Review film Korea Selatan berjudul Following |
Review film Korea Selatan Following 2024 - Pernah gak sih kamu ngefans sama influencer yang punya hidup mewah di media sosial? Lantas bagaimana bila kenyataannya, hidup mewah idolamu itu semu?
***
Beberapa waktu lalu, aku tertarik dengan film yang diperankan oleh Shin Hye Sun. Beberapa film Mbak Hye sun menurutku bagus-bagus semisal Target (yang juga berhubungan dengan dunia digital).
Well, sebelum kuulas sedikit mengenai film Korea Selatan yang satu ini, ada bagusnya kita ketahui dulu seluk beluknya, mulai dari tanggal rilis hingga daftar pemainnya,
Tanggal rilis: 15 Mei 2024 (Korea Selatan)
Sutradara: Kim Se-hwi
Para pemeran :
- Byun Yo Han sebagai Koo Jung Tae
- Shin Hae Sun sebagai Han So Ra
- Lee El sebagai Oh Young Joo
- Jang Sung Bum
- Han So Ha
- Lee Se Rang
- Shim Dal-gi
- Park E Hyun
Kita tahu bahwa Shin hae Sun telah dikenal lewat film maupun dramanya yang epik. Biasanya ia berperan sebagai anak baik atau protagonis, namun dalam Following, Shin justru mengambil peran berbeda. Penasaran gak, beda gimana?
Review Film Korea Following 2024
Cerita dimulai pada seorang bernama Kang Jung Tae yang bekerja sebagai agen properti di kotanya. Sebagai agen properti, Jung Tae paham seluk beluk perumahan yang ia pegang. Termasuk soal pemilik rumah.
Sayangnya, posisi sebagai agen properti dimanfaatkan Jung Tae untuk menguntit orang-orang. Ia bisa dengan bebas keluar masuk ke properti milik kliennya. Kadang, ia mencuri barang juga, meski bukan barang mahal.
Setelah puas menguntit kliennya, kemudian ia bertemu dengan Han Sora, seorang influencer yang punya banyak follower di media sosial.
Han Sora kerap memamerkan kehidupan mewahnya di media sosial, berfoto dengan tas-tas, makanan dan baju-baju bagus.
Jung Tae dan Han Sora dalam film Korea Following 2024 |
Nah, ketika Sora tengah makan, Sora berkata di instagram pribadinya bahwa ia sedang makan mewah, padahal di aslinya, ia sedang makan sosis yang ia beli di sebuah minimarket. Jung tae merasa Sora sebagai sosok pembohong.
Penasaran, ia kemudian mulai menguntit gerak-gerik Sora, hingga berusaha masuk ke rumah miliknya. Meski Jung Tae sering utak-atik pintu, tapi tak pernah bisa membuka kode pintu rumah Sora.
Sekali... Dua kali... Tiga kali... Mencoba membobol pintu, tetap tak berhasil.
Sampai akhirnya, Sora datang sendiri ke kantor Jung Tae dan memberikan kunci apartemennya. Sora mengaku akan pergi berlibur ke daerah lain sehingga harus menitipkan kunci.
Jung Tae kegirangan. Ia tak menyangka bahwa usaha pembobolannya yang tak pernah berhasil dipermudah oleh Sora dengan menyerahkan kode kuncinya.
Pada malam harinya, Jung Tae mulai masuk ke apartemen Sora. Ia mulai memeriksa seluk beluk ruangan dan mengambil beberapa barang. Ia juga membenahi kerusakan kecil.
Saat memasuki kamar mandi, Jung Tae menemukan rambut dan beberapa hal aneh. Ia pun mengambil sampel dari kotoran yang menempel di wastafel milik Sora, kemudian pergi.
Baca juga : Review Film Korea Selatan Exhuma 2024
Di waktu lain, Jung Tae masih penasaran dengan apartemen Sora. Ia memutuskan bakal masuk kembali. Tak disangka, ketika sampai Jung Tae malah menemukan bahwa Sora telah mati bersimbah darah. Ia pun lari ketakutan.
Malamnya, Jung Tae didatangi dua orang yang hendak melihat apartemen milik Sora. Ia kemudian berpura-pura tak tahu apa-apa dan membawa keduanya ke sana. Namun mayat Sora sudah tak ada?
Kemanakah mayat Sora, apakah si pembunuh sudah membersihkan dan membuangnya ke suatu tempat? Pada satu sisi Jung Tae merasa lega tapi pada sisi lainnya ia merasa takut.
Menghilangnya Sora membuat geger media sosial, termasuk pengikut setia Sora. Polisi mulai memeriksa satu per satu orang setelah temannya melaporkan hilangnya Sora, termasuk Jung Tae.
Jung Tae berusaha tenang seolah tak terjadi apa-apa. Hingga suatu waktu, ia dijadikan tersangka setelah beberapa bukti mengarah padanya. Terlebih, polisi tahu kalau ia seorang penguntit.
Puncaknya, ketika Jung Tae sudah terdesak dan hampir menyerah, ia ingat punya bukti mengenai Sora. Ya, Sora di media sosial ternyata bukan orang yang baik.
Di media sosial, Sora seorang malaikat penolong hewan yang terluka sehingga memperoleh donasi cukup besar dari followernya. Tapi pada kenyataannya, perilakunya berkebalikan. Seperti apakah Sora sebenarnya?
Bagi kamu yang penasaran, bisa nonton sendiri kelanjutannya ya. Menurut saya, film ini cukup seru untuk dilihat. Banyak kejutan-kejutan dan amanah di dalamnya. Relate dengan kebiasaan orang zaman now.
Alur dan penokohan
Bagi aku pribadi, alurnya mudah dipahami dan memiliki jalan cerita yang ringan tapi tetap seru untuk dinikmati. Pemerannya juga punya kualitas akting yang mantep lah, gak kaleng-kaleng. Shin Hye Sun bisa bikin kezel juga haha pun dengan si penguntit Jung Tae atau Byun Yo Han.
Rating Film Following
Kalau menurut aku pribadi, film genre thriller ini seru untuk ditonton karena ada plg twistnya juga. Rating pribadi 8/10
Kesan Pesan saat Menonton Film Korea Following 2024
Awalnya, saya jengkel sekali dengan perilaku Jung Tae, eh, masih jengkel sampai akhir sih. Tapi gegara perilaku dia yang kepo itu, membuat suatu kasus terpecahkan (secara tidak sengaja).
Jung Tae karakter manusia yang berbahaya begitupun dengan Sora. Coba deh kalau kamu diikuti oleh penguntit dan dia kepo dengan isi rumah bahkan hidupmu. Itu serem banget.
Sora pun demikian. Ia punya jiwa psikopat. Bahkan keluarganya pun tak mau mengakuinya lagi karena sifat buruknya.
Saat Sora menjadi influencer dan memiliki banyak follower, ia merasa berada di surga saking bahagianya. Ia memosting barang-barang mewahnya, makanan enak, hingga momen ia saat menolong kucing dan anjing yang terluka.
Tapi dibalik semua postingannya itu ternyata tersimpan kebenaran yang mengerikan. Sora menolong hewan-hewan itu demi donasi dan popularitas. Hal ini related dengan kondisi saat ini.
Banyak sekali orang meminta donasi di media sosial seakan ia telah menolong makhluk lain. Padahal, bisa jadi ia yang menyebabkan makhluk tersebut terluka dan menjadikannya konten demi cuan.
Beberapa kali, saya menemukan orang seperti itu di medsos. Mereka memanfaatkan belas kasihan orang lain. Tahu kan kalau Indonesia peringkat 1 sebagai orang dermawan. Celah kebaikan itu dimanfaatkan orang jahat untuk kepentingan pribadi.
Hal lain, apa yang kita lihat di media sosial belum tentu pada realitanya sama. Misal, di IG terlihat sering flexing barang mewah, ternyata aslinya dia cuma nyewa atau pinjam teman. Semua hal di medsos itu semu. Tak bisa dipercaya.
Menurutku, film ini layak ditonton oleh kamu yang sudah berusia 17 plus. Gak ada adegan vulgarnya, tapi memang ada adegan berdarah hingga pembunuhan. Gak baik dilihat anak-anak.
Baca juga : The Midnight Studio Drama Underrate tentang Fotografi Arwah
For all, amanah dari film ini, jangan mudah percaya aktivitas orang di medsos, jangan mudah memberikan donasi, jangan mudah membagikan data pribadi, selektiflah memilih teman dan hati-hati terhadap orang di sekitarmu, sebab, penguntit itu berbahaya.
Akhir kata, semoga review dan spoiler film Korea Selatan ini membantu ya. Salam hangat dari Naramutiara.
Bagus lho ini filmnya kak
BalasHapusIya, lumayan seru ceritanya
HapusNice review
BalasHapus