Laman

Senin, 27 Maret 2023

Story of Naramutiara : Pengalaman Terbang Pertama ke Pekanbaru dari Bandara Ahmad Yani Semarang

Saya saat sampai di bandara SSQ II, Pekanbaru 

Bagi sebagian orang yang terbiasa traveling, aktivitas memesan hingga naik pesawat bukan hal yang sulit. Namun bagaimana jika itu pertama kalinya kita melakukan perjalanan menggunakan pesawat? Tentunya bakal ada proses memorable yang dialami. 

Melalui postingan kali ini, aku akan membagikan informasi seputar perjalananku ke Pekanbaru dari Pekalongan. Tentunya, karena ini pertama kalinya aku menggunakan pesawat jadi ada beberapa cerita dan step-step yang ingin aku bagikan.

*** 

Hari itu, aku mendapat undangan trip media selama kurang lebih 5 hari. Trip media kali ini akan mengangkat isu yang berhubungan dengan hutan, lingkungan dan aksi-aksi menjaga keduanya. 

Aku berangkat dari Pekalongan (pada 11 Maret 2023) ke stasiun Poncol, Semarang menggunakan kereta api Kaligung dengan biaya Rp 80.000 (harga tiket kereta Rp 70.000+biaya admin dan asuransi). 

FYI, sebenarnya tiket pesawatku tanggal 12 Maret, hanya saja, karena waktu check in adalah pukul 7 pagi, sehingga aku harus ada di bandara 2 jam sebelum waktu check in. Jika tidak, aku takut terlambat menunggu pesawat.

Lanjut. Begitu tiba ke bandara Ahmad Yani, aku memutuskan untuk menginap di masjid bandara karena berbagai pertimbangan. Sebenarnya, 1 hari sebelumnya aku sudah berniat memesan penginapan terdekat. Namun melihat efetivitas waktu, tenaga dan biaya akhirnya niat tersebut urung kulakukan.

Kamu bisa baca ulasannya di : Pengalaman Bermalam di Masjid Bandara Ahmad Yani, Semarang

Setelah istirahat di masjid, aku bangun sekitar pukul 4 pagi dan memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Di halaman bandara juga terlihat para calon penumpang pesawat sedang beristirahat.

(Dokumentasi Pribadi Nurul Mutiara R.A)

Sekitar pukul 5 pagi, counter check in mulai dibuka. Baik petugas bandara maupun penumpang sudah mulai memenuhi Bandara Ahmad Yani. Step pertama saat hendak terbang, kita harus check in dulu ke petugas.

Sebenarnya check in bisa dilakukan secara online. Hanya saja, waktu itu website milik maskapai yang akan aku tumpangi sedang ada trouble sehingga harus dilakukan secara manual. 

Nah, ketika sampai di depan konter check in, pastikan kita memilih meja sesuai dengan maskapai di tiket ya, jangan asal antri hehe. Biasanya nama maskapai akan tertera di layar TV.

Bagi penumpang yang membawa barang simpel, semisal ransel atau koper kecil, biasanya tak perlu melakukan proses timbang-menimbang. 

Tapi, jika barang melebihi kapasitas kabin pesawat (ukurannya maksimal 7 kg untuk maskapai Batik Air, tiap maskapai bisa berneda) maka akan masuk ke bagasi. 

Well, karena hari itu aku membawa koper lebih dari 8 kg sehingga koperku harus diletakkan di bagasi pesawat.

Konter check in Batik Air, maskapai yang akan membawaku ke Pekanbaru (Dok.Pri)

FYI, Pesawat yang aku tumpangi nantinya akan transit di Bandara Sokarno Hatta, Cengkareng jadi gak langsung ke Pekanbaru. Dengan demikian, aku perlu melapor ke petugas penjaga konter Bandara Ahmad Yani.

Otomatis, aku bakal diberi 2 boarding pass. 1 boarding pass untuk keberangkatan dari bandara Ahmad Yani ke Bandara Soetta, 1 lagi untuk keberangkatan dari Bandara Soetta ke Bandara SSQ II Pekanbaru.

Baca jugaMenjejak ke Dayun : Dari Desa Tertinggal hingga Jadi Desa Wisata Nasional

Setelah selesai check in dan menimbang barang bawaan, aku menuju ke tempat pemeriksaan barang dan badan. Petugas akan mengarahkan untuk melepas semua perlengkapan yang mengandung besi dan diletakkan di wadah khusus.

Setelah pemeriksaan selesai dan dinyatakan aman. Aku tinggal pergi menuju ruang tunggu. Nah, hal yang perlu diperhatikan saat berada di ruang tunggu, pastikan duduk dekat dengan gate yang sesuai pada boarding pass ya untuk menghindari grusa-grusu.

Di ruang tunggu ada beberapa tempat makan maupun minimarket jika membutuhkan sesuatu, tapi harganya memang lebih mahal (dok.Pri)
Pastikan kamu menunggu di gate sesuai boarding pass ya biar tidak kesusahan

Lima belas menit sebelum pesawat lepas landas, biasanya petugas akan menginformasikan melalui speaker. Saat itu terjadi, kita akan melakukan antri bersama penumpang lainnya. Pastikan, boarding pass disiapkan di tangan untuk dirobek petugas.

Saat memasuki pesawat, pastikan sudah tahu nomor tempat duduk ya supaya lebih mudah. Waktu penerbangan dari Bandara AH, aku mendapat tempat duduk di 18C yang artinya tidak berada di dekat jendela. But its okay, kalau mau ke toilet aku jadi lebih gampang.

Beruntungnya, seorang ibu yang duduk di dekat jendela memperbolehkan aku untuk mengambil gambar selama perjalanan. Berikut ini beberapa gambar yang aku abadikan selama terbang.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi Pribadi

Setelah terbang kurang lebih 1 jam, aku akhirnya mendarat ke bandara Soetta untuk transit. Petugas (melalui speaker) mengatakan bahwa aku perlu berganti pesawat dan membawa barang bawaanku di kabin. 

Yeay, kudu siap-siap berdiri dan memastikan barang di atas kabin penyimpanan sudah tak ada. Setelah pesawat berhenti dengan sempurna, barulah aku dan penumpang lainnya turun.

By the way, karena maskapai yang aku pakai dari Semarang hingga Pekanbaru sama yakni menggunakan Batik Air, maka aku hanya perlu menuju ruang tunggu sambil menjinjing ransel yang aku bawa, tak perlu check in lagi. 

Berbeda jika maskapai yang kita naiki ternyata tak sama saat transit (misal dari Batik Air ke Garuda) maka ada beberapa step yang membutuhkan effort lebih.

Nah, bagi pemula yang baru pertama kali naik pesawat dan harus transit, maka ada 3 jenis transit yang perlu dipahami. 

  1. Transit tanpa harus turun dari pesawat : Pada transit ini, petugas akan mengarahkan agar kita stay di pesawat sampai waktu terbang kembali.
  2. Transit berganti pesawat dengan maskapai sama (misal : Batik Air No 1 ganti ke Batik air No 2) : saat transit semacam ini, maka kamu dan barangmu di kabin harus ikut diturunkan. Soal barang di bagasi? Tenang. Kalau maskapaimu sama, maka barang di bagasi bisa diambil di bandara tujuan. Catatan : tiap maskapai memberi aturan yang berbeda soal bagasi, jadi sebelumnya kamu perlu pahami dulu. 
  3. Transit berganti pesawat dengan maskapai berbeda. Misal, semula Batik air lalu di bandara transit pindah naik Citilink, maka penumpang harus membawa barang di cabin serta bagasi untuk dipindahkan ke pesawat selanjutnya. Nah, yang rumit disini, kalau beda pesawat, kamu perlu pergi ke terminal tempat pesawat kedua berhenti. Biasanya, penumpang akan naik sky train sehingga membutuhkan waktu lebih lama. 
Kalau aku pribadi, saat ke Pekanbaru lalu, maskapai yang dipesan sama hingga ke bandara tujuan sehingga aku tak perlu pindah terminal (yang harus menggunakan sky train), tinggal menuju ruang tunggu sesuai gate yang tertera di boarding pass untuk tujuan Jakarta-Pekanbaru.


Pokoknya Temans, satu hal yang harus kamu lakukan adalah jangan pernah malu untuk bertanya. Sebab, petugas akan mengarahkanmu jika kamu memang baru pertama naik pesawat. 

Selain itu, tetap cermati papan informasi yang ada di bandara. Misal soal jalur transit, klaim bagasi, ruang tunggu, hingga jalur keluar. 

***

Well, setelah menempuh perjalanan hingga sejak tanggal 11 Maret 2023 dari Pekalongan, akhirnya aku sampai di bandara Sultan Syarif Qasim II pada 12 Maret 2023 sekitar pukul 12 siang. Di bandara, aku sudah dibersamai seorang kawan dari Pekanbaru bernama Bang Adam.

Well, itu dia pengalaman penerbangan pertamaku ke Pulau Sumatra, tepatnya ke Riau. Sebelumnya, aku belum pernah naik pesawat sama sekali sehingga pengalaman ini cukup memorable. 

1 komentar:

  1. Aku udh ga mau lagi transit tapi pakai pesawat berbeda. Kapok. Dulu pernah ngalamin pas di Clarke Phillipines. Pesawatku direschedule. Dan ga bilang apa2. Sampe di bandara sana cuma bisa cengok liat jadwal berubah. Untungnya para staff mereka bantuin banget, dan uangku di refund, tapi kan lamaaaa. Daaaan pesawat lanjutan ku dari singapur ke JKT pake pesawat berbeda harus Angus, Krn mereka ga mau ganti, alasannya beda maskapai. 🤬. Aku jadi kluar uang dobel utk beli tiket baru di hari itu juga. Ga usah tanya biayanya 🤣🤣

    Sejak itu ga mau lagi beda2 maskapai. Samain aja semua. Jadi kalo kenapa2 oesawat reschedule dll, mereka akan ganti semuanya as long as msh under company mereka

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam