![]() |
Gajah-gajah liar yang tengah berkumpul bersama (Sumber : Pixabay/anya) |
Beberapa waktu ini, kita dicengangkan oleh berita kematian seekor gajah lucu bernama Kalista Lestari (Tari) di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau. Gajah Tari merupakan anak dari Gajah betina bernama Lisa.
Setiap waktu, sang mahout, selalu memposting kelucuan gajah Tari yang suka menendang, berlari dan mengadu ke ibunya ketika diledek oleh mahoutnya. Sayangnya, 10 September 2025 lalu, sebuah surat memberitahukan bahwa Gajah Tari telah tiada.
Hari ini, diinformasikan bahwa Tari mati karena terkena EEHV, virus ganas yang secara khusus menyerang anak-anak gajah. Sebenanrnya, gajah Tari bukan satu-satunya hewan yang mati di Tessonilo. Sebelumnya ada gajah Ryu dan gajah Rahman. Nah, khusus untuk Gajah Rahman, aku cukup sedih mendengar ceritanya.
Dia bukan mati karena sakit, tetapi ditemukan dengan gading hilang satu. Gajah Rahman mati diracun oleh manusia jahat. Oleh karena hal itu, aku ingin menulis sebuah surat untuk setiap orang. Surat dariku sebagai perwakilan gajah.
Surat untuk Indonesia dari Seekor Gajah
Indonesia, 25 Agustus 2025
Yang tercinta, negeriku Indonesia,
Hari ini, melalui tulisan sederhana ini, aku ingin menyampaikan setiap bait perasaan dalam hati. Namun, aku bukan bicara sebagai manusia. Aku ingin bercerita padamu sebagai seekor gajah. Seekor gajah yang mewakili kawan-kawan di rimba sempit yang tersisa di Pulau Sumatera.
Tepat 17 Agustus 2025 lalu, engkau merayakan Hari Kemerdekaan ke-80. Aku bahagia. Aku bangga. Melihat dari jauh, para mahout dan petugas penjaga hutan merayakannya dengan suka cita. Pernak-pernik merah putih menghiasi bangunan-bangunan Taman Nasional, tempat aku berinteraksi dengan manusia.
Hari itu, saat memasuki hutan untuk mencari makanan, aku bertemu dengan kawanan gajah liar yang ketakutan. Sebagai gajah latih, aku punya tugas menghalau mereka agar tidak memasuki kawasan penduduk. Saat bicara dengan salah satu teman gajah liar, ia menceritakan hal pilu.
Rumah mereka telah hilang. Hutan-hutan dijarah pembalak serakah. Setiap malam, ketika para gajah liar tertidur pulas, mereka mendengar suara-suara mengerikan. Sekelompok manusia menumbangkan pohon dengan mesin raksasa bernama ekskavator, mesin yang ukurannya lebih besar dari tubuh para gajah.
Hal lebih memilukan, sering, para gajah liar menemukan teman-temannya mati diracun atau terkena jerat besi. Jerat besi itu membuat kaki-kaki gajah terluka. Mereka tak bisa ke dokter layaknya manusia. Jika infeksi parah, luka itu akan membusuk dan membuat mereka mati dalam sepi.
Nusantaraku yang indah, sebagai gajah latih, aku hanya berharap ada banyak manusia yang lebih peduli. Ada banyak manusia berhenti untuk melakukan deforestasi.
Sebab, di bumi ini bukan hanya manusia yang menghuni, tapi juga kami, kawanan gajah, orang utan, harimau, burung, badak dan fauna lainnya yang terancam punah. Kami juga ingin merasa merdeka, seperti halnya kalian, manusia.
Salam Lestari
Gajah
***
Gajah merupakan makhluk cerdas yang memiliki banyak manfaat bagi lingkungan. Melalui gajah, hutan-hutan bisa terbentuk, karena gajah memakan biji, daun dan batang, kemudian menyebarkan biji-biji melalui feses mereka. layaknya burung-burung, mereka membantu lingkungan membentuk tanaman baru.
Semoga, kedepannya, ada lebih banyak keadilan untuk para gajah. Salam lestari untuk para gajah, hewan lain dan hutan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam