Sabtu, 02 September 2023

Menjaga Hutan? Mari Lakukan dari Rumah, Mulai dari Gadget Kesayanganmu

Ilustrasi kebakaran hutan (Sumber gambar : Pixabay/Ylvers)

Beberapa hari ini, berita mengenai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) muncul begitu sering. Salah satunya karhutla yang terjadi di Kalimantan dan Sumatra. Karhutla bukan hanya mengancam eksistensi keanekaragaman hayati tetapi juga kesehatan masyarakat dan ekonomi.

 ***

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama periode Januari-Juli 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia sudah mencapai 90.405 hektare (ha). 

Ada dua faktor alasan kebakaran hutan bisa terjadi, yakni disebabkan oleh alam karena cuaca panas dan juga karena ulah manusia.

Cuaca panas 

Akhir-akhir temperatur bumi cukup tinggi. Di Pekalongan sahat, pada siang hari, Rata-rata suhu mencapai 32-35 derajat celcius. Okelah kalau di Pekalongan suhu tersebut tak terlalu andil dalam kebakaran, namun bagaimana dengan lokasi di Sumatra, Kalimantan atau Papua yang memiliki hutan?  

Cuaca panas riskan memperbesar kobaran api yang semula kecil. Terlebih jika lahan yang terkena api merupakan lahan gambut kering atau sabana yang dipenuhi rumput kering. Satu percik api kecil saja, bisa menghanguskan puluhan hektar lahan dan hutan.  

Ulah Manusia 

Ulah manusia disini ada yang beragam tujuan. Ada yang bertujuan untuk membuka lahan, ada juga yang iseng menyalakan api saat berkemah, lalu tak sengaja membakar atau seperti kasus baru-baru ini dimana sepasang pengantin menyalakan flare untuk pemotretan pre-wedding.  

Kasus kebakaran di Bromo yang menghanguskan lahan seluas 50 hektar telah menjadi salah satu notifikasi bahwa masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai bahaya api di lahan kering. Padahal, sudah banyak kejadian di beberapa daerah, kejadian karhutla dari api kecil. Api sisa pembakaran sampah misalnya.  

Bagaimana Cara untuk Menjaga Hutan 

Menjaga hutan, tak harus dilakukan dengan kita mendatangi pulau-pulau dengan hutan lebat lalu dijaga sepanjang waktu dari pembalakan liar. Bukan. Itu merupakan tugas polisi hutan, petugas KLHK, polisi dan masyarakat sekitar. 

Namun, kita bisa melakukannya dengan cara lain.  Ada beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan dari rumah berkaitan dengan turut serta menjaga hutan,  

Share Konten tentang Lingkungan 

Sebagai blogger yang berkecimpung di banyak media sosial, saya sering mendapati berita-berita mengenai lingkungan, dari yang lucu-lucu hingga yang serius. Salah satu konten yang saya suka adalah berkenaan dengan fakta menarik keanekaragaman hayati Indonesia.

Beberapa akun menarik tentang hutan,
lingkungan dan satwa yang bisa kita ikuti

Pada akun BTN Tessonilo, sebuah akun dari Balai Taman Nasional yang berada di Riau sering membagikan kelucuan para gajah bersama mahoutnya. Para gajah itu terlihat menghibur dengan perilaku gemas mereka. Keberadaan akun tersebut membuka mata saya bahwa gajah itu makhluk yang perlu dilindungi karena keberadaan mereka kian terancam.  

Melakukan Aksi Kecil kita untuk Bumi 

Sudah melakukan apa untuk bumi? Sebuah pertanyaan sederhana yang terkadang sulit untuk dijawab. Padahal, kita sadar bahwa tanah membutuhkan pertolongan, pertolongan, hutan membutuhkan kepedulian dan laut pun membutuhkan  kesadaran, itu menjadi sebentuk aksi nyata mencintai lingkungan.  

Di luaran sana, banyak orang yang tak peduli dan tak mau tahu tentang tanah, hutan atau laut yang menghidupi mereka. Jangankan tahu, berniat untuk tahu saja tidak. Contohnya, mereka yg tahu Bromo sedang kering, tapi tak mempedulikan nyala api di tangan mereka. Terlebih, mereka melakukan tanpa izin.  

So, tahu dan tetap menjaga bumi dari aktivitas-aktivitas yang berisiko adalah aksi sederhana mencintai lingkungan. Dan jika berkenaan, kita bisa membagikannya di aksi-aksi sederhana kita menjaga bumi di media sosial, dibuat persuasif dengan bahasa kita sendiri.  

Dukung influencer lingkungan 

Siapa influencer lingkungan favoritmu? Saya menyukai hewan-hewan. Tiap kali lihat di media sosial orang membagikan postingan tentang hewan, saya akan like. Termasuk hewan hutan seperti gajah, monyet, hingga berbagai jenis burung. Nah, influencer yang menurutku worth it banget untuk diikuti adalah Tulus, Nadine Candrawinata dan Ramon Y Tungka.  

Tulus membantu pendanaan untuk para gajah melalui Teman Gajah Tulus. Melaluinya, kita jadi mudah bila ingin berdonasi membantu gajah-gajah itu. Ramon Y Tungka atau Nadine pun demikian, keduanya punya cara tersendiri untuk membagikan konten tentang lingkungan yang sedang mereka jejaki.  

Kalau untuk kelompok, saya suka aksi-aksi Pandhawa. Mereka bener-bener menginfluence masyarakat agar membersihkan sampah secara bersama. Dan ternyata cara mereka mengajak bener2 membuat orang lain tergerak. Keren sih. Cara saya mendukung influencer seperti mereka dengan membagikan postingan ke story dan memberi ajakan menjaga lingkungan tanpa menggurui.  

Gabung aksi-aksi lokal untuk lingkungan 

Di Pekalongan, saya beberapa kali mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan. Misal, saat ada bersih-bersih di sungai bersama komunitas gabungan. Penyelenggaranya macam-macam. Mulai dari komunitas hingga pemerintah kota.

Terakhir saya bersama teman-teman komunitas membersihkan kali Loji. Kali Loji sendiri merupakan lokasi yang cukup kotor. Kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungan masih minim.

Aktivitas bersih-bersih yang pernah saya dan teman-teman
komunitas lakukan untuk membersihkan Kali Loji

Nah, bergabung dengan komunitas-komunitas seperti ini juga membantu saya untuk memahami problematika yang terjadi di sekitar saya, entah mengenai sampah, banjir rob atau kerusakan pantai akibat abrasi.

Bagi saya, komunitas juga mengenalkan berbagai menarik seputar hutan. Seperti komunitas Eco blogger saya ikuti. Terus, kalau gak gabung komunitas, kegiatan apalagi donk yang bisa kita lakukan untuk menjaga hutan? 

Kita telah memasuki era digital dimana melalui gadget yang kita miliki, kita bisa turut serta membantu kelestarian lingkungan. Ada beberapa aktivitas mulai dari yang berbayar hingga gratis, untuk meningkatkan kepedulian mengenai hutan dan lainnya,

Aksi-aksi yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan dan hutan 

Pertama, kita bisa melakukan donasi pohon melalui lembaga-lembaga terpercaya. Misalnya donasi pohon via Yayasan Asri atau Kitabisa. Sudah banyak kok platform-platform donasi yang menyediakan sarana menjaga lingkungan. Jika berkenan, kita juga bisa berdonasi untuk mendukung orang-orang yang telah berjasa bagi lingkungan. Misal, tukang sampah, polisi hutan, mahout gajah dan sebagainya.

Kedua, share berita tentang lingkungan. Banyak sekali berita mengenai lingkungan yang bisa kita bagikan melalui media sosial. Contohnya, berita tentang larangan melepaskan ikan-ikan invasif ke sungai atau danau. Atau berita imbauan mengenai larangan menyalakan api di wilayah kering.

Kasus kebakaran TN Gunung Bromo menjadi salah satu pemberitahuan bahwa belum banyak orang paham bahwa wilayah yang kering rentan terhadap kebakaran walau melalui api sekecil apapun. Kasus semacam ini hampir sama bila dilakukan di wilayah gambut yang notabene berbentuk seperti spons. Sedikit terkena letupan api, ia bisa mudah terbakar.

Ketiga. Share konten-konten mengenai lingkungan dan dukung influencer yang menjaga alam. Biasanya saya share konten tentang lingkungan, selain di Instagram dan twitter. Alasannya karena dua platform ini memang paling cepat kalau urusan menyebarkan informasi. 

***

Baiklah itu dua aktivitas-aktivitas sederhana dan merah meriah yang bisa dilakukan untuk menebarkan literasi mengenai cinta lingkungan. Masih banyak sebenarnya yang bisa kita lakukan, termasuk dengan menerapkan gaya hidup simpel dengan menghargai alam. Semoga alam selalu ramah pada kita dan bisa pulih sedikit demi sedikit. 

Mari jaga alam, jaga hutan, jaga lautan dengan penuh cinta dan kepedulian. Salam hangat dari Nurul Mutiara R.A

12 komentar:

  1. Masalah kebakaran hutan memang terus jadi persoalan saat kemarau tiba. Di mana hutan jadi mudah terbakar. Dan soal yang di Bromo itu, aku ikutan kesel sama yang prewed. Kok ga ada panik-paniknya saat api mulai membesar. Trus pas udah minta maaf eh, malah nuntut balik pihak pengelola. Hadech...

    BalasHapus
  2. share konten tentang lingkungan dan membuat konten seperti ini secara masif bisa berdampak dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Apalagi konten yang ditayangkan bisa kreatif dan fyp bakalan cepat pastinya ya

    BalasHapus
  3. Kebakaran hutan belum tuntas, ada lagi kebakaran lain ya Mbak. Termasuk gunung Bromo. Dan ini semua karena ulah manusia. Padahal stop melakukan tindakan yang memicu kebakaran. Jadi tugas kita semua, dan sesuai porsi kita saja ya, Mbak. Misalnya blogger, bisa terus lewat tulisan.

    BalasHapus
  4. Sebagai konten kreator, udah sepantasnya ya kita membuat tulisan untuk mengajak semuanya menjaga lingkungan. Karena titik panas di hutan Indonesia udah nyebar dan rawan kebakaran.

    BalasHapus
  5. Aku ikutan gedheg lho sama dua sejoli yg di Bromo itu. Iih..! Tapi salut sih, masih ada influencer /artis yg peduli sama kondisi flora fauna di hutan kita. Semoga banyak yg terinspirasi yah.

    BalasHapus
  6. aaah bener banget kak, ini tuh bukan pekerjaan berat ya sebenernya, kalau mau meluangkan waktu sedikit aja setiap harinya insyaAllaah akan ada perubahan untuk bumi kita tercinta ini

    BalasHapus
  7. Semoga makin banyak orang-orang yang peduli dengan keadaan lingkungan sehingga bumi kembali pulih, kita dapat melakukan banyak hal dari hal-hal kecil yang akan berdampak besar mulai dari rumah, dan jika dilakukan bersama-sama pasti akan berdampak lebih besar lagi

    BalasHapus
  8. Ikut menjaga hutan dari genggaman tangan. Sebuah pemikiran yang patut dilakukan oleh semua orang, mengingat semua orang sudah banyak yang punya gadget. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak berkontribusi pada lingkungan.

    BalasHapus
  9. Sbg influencer, kita hrs menggalakkan isu lingkungan spt ini. Masak sih ga tahu kalo ini musim kemarau. Eh ada yg nyalain flare saat prewedding di padang sabana yg isinya rumput kering. Ya imbasnya hutan Bromo ampe abis tuh. Hal2 kyk gini aja mereka ga ngerti loh. Emg tugas kita sbg influencer berat bgt nih. Ngasih edukasi ke mereka2 ini.

    Smg tulisan ini bs dibaca oleh smua org ya.

    BalasHapus
  10. Semakin miris dengan kasus kebakaran hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
    Semoga menjadi pembelajaran kita semua bahwa kalau sudah kejadian, akan sulit sekali memadamkan api, apalagi hutan di musim kemarau yang kering seperti saat ini.

    Langkah sekecil apapun untuk mengikuti kampanye ini, semoga membuka harapan baru bagi hutan dan diversifikasinya.

    BalasHapus
  11. Barusan tadi siang aku lewat jalan yang banyak pepohonan dan tumbuhan gitu, tengah hari panas, dan api menyala tinggi. Masyarakat sekitar pun mulai berlarian karena api mendekati pemukiman. Dan ternyata usut punya usut, awal mulanya karena ada yang bakar sampah dekat situ. Duh, sosialisasi untuk menjaga hutan mesti terus digalakkan nih + menghilangkan kebiasaan bakar sampah

    BalasHapus
  12. terimakasih sharing dan remindernya kak, sebagai penggiat medsos memang sharing konten tentang lingkungan yang bisa saya lakukan . semoga makin meningkat kesadaran masyarakat kita tentang lingkungn ya

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam