Jumat, 01 September 2023

Main ke Pekalongan, Yuk Kenali Beberapa Kuliner Khasnya!

Mengenal kuliner khas Pekalongan (dok.pri)

Mengenal kuliner khas Pekalongan - Bila mendengar Kota Pekalongan, mungkin saja yang terlintas di pikiranmu adalah menyoal batiknya. Yup, kamu memang tidak salah.

Pekalongan memang disebut sebagai Kota Batik karena memiliki banyak usaha serta produk batik yang dijual. Bahkan, di sini ada beberapa kampung batik yang bisa kamu kunjungi ketika berwisata. 

Namun demikian, kali ini dalam tulisan aku gak akan membahas mengenai batik. Aku ingin membahas Kota Pekalongan dari sudut pandang makanan atau kulinernya. So, kalau kamu main-main ke Pekalongan, kamu bisa cari tahu kuliner tersebut. 

Nasi Megono

Nasi Megono merupakan makanan khas daerah Pekalongan dan sekitarnya. Hanya saja, Nasi Megono khas Pekalongan punya ciri khas dari segi bahan. Nasi Megono ala Pekalongan menggunakan cacahan nangka muda.

Penampakan megono (kiri atas) di warung makan (dok.pri)

Nangka muda yang sudah halus dikukus bersama parutan kelapa dan Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kecombrang, daun jeruk purut dan lain-lain. 

Biasanya, megono disajikan bersama nasi hangat, tempe goreng dan aseng-oseng tempe (di Pekalongan disebut orek-orek). Oh iya, kalau di sini, tiap warung nasi biasanya akan menyediakan megono sebagai salah satu menu nasi campur.

Nasi Megono yang dicampur bersama sambel kentang, mie dan tempe (dok.pri)

So, kalau kamu mampir ke warung makan lalu melihat ada makanan yang bentuknya seperti sayur cacahan, itulah yang dinamakan megono. Jadi jangan heran ya. Btw, harga untuk nasi megono ini variatif mulai dari Rp 4000-Rp 5000 tergantung warungnya.

Pindang Tetel

Awalnya aku tak tahu mengenai makanan bernama Pindang Tetel ini. Aku kira ini semacam pindang (ikan laut yang dikukus) kemudian dimasak. Ternyata Pindang Tetel tak ada ikannya sama sekali. Tapi menggunakan krecek (toel) dengan bumbu berkuah hitam.

Pindang Tetel yang aku dapatkan di Pasar Jajan, biasanya ada tambahan kecambah (dok.pri)

Isian Pindang Tetel ini terdiri dari krecek, krupuk usek (krupuk mie), kecambah, dan tahu. Kuahnya berasa asin dengan aroma rempah yang cukup kuat. Memang, tak semua tempat di Pekalongan mengenal Pindang Tetel. Sebab ia berasal dari daerah Ambo Kembang. 

Harga semangkuk Pindang Tetel sangat variatif mulai dari Rp 9000-12.000 tergantung banyak sedikitnya isian. Kalau ada daging sapi di dalamnya akan lebih mahal.

Soto Tauto

Tiap daerah sepertinya memiliki ciri khas pada sotonya. Yup, Soto Pekalongan pun demikian. Tidak seperti Soto Kudus atau Jogja yang kuahnya berwarna kuning, Soto Pekalongan punya kuah yang berwarna merah dengan aromanya yang khas. 

Soto Pekalongan memiliki bumbu pekat yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai merah dan tauco. Yup, tauco bagi soto Pekalongan itu wajib ada. Tauco inilah yang memunculkan aroma unik.

Soto Pekalongan kuahnya berwarna merah (dk.pri)

Bagi orang yang belum terbiasa memakannya memang akan merasa aneh. Wajar. Beberapa kawanku yang mencicipi pertama kali bahkan mengatakan kalau soto Pekalongan itu aneh. Tak cocok karena rasa tauconya. Its okay. Namanya juga selera kan ya. 

Btw, harga soto ini variatif ada yang Rp 5000, Rp 10.000 atau Rp 15.000 tergantung isiannya. Kalau isian termurah biasanya menggunakan gorengan seperti tempe atau tahu. Tapi yang mahal isinya daging sapi.

Mie Kenyol/kenyal

Mie Kenyol merupakan makanan yang bisa aku temui di Pekalongan tapi belum bisa kutemui di kota lain. Entah mungkin karena mainku kurang jauh. Tapi bisa jadi ini merupakan makanan daerah Pantura. Sebab, di wilayah Jogja, aku tak bisa menemukannya.

Tampilan mie kenyol mentah yang telah direndam air (sumber : Cookpad)

Well, mie kenyol ini merupakan mie yang dimasak seperti mie pada umumnya dengan sawi atau kol lalu diberi kecap. Hanya saja, bentuknya memang berbeda dari mie terigu karena mie kenyol dibuat dari tepung tapioka.

Kerico (Keong Sawah) 

Siapa yang pernah makan keong sawah? Setiap daerah kalau aku lihat punya kuliner yang terbuat dari keong sawah dan punya nama yang berbeda-beda. Kalau di Pekalongan, ada kuliner bernama Kerico.

Keong sawah yang dimasak dengan parutan kelapa dan berbagai bumbu (sumber : Cookpad) 

Kerico merupakan keong sawah yang dimasak dengan cara direbus bersama bumbu seperti bawang putih, ketumbar, kemiri, cabai dan parutan kelapa. Biasanya dimakan seperti ketika kita makan kerang. 

Biasanya aku beli 1 plastik seharga Rp 2000 (tahun 2010) tapi kalau sekarang tak tahu, sepertinya Rp 5000. Kuliner Kerico ini biasanya ada di bulan Ramadhan. Maka dari itu, setiap bulan puasa tiba, aku pasti selalu ingat momen-momen membeli Kerico di warung tetangga.

Pedoyo (Timun Rebus) 

Pedoyo merupakan timun yang direbus kemudian dimakan bersama dengan campuran garam dan cabai merah. Jujur, aku sendiri belum pernah memakannya karena kurang suka saja. Tapi bagi orang yang suka, Pedoyo itu enak. 

Di daerah lain, aku gak bisa menemukan  makanan bernama Pedoyo atau timun rebus. Makanya aku anggap bahwa itu merupakan makanan khas Pantura, termasuk Kota Pekalongan. Mungkin di Tegal, Batang atau Pemalang ada? 

Mie So

Sebenanrnya kuliner bernama Mie So ini baru aku temui beberapa waktu belakangan. Tepatnya ketika aku ada acara kumpul para blogger Pekalongan di Krapyak. Hari itu, aku dan lainnya kumpul di warung Mie So.

Nah, Mie So sendiri merupakan makanan khas Krapyak Kota Pekalongan, jadi di tempat lain memang gak ada. Bentuknya hampir mirip seperti soto tapi ada tambahan kulit so. Tahu kulit so? Itu lho, kulit dari melinjo yang berwarna merah.

*** 

Baiklah itu dia kuliner-kuliner yang bisa kamu temukan di Kota batik, Pekalongan. Setiap tempat memang punya ciri khas tersendiri bahkan untuk tiap desa bisa saja memiliki jenis makanan yang berbeda.

Kalau aku menemukan makanan lainnya lagi, akan aku segera update di tulisan ini, termasuk foto-fotonya biar kamu yang belum pernah ke Pekalongan bisa tahu mengenai kulinernya. Semoga bermanfaat ya. Salam hangat :)

13 komentar:

  1. Jiaaaah aku langsung ingat draft tulisan kuliner pekalongan yg udah aku siapin, tapi blm dipublish2 😂😂😂.

    Eh tapi yg aku coba pas di Pekalongan kemarin beda mba. Ga banyak juga, soalnya ga lama.

    Masih banyak ternyata kuliner Pekalongan yg aku blm tahu 😁. Next memang harus datang lagi kesana.

    Kalo kuliner di atas, yg aku udh coba megono, ama tauto sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha ayo dipublish postingannya Mba Fanny. Btw, gimana kesan-kesannya mencicipi soto Pekalongan Mbak. Apakah cocok di lidah? 😃

      Hapus
  2. Kuliner Pekalongan banyak juga ya. Aku baru pernah makan Nasi Megono. Di Purwokerto ada yang jual itu. Aku pengen ngicipin Soto Tauto, karena aku suka soto. Mungkin ada sensasi berbeda ya kalo diberi tauco

    BalasHapus
  3. banyak banget ya ternyata makanan khas pekalongan, wajib banget cobain semuanya kalau mau ke sana seru banget bisa nikmatin kulineran suatu daerah itu

    BalasHapus
  4. Saya belum pernah ke Pekalongan, Mbak. padahal saya sudah sampai Pemalang. ke rumah Bude saya. Hanya waktu itu sudah kesorean. rencananya mau ke sana lain waktu. Eh, sampai sekarang saya belum sempat ke sana hehehe.
    Dan ternyatam sangat banyak kuliner khas Pekalongan, ya. Malunya, saya belum pernah coba satu pun hahaha. Makanya harus diagendakan nih, kalau mudik ke Kebumen, pulangnya lewat Pekalongan saja hehehe.

    BalasHapus
  5. Penisirin, kalo dari penampakannyaa keknyaa gapernah nemu aku di Malang sini mbaa, apa cuma ada di Pekalongan ya emang? Hahaha.. mesti kesana dong ya kalo pengen nyicip

    BalasHapus
  6. Warna sotonya belum pernah daku temukan nih di sini, karena biasanya kuah soto agak kental berwarna putih atau kuning ya. Sepertinya harus nyoba sendiri nih sotonya hehe

    BalasHapus
  7. Penasaran rasanya, harganya terjangkau pula, secara saya suka nih cobain kuliner khas daerah tertentu berasa keliling Indonesia

    BalasHapus
  8. Soto Tauto dan Mie kenyol bisa disatuin nggak mbak? Keknya enak banget hehe.. dan tauco tuh juga salah satu kuliner khas Medan lho, jadi bakalan cocok di lidahku. Hehe..

    BalasHapus
  9. Taunya Pekalongan adalah sentra batik, padahal wisata kulinernya kayaknya juga keren-keren. Penasaran sama yang soto tauto, lihat fotonya kayaknya seger banget.

    BalasHapus
  10. Terakhir ke Pekalongan tuh 2010an. Itu pun ke sana cmn sempat makan sotonya doank.

    Pernah dikasih dikit nasi megono. Tp lidah org Jawa Timur kok ga msk ya. Haha.

    Kalo kreco ya di sini jg ada sih. Ternyata bnyk daerah hg menyukai kreco ini yak.

    Bgw sotonya emg nikmat bgt. Smg nanti bs ke Pekalongan lagi dan nyicipin smua kulinernya.

    BalasHapus
  11. Belum pernah ke pekalongan. Huhuhu. Ragam makanannya banyak juga ya. Eh tapi yang keong sawah emang enak ya. Rasanya sama gak dengan bekicot. Eh

    BalasHapus
  12. Kuliner khas Pekalongan ini selera aku banget deeh..
    Meskipun belum pernah nyobain, hehehe.. Tapi beneran aku pikir Pindang Tetel tuh ikan pindang, tapi ternyata krecek, krupuk usek (krupuk mie), kecambah, dan tahu. Wow yaa..

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam