Rabu, 01 Mei 2024

Halo Kucing Tiga Warna, Apakah Kamu Sudah Makan?

Ilustrasi kucing kembang telon. Dia kucing milik tetangga (Dok.Nurul Mutiara R.A)

Cerita perjuangan kucing-kucing jalanan - Seekor kucing tiga warna terbirit-birit berlari dari sebuah warung pojok. Terlihat di mulutnya, terdapat tulang ayam dengan sedikit sisa daging yang menempel.

Tanpa pikir panjang, tulang yang tak seberapa itu ia berikan pada tiga ekor anak yang bersembunyi di dalam pipa besar dekat selokan. Dengan rakus, ketiganya berebut tulang ayam tersebut. 

Si induk kucing hanya menatap sembari duduk. Padahal aku yakin, dia juga merasa lapar. Tapi ia masih mendahulukan anak-anaknya. Bila diperhatikan, tubuh si induk ini kurus kering, tapi ia tak pernah egois, membiarkan perutnya kenyang sendiri. 

Aku tak tahu pasti, itu kucing milik siapa. Bisa jadi, ia dan anak-anaknya memang tak bertuan. Aktivitas kucing itu aku lihat ketika berada di depan sebuah minimarket. Kebetulan, aku tengah menunggu adikku membeli makanan. 

Aku menatap lekat-lekat keempat kucing itu, 1 kucing kembang telon (induk) dan 3 anak kucing berwarna orange, orange putih serta hitam. 

Merasa trenyuh, aku membeli dua ikan bandeng goreng ukuran besar di warung terdekat. Aku potong-potong itu dan aku bagikan ke tiap kucing. Mereka begitu lahap hingga saling berebut. 

Baca juga : Mudik? Jangan Tinggalkan Anabul Di Rumah Sendirian

Kucing berwarna oranye nampak kurus dengan skabies di bagian kepala. Aku sedih dengan kondisinya, namun aku tak bisa membawa pulang karena di rumah sudah ada 5 kucing. 

Saat itu, aku hanya bisa memberikan makanan semampuku untuk semua kucing jalanan tersebut. Aku harap, melalui rezeki tak seberapa itu, tiap kucing bisa merasa kenyang.

Aku harap lagi, para kucing itu selalu menemukan  manusia baik yang mau bersedekah makanan walaupun jumlahnya tak seberapa. 

Hidup sebagai kucing jalanan tidaklah mudah

Pemandangan-pemandangan semacam itu sering aku saksikan di jalanan. Kucing-kucing yang berlomba mendapatkan makanan sisa dari manusia.

tiap keluar rumah dan berada di lokasi yang memiliki banyak warung, aku sering melihat banyak kucing dengan berbagai bentuk. Ada yang gendut (mungkin saking banyaknya makan), ada pula yang tubuhnya kurus, kotor dengan skabies di badan.

Bila ada rezeki dan berada di dekat warung, aku membelikan makanan untuk mereka, juga membelikan makanan untuk kucing-kucingku di rumah.

Ketika kamu melihat kucing jalanan, tak apa kalau belum bisa membawa mereka sebagai hewan peliharaan. Sebab, tiap orang punya alasan sendiri yang tak perlu diketahui. 

Meski begitu, bila kamu menemukan mereka, terutama para kucing dengan kondisi kurus kering, berilah mereka makanan semampumu. Sedekah pada hewan tak akan membuatmu miskin.

Tak seperti manusia yang bisa berbohong soal kekurangan, mereka (para hewan) tak melakukan itu. Ketika mereka lapar, itu artinya mereka lapar. Ketika mereka kesakitan, mereka benar-benar membutuhkan uluran tangan.

Ilustrasi kucing-kucing (dok.Kucing Nurul Mutiara R.A) 

Hidup sebagai kucing jalanan tidaklah mudah. Tiap mencari makan atau mencari tempat untuk hidup, mereka akan berlomba dengan yang lain. saling bertarung hingga akhirnya yang terlemah luka dan tersingkir.

Beberapa yang aku amati, di tiap wilayah pasti ada kucing yang jadi penguasa. Kucing-kucing tak akan sembarang bisa memasuki wilayah tersebut. 

Tak seperti manusia yang memiliki uang atau aturan tertulis, kucing hanya memiliki aturan berdasar sifat kealamian mereka. Jika mereka mati, tak ada hal yang bisa diperjuangkan.

Mereka tak memiliki uang. Saat mereka lapar, mereka hanya mengandalkan insting untuk berburu dan memohon belas kasih. Mereka tak bisa membeli makanan sesuai keinginan mereka, seperti layaknya manusia.

Cerita tentang kucing jalanan lainnya pernah aku lihat ketika kuliah dulu. Saat makan nasi goreng, aku melihat seekor kucing hamil yang ditendang oleh ibu pemilik warung, padahal ia hanya mengeong dekat di bawah meja

Melihat itu, aku dan teman-teman langsung menasehati si ibu itu dengan keras. Seperti apapun, kucing juga mahluk hidup. Mereka datang karena lapar. Apalagi dalam kondisi mengandung. 

Bila ingin membuat mereka pergi, percik dengan air saja, jangan ditendang atau dipukul. Itu sangat menyakitkan.

Kucing tiga warna di cerita awal juga salah satu kucing jalanan yang tengah berjuang menghidupi anak-anaknya. 

Meski kucing itu hanya membawa tulang dengan secuil daging, ia pasti mendapatkannya dengan penuh perjuangan. Terlebih bila jumlah kucing di lokasi tersebut banyak. 

Para kucing itu, bila bertemu dengan orang baik, bisa jadi tulang sisa makanan, diberikan secara cuma-cuma. Tapi bila mereka bertemu manusia jahat, risiko disakiti juga mungkin saja terjadi.

Terkadang, jika jumlah mereka suatu lingkungan sudah over, maka akan ada lebih banyak pertarungan dan kucing-kucing yang terluka. Kasihan banget gak sih? 

Melihat hal itu, aku jadi apresiatif kepada pihak yang mau melakukan steril kucing liar, biasanya dilakukan oleh Dinas Peternakan bila milik pemerintah atau pihak swasta tertentu misal lembaga donasi. 

Aku sendiri termasuk pro steril kucing. Meski beberapa orang menganggap itu menghilangkan  hak kucing untuk berkembang biak, namun pada lain sisi, itu membantu mereka hidup lebih baik, asal jumlahnya udah over. 

Teman-temanku yang melakukan steril pada kucing mereka, alhamdulillah, memiliki kucing yang sehat dan gemuk. Kucing temanku juga tak mudah terluka karena gak gelut satu sama lain untuk merebutkan betina. 

Kalau kucing betina, ia jadi gak gampang melahirkan sehingga meningkatkan populasi kucing. Tahu kan, kalau terlalu berlebihan, itu juga tak baik. 

Baca juga : Selain Makanan, Kucing Juga Butuh Sterilisasi

Baiklah, itu dia secuil cerita tentang kucing-kucing jalanan yang pernah aku lihat. Guys, soal bersedekah pada kucing, lakukan sesuai kemampuanmu. 

Tapi satu hal, kasih makanan yang memang cocok dengan kucing, jangan kasih makakan yang bisa membahayakan mereka, okey! Well, sekian dan salam hangat dari Nurul Mutiara R.A

34 komentar:

  1. Kadang aku juga begitu sih. Kalau ketemu di jalanan, kadang ada aja yang aku berikan untuk makanan mereka. Di rumah juga sebenarnya nggak memelihara kucing secara khusus. Tapi, ada banyak kucing yang sering mampir. Jadi, setiap hari aku selalu menyiapkan makanan di luar rumah. Sampai ada tempat makanannya sendiri sih untuk kucing-kucing yang mampir ke rumah.

    BalasHapus
  2. sehat-sehat terus cat lover. semoga selalu diberi rezeki tak hingga, buat terus menyayangi anabul meski enggak bisa merawatnya di rumah

    BalasHapus
  3. Meskipun waktu kecil saya dikelilingi kucing karena ibu memelihara kucing, tapi saat dewasa saya tidak tertarik memelihara juga. Meskipun demikian saya berusaha tidak menyakiti kucing. Kalau ada yang ke rumah minta makan, ya saya kasih.

    BalasHapus
  4. Kehidupan kucing jalanan memang keras dan penuh perjuangan. Karena semakin banyak populasi kucing. Padahal makanan yang ada dangan terbatas. Jadi harus berebut. Hanya masih ada orang yang menebar makanan kucing di jalan. Tapi ya itu, berebut juga.

    BalasHapus
  5. Oo kucing pun punya kekuasaan di wilayahnya ya. Kadang kasihan juga jika ada orang buang kucing di sembarang tempat. Mungkin mereka akan dimusuhi oleh kucing yang berkuasa di daerah itu

    BalasHapus
  6. Sejauh ini daku pas lagi ke luar rumah, alhamdulillah bertemu kucing jalanan pada terawat dan diberikan makanan yang baik oleh orang² yang lewat

    BalasHapus
  7. sedih juga dengan perlakuan jahat orang-orang pada hewan-hewan jalanan, meski saya sendiri juga belum bisa bersahabat dengan kucing tapi sebisa mungkin gak menyiksa mereka

    BalasHapus
  8. Di rumah datang barganti-ganti kucing. Setiap pagi. Anak-anak yang suka kasih makan. Bahkan dikasih nama semua kucing yang datang 😊.

    Saya cuma lihat saja. Paling hanya nyuruh anak untuk kasih makan kucing yang mampir itu

    BalasHapus
  9. Aku selalu wanti-wanti banget sebenci apapun sama keberadaan kucing jalanan, janganlah sampai melakukan kekerasan fisik terhadap mereka ya..

    BalasHapus
  10. Iyaa kasihan kalo kucing jalanan pas mengandung yang datang. Kesel sih karena mungkin kelaparan banget ya, tapi inget juga rasanya kalo hamil.gimana. jadi paling cuma percikan air aja

    BalasHapus
  11. Si ibu yang nendang kucing beneran jahat itu
    Akhlaknya pada keseharian pasti gak jauh beda begitu...
    Menyedihkan!

    Semoga kita bisa berbagi untuk sesama mahluk ya, terutama kucing yang tidak bisa dikurbankan dan tidak bisa dikonsumsi tapi diriwayatkan banyak kebaikannya dalam sejarah Islam

    BalasHapus
  12. Aku sedih kalau lihata kucing jalanan yang telunta lunta
    Makanya aku selalu bawa makanan kucing setiap pergi ke luar rumah
    Biar bisa berbagi sedikit rezeki ke mereka

    BalasHapus
  13. Aku setuju lho, sama kucing atau hewan-hewan lainnya, janganlah ya dijahatin. Kasihan. Kalo Pewe biasanya beli makanan kucing yang kiloan itu lho, lalu ditaruh di wadah dan suka dibawa ke mana-mana. Klo nemu kucing liar, dia tinggal kasih makanan khusus kucingnya, jadi gak kasih sembarangan makanan

    BalasHapus
  14. sekarang hewan memang lebih jujur dari manusia, jadi bikin ragu saat mau nolong sesama manusia. Tapi kalau melihat hewan seperti kucing selalu diusahan untuk membant dengan memberi makan atau minum

    BalasHapus
  15. Aku dulu suka kucing, tapi sekarang udah nggak begitu dulu punya kucing sayang banget, gemoy terawat trus lama ngga pulang, pulang-pulang Luka lehere gitu.

    BalasHapus
  16. Di sekitar rumah banyak banget mbak kucing, dan selalu kami beri makan. Eh ternyata mereka itu nggak berpindah-pindah lho hidupnya jika kita sering memberinya makanan. Ini sudah ada 10 lebih generasi, lucu-lucu, hehe...

    BalasHapus
  17. Kucing jalanan pasti punya persaingan hidup berat yang luar biasa. Penuh perjuangan untuk tetap bisa bertahn hidup. Semoga makin banyak yang perduli dan suka memberikan makanan kucing liar di jalanan yah

    BalasHapus
  18. Aku tuh suka nggak tegaan kalo lihat hewan terlunta2 di jalan/di pasar. Kok ya org2 ga ada yg mau ngasih makan yak. Aku dulu pernah punya kucing kyk punya kakak ini. Cmn dia nakal sekali. Selalu naik meja dan ambil lauk. Akhirnya ya aku buang aja tuh kucing dan anak2nya ke pasar. Nggak tega sih. Tp ya dia nakal bgt tau.

    BalasHapus
  19. Aku termasuk yang gak suka kucing, tapi kedua anakku pecinta kucing bahkan sering bawa kucing jalanan ke rumah. Akhirnya meskipun gak pernah pegang tapi tiap hari beli ikan pindang buat persedian kalau ada kucing datang buat kasih makan

    BalasHapus
  20. Sering banget nemu kucing di jalan tiga warna kek gini, btwe aku juga punya satu di rumah tapi warnanya item terus kakinya putih kayak pakai kaos kakiii hihi. Sekali kali aku juga pengen cerita tentang kucing di blog aahhhh.

    BalasHapus
  21. wah anakku suka semua sama kucing., tapi sejujurnya aku agak risih huhu.. mungkin karena alergi sama bulunya jadi jaga jarak deh

    BalasHapus
  22. Aku menyebutnya kucing belang tiga, wkwk.. Kalo udah nampak kucing jalanan rasanya sedih, bahkan sempet mikir cara berjuang hidup mereka pasti berat banget, huhu..

    BalasHapus
  23. Aku gak pernah pelihara kucing secara khusus.
    Kata anakku, "Mamah daripada adopt kucing, lebih baik konsisten kasih makan kucing jalanan ((yang mampir ke rumah)) atau secara khusus kita lagi jalan pagi, misalnyaa.."

    Jadi, kucing yang di rumah itu officially kucing peliharaan tapi random dari kucing jalan. Dan sekarang, meskipun kucing jalanan, tapi bulunya cantik-cantiik.. bikin jatuh cinta.

    BalasHapus
  24. Kucing telon pasti betina, ini mitos tapi memang kenyataan. Di rumah sekarang udah ga pelihara kucing karena bulunya kemana-mana dan bikin bersin terus,

    BalasHapus
  25. Itulah sebabnya aku pro steril kucing (pada kucing jantan dan betina). Populasi kucing jalanan ini banyak banget dan di luar sana banyak manusia yang jahat pada mereka.

    BalasHapus
  26. Di sekitar rumahku banyak kucing jalanan kak. Kalau bersihan sih gak masalah. Lah kucingnya liat, suka berantem, terus beol sembarangan. Halaman rumahku sering tuh dibuat buang hajatnya si kucing. Sebel kan

    BalasHapus
  27. Aku bukan pecinta kucing, tapi kalau lihat kucing jalanan selalu suka kasih makan. Kasian banget sih.. Kadang ada yang kurus banget. luka2.. hmmm

    BalasHapus
  28. Hiks, kok aku sedih ya Mbak, bacanya. Apalagi kalau ingat kucing jalanan ditendang-tendang saat cari makan di dekat orang makan. Padahal mereka hanya ingin bertahan hidup. Seandainya mereka juga punya uang untuk beli pecel lele yang kita beli :'(

    BalasHapus
  29. Betul Kak hidup sebagai kucing jalanan itu sama aja kayak manusia yang hidup di jalanan nggak mudah karena berebut tempat untuk berteduh dan juga berebut untuk mendapatkan makanan. Aku juga setuju kalau misalkan ingin membuat kucing menjauh itu jangan ditendang apalagi dipukul cukup dipercik sama air aja kucing pasti pergi

    BalasHapus
  30. aku takut banget sama kucing. kadang liat dia jalan aja suka deg-degan hehehe

    BalasHapus
  31. Saya kok takut ya sama kucing, mungkin karena dulu sering ditakut-takuti dicakar kucing. Sama ngeri pas gendong anak. Jadi kalau ada kucing, beraninya cuma lihat dari jauh atau ngusir dari jauh.

    BalasHapus
  32. Suka kasihan sih sata melihat kuncing apalagi bermeong-meong ria. DI rumah ada seekor kucing berwarna orange, saat pagi hari dia akan bersuara berteriak seakan minta makan. Entah punya siapa, cuma ketika pagi dia akan ada di pintu dekat dapur. Anak-anak yang biasa sarapan tak jarang membagi lauknya dengan kucing. Setelah diberi lauk dia akan pergi.

    BalasHapus
  33. Aku pernah beli makanan kucing untuk kuberikan pada kucing liar yang ada di sekiitar rumah. Ternyata utuh gak ada yang mau makan. Mereka sukanya real food kayak kepala ikan atau tulang ayam ...

    BalasHapus
  34. Ceritanya bikin hati terenyuh banget. Kucing-kucing jalanan tuh bener-bener hebat ya, meski kehidupan mereka susah tapi tetep berjuang demi kelangsungan hidup. Semoga lebih banyak orang yang peduli sama mereka, ya! 🐾❤️

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam