manajemen 2013 UNY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam