
Memutuskan memakai baju lusuh dalam keseharian ternyata sebentuk tindakan bijak untuk menjaga bumi. Lho, kok bisa?
Memutuskan memakai baju lusuh dalam keseharian ternyata sebentuk tindakan bijak untuk menjaga bumi. Lho, kok bisa?
![]() |
Sampah makanan berupa buah apel (Sumber : Pixabay/Filmbetrachter) |
Setiap orang bisa menjadi pahlawan. Tak perlu menjadi Superman yang punya kulit sekuat baja atau Batman yang punya senjata modern untuk menumpas kejahatan. Melalui aktivitas ramah lingkungan pun, kita bisa menjadi pahlawan. Ya, pahlawan bagi bumi.
![]() |
Proses pengeringan lahan gambut di Siak (dokumentasi pribadi) |
"Panas yang terjadi akhir-akhir ini bukan hanya mengganggu kenyaman manusia, tetapi juga berpotensi memunculkan karhutla di wilayah rentan. Bila itu terjadi, maka kerugian bukan hanya bicara ekonomi maupun kesehatan tetapi juga kekayaan alam berupa flora dan fauna"
![]() |
Ilustrasi sebuah desa (Dok. Nurul Mutiara R.A) |
“Alam memberikan sumbangsih penting bagi manusia melalui tanaman yang tumbuh subur di atasnya. Bila alam terus dijaga dengan baik, niscaya ia akan memberikan manfaat bagi kehidupan”
"Apa sih hubungan antara Keadilan Iklim dan Perubahan Iklim?"
Perubahan iklim bukan hanya isapan jempol. Saat ini, sudah banyak bencana-bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim seperti banjir bandang, angin ribut, longsor, kekeringan, dan rob.
Tahukah kalian bahwa tanggal 9 Agustus 2022 lalu di peringati sebagai Hari Adat Sedunia? Itu artinya, dunia sangat mengakui bahwa masyarakat adat memiliki peran penting bagi kehidupan. Namun begitu, sudah kenalkah kalian apa itu masyarakat adat?
***
![]() |
Ilustrasi langit biru membuat segalanya menjadi indah (oleh: Pixabay/Timhill) |
Saat di perjalanan menuju Kota Jakarta, aku begitu menikmati langit biru sepanjang kereta berjalanan. Hamparan langit yang terang beserta kapas-kapasnya, bersanding manis dengan hijaunya persawahan dan hutan jati di kanan kiri rel kereta api.
Sekaya apa keanekaragaman hayati Indonesia sampai kita harus bangga menjadi bagian darinya?
***
Waktu itu aku masih berusia sekitar 12 tahun dan hidup di lingkungan pedesaan yang notabene memiliki kondisi alam yang masih asri. Berbagai tumbuhan liar hingga tanaman peliharaan sangat mudah ditemukan di lingkunganku. Suasana hijau menjadi pemandangan sehari-hari yang meneduhkan.
“Memangnya hanya dengan tindakan sepele yang kita lakukan, itu bisa mengendalikan perubahan iklim?”
Beberapa waktu lalu, ketika aku share tulisan di Facebook bertema lingkungan, seorang kawan mengomentari postingan tersebut. Dia memberi pendapat bahwa hal kecil yang sudah saya tulis tak akan berpengaruh banyak.
“Penggunaan biofuel mampu meminimalir terjadinya perubahan iklim. Benarkah demikian?”
Saya masih ingat, ketika masa kanak-kanak, bapak sering membaca majalah pertanian bernama Trubus. Melalui majalah itulah, saya kemudian mengenal istilah bahan bakar alternatif pertama kali.