Laman

Jumat, 05 Maret 2021

BI Netifest 2021 : Serunya Mengikuti Acara Netifest Bank Indonesia Secara Virtual!

“BI Netifest 2021 kali ini tak ada tatap muka, tapi secara virtual menggunakan zoom”

BI Netifest merupakan ajang tahunan yang diadakan oleh Bank Indonesia sebagai puncak dari rangkaian acara Festival Edukasi Bank Indonesia (Feskabi). Sebelumnya Bank Indonesia melakukan kegiatan tersebut secara offline atau tatap muka ke berbagai kampus se-Indonesia. Namun karena Covid-19, acara berubah menjadi virtual.

Bagi yang updet informasinya, selama 3 hari yakni tanggal 25, 26 dan 27 November 2020, Feskabi membuat talkshow dengan bintang-bintang tamu populer. Pastinya, itu mampu memberi pengetahuan lebih pada generasi muda, terkhusus para mahasiswa.

Webinar dalam rangkaian acara Feskabi 2020 dengan narasumber super keren

Nah, kalau bicara Feskabi, pastinya semua orang tahu bahwa ada kompetisi kece yang terdiri dari blog, vlog, komik, animasi dan kompetisi video 1 menit dengan total hadiah Rp 170 juta. Sungguh, hadiah yang luar biasa besar dan membuat siapapun tertarik untuk memeriahkan.

Bila kamu hendak berpartisipasi, masing-masing kategori lomba akan memiliki hadiah tersendiri. kebetulan aku ikut di lomba blognya dengan total hadiah Rp 22 juta. Juara 1 Rp 10 juta, Juara 2 Rp 7 juta, dan Juara 3 mendapatkan hadiah Rp 5 juta. 

Demi menambah wawasan mengenai lomba, aku mengikuti 3 webinar Feskabi tersebut mulai dari tanggal 25-27 November 2020 yang memiliki 3 tema berbeda tiap webinar. Hmm, kamu ikut juga kan?

Satu dari 3 sertifikat yang aku dapatkan di webinar Feskabi 2020

Nantinya, para konten kreator seluruh Indonesia akan membuat karya-karya apik untuk kemudian dijurikan selama beberapa waktu. Alhamdulillah, pada feskabi 2020, aku menjadi bagian dari 35 finalis yang berkesempatan menimba ilmu dari narasumber-narasumber kompeten.

***

“Selamat! Kamu terpilih sebagai salah satu dari 35 finalis Bank Indonesia Digital Content Competition untuk kategori Blog. Sebagai finalis, kamu mendapatkan kesempatan untuk memperdalam ilmu dan belajar lebih banyak dari para ahli secara gratis! Kami mengundang kamu untuk mengikuti Workshop Generasi Digital Bank Indonesia: Kolaborasi Karya Anak Bangsa”

Sebuah pemberitahuan dari email yang mampu membuat hati gembira. Itu artinya, aku memiliki kesempatan menimba ilmu selama beberapa waktu. Hanya saja, Netifest kali ini tak seperti tahun lalu yang berkesempatan langsung ke Jakarta. Tetapi, kami mengikuti rangkaian acara hingga malam puncak menggunakan aplikasi Zoom.

Secara virtual mulai dari tanggal 17-18 Februari 2021 aku dan teman-teman finalis lainnya akan mengikuti workshop. Nantinya workshop akan dipecah menjadi beberapa ruang berdasarkan kompetisi yang diikuti. Well, karena aku mengikuti kompetisi blog, maka aku masuk ke ruang pelatihan menulis yang akan diisi oleh Mas Nurullah dari Kompasiana.

Sesi berfoto para pengisi workshop untuk tiap kategoti lomba

Sedikit bercerita mengenai mas Nurullah. Beliau merupakan Chief Operating Officer di Kompasiana. Sebelumnya, beliau sempat menjadi bloger, traveler dan juga jurnalis di Kompas Gramedia. Dengan demikian, sudah sangat jelas bahwa beliau sangat kompeten bila berurusan dengan dunia blogging dan tulis menulis.

Kala itu, hari pertama workshop, Mas Nurullah memberikan materi mengenai cara membuat konten yang baik. Hal-hal yag beliau sharingkan adalah mengenai,

  • Powerful content and Positives Vibes
  • Menulis pakai data bukan cuma kata-kata.

Di akhir workshop hari pertama, Mas Nurullah akan memberi tugas kepada kami untuk membuat sebuah artikel yang bertema “Bertransaksi Digital, Gaya Hidup maksimal”. Dari tugas tersebut nantinya bakal dipilih 10 tulisan terbaik dari total 35 tulisan. Tentu ini cukup menantang karena kami diharuskan membuat itu dalam waktu 3 jam.

Baca jugaBI Netifest 2019 : Bersua Kembali dengan Kemeriahan BI Netizen Festival

Sekadar berbagi, bagiku pribadi, membuat artikel dalam waktu singkat itu sungguh sulit. Sebab, selain menentukan ide, judul hingga data, aku juga membutuhkan riset yang cukup lama. Gak mungkin kan sekadar nulis-nulis doank tanpa memberikan pengetahuan baru bagi pembaca. Tapi, dari menulis 3 jam itulah aku jadi belajar bahwa terkadang ide itu bisa muncul secara ajaib.

Banyak sekali artikel dari teman-teman finalis yang keren, padahal dibuat dalam waktu singkat. Ini artinya, kemampuan setiap orang memang berbeda-beda. Dan semakin ditantang dengan waktu singkat, ide-ide kian mengalir dengan derasnya. Beneran, itu benar-benar hebat!

Oke itu dia sekilas mengenai apa saja kami pelajari dalam workshop virtual dari bank Indonesia di hari pertama. Intinya, dari paparan beliau mengenai cara membuat konten, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa menulis itu bukan semata-mata memberikan opini kosong kepada pembaca, tetapi juga menawarkan nilai kebaruan, kemenarikan, juga edukasi berdasarkan fakta. 

Dengan adanya hal tersebut, maka data dan juga sudut pandang begitu dibutuhkan oleh seorang penulis. Demi membuat tulisan lebih  berisi dan menarik, penulis harus mampu menonjok pembacanya di muka awal, artinya ia harus mampu membuat lead atau pembuka yang bagus sehingga mengundang rasa penasaran pembaca.

So far, workshop virtual dari bank Indonesia di hari pertama cukup menegangkan karena tugas flash blogging-nya. Bukan hanya itu saja, atmosfer edukasi menguar begitu kuat manakala pembicara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kami, peserta workshop begitu antusias bertanya karena nyatanya masih banyak kendala selama.

Aku dan beberapa finalis lain yang tergabung dalam ruang kepenulisan di Workshop BI

Selanjutnya, di tanggal 18 Februari 2021, di hari kedua workshop, Mas Nurullah akan membahas tulisan yang dikirimkan peserta dan memilih 10 terbaik yang layak mendapatkan hadiah. Oh iya, sebelumnya, kami diminta membuat tulisan dengan tema “Bertransaksi Digital, Gaya Hidup Maksimal” dengan total kata maksimal 2000.

Dari 35 tulisan yang masuk ke email Mas Nurullah, dipilihlah 10 karya peserta yang mampu membuat tulisan bagus dengan sudut pandang unik. Memang, diantaranya ada yang re-make tulisan yang telah ada, tapi itu tidak masalah. Menurut Mas Nurullah, setiap tulisan itu sudah mewakili tema yang dimaksud, hanya saja, peserta perlu mencari judul lebih pas agar sinkron dengan uraian di blog.

Setelah selesai memilah 10 pemenang dan membahas beberapa artikel, selanjutnya Mas Nurullah meneruskan materi, yakni memgenai Citizen Jurnalism atau disingkat CJ. Tak bisa dipungkiri setelah penggunaan ponsel dan internet, CJ menjadi sesuatu yang lazim. 

Jurnalistik saat ini tak sebatas dimiliki oleh wartawan secara utuh, namun masyarakat era kiwari bisa dengan mudah melaporkan tiap kejadian yang ada berbekal jepretan kamera ponsel dan menulis beberapa kalimat mengenai kejadian yang terjadi. Untuk menambah pengetahuan, aku tulis deh apa itu Citizen Journalism.

Citizen Journalism adalah konsep keterlibatan warga dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisa dan menyebarkan informasi kepada khalayak luas. CJ yang intens, mampu menghadirkan pemberitaan yang netral, bisa dipercaya, akurat, relevan dan update.

Nah, setelah kita tahu nih mengenai arti CJ sendiri. Menurut Mas Nurullah, ada 11 tingkatan dalam CJ yang perlu diketahui oleh kita,

  • Komentar dibawah Berita
  • Reportase warga sebagai pelengkap berita (Add-on)
  • Berita hasil kolaborasi jurnalis dan warga
  • Kanal blog
  • Newsroom yang melibatkan partisipasi warga
  • Media khusus untuk CJ (dengan moderasi)
  • Media khusus untuk CJ (tanpa moderasi/editing)
  • Edisi cetak CJ
  • Media CJ yang dikelola profesional
  • Menggabungkan CJ dan media mainstream dibawah satu atap.
  • Wiki jurnalisme (pembaca sebagai editor)

Yap, itulah 11 tingkatan dalam Citizen Journalism. Mungkin teman-teman pembaca ada yang pernah masuk ke salah satu tingkatan tersebut, atau justru sudah merasakan semuanya? Wihiiii, kerennn deh pokoknya. Baiklah, bila tadi kita bicara memgenai tingkatan CJ, sekarang saatnya aku pengen share mengenai ciri khas CJ.

Tujuannya apa? Jadi CJ itu bisa dilakukan oleh siapapun. Nah, kita tetap kudu paham seperti apa sih ciri-ciri CJ itu. 

  • Laporan bisa didapatkan langsung dari tempat kejadian (bersifat realtime).
  • Tidak terikat dengan nilai berita (mainstream)
  • Memiliki bahasa yang ringan dan menarik
  • Memiliki gaya penulisan naratif

Kita sering mengamati media sosial bukan? Semisal kamu membaca berita singkat mengenai kecelakaan mobil dari akun instagram, maka berita tersebut bisa dikatakan sebagai CJ. Bukan itu saja, bila kamu melihat kejadian tak biasa, lalu kamu mengabadikannya dan menuliskannya agar dibaca orang banyak, maka kamu tengah memjadi jurnalis warga (CJ).

Itu dia materi CJ yang disampaikan oleh Mas Nurullah selaku pembicara workshop menulis. Btw, sebagai blogger, kita juga masuk sebagai CJ sehingga perlu memahami tata krama dalam menulis sebuah kejadian. Gunakan selalu data valid dan bahasa yang bisa diterima banyak orang, bukan sekadar opini tanpa pembuktian.

Baik, itulah dia materi-materi bermanfaat yang kami, 35 finalis Feskabi 2020 dapatkan. Jujur, aku rindu dengan kegiatan tatap muka acara ini. Namun kondisi telah membuat kegiatan ini dilakukan secara virtual melalui Zoom. Its okay, itu bukan masalah.

Nah, acara selanjutnya, tanggal 19 Februari 2021 yang tak kalah seru adalah “Malam puncak Netifest 2021”, pada acara ini, segala jenis kompetisi mulai dari blog, vlog, video pendek, video animasi hingga komik akan diwartakan pemenangnya melalui kanal youtube. Kira-kira siapa pemenang dan ada keseruan apa saja?

***

Pagi itu sekitar pukul 07.00 panitia yang tergabung dalam grup WA telah mengingkan kami untuk menggunakan dresscode warna putih. Ya, awarding tetap dilakukan melalui zoom namun didahului dengan jalan-jalan virtual keliling Museum Bank Indonesia (MBI).

Sudah tahu kan dengan Museum Bank Indonesia? Bagi yang belum tahu nih, disana berbagai macam edukasi terkait sejarah perekonomian Indonesia ada lho. Kita bisa menemukan desain bank masa penjajahan Belanda dimana nasabah dan petugas bank masuk ke jeruji, saking ketatnya menjaga privasi nasabah dari orang lain.

Di MBI, kamu juga bisa menemukan berbagai jenis uang dari zaman baheula sampai era kiwari. Yang paling menarik, di satu ruangan ada emas yang mungkin saja bisa membuat kamu ngiler pengen punya wkwwk. Eh, tapi itu imitasi kok, bukan beneran. Oke, itu itu dia sekilas tentang Museum Bank Indonesia.

Tepat pukul 14.00 acara virtual keliling MBI pun dimulai dan selesai sekitar pukul 15.00 wib. Kemudian, acara dilanjutkan dengan perayaan malam puncak Netifest 2021. Amazing, meski dilaksanakan secara online namun atmosfer keseruan tetap menguar begitu kuat. Ada talkshow para juri, penampilan Soundwave, Marion Jola dan hingga stan up komedi by Rigen.

Puncak acara Netifest 2021 yang dibawakan oleh Boy Wiliam dan Lolita Agustine

Dan tibalah acara awarding Kompetisi yang akan dipandu oleh Boy Wiliam dan Lolita Agustine. Alhamdulillah, dalam BI Netifest 2021 aku mendapat juara 2 Blog Competition. Sebuah anugerah yang tak terduga sebelumnya.

Bagian awal karya tulis yang aku buat dan menjadi nominator
Pengumuman Juara 2 Lomba Blog Bank Indonesia
Foto bersama para Juara blog competition Bank Indonesia 

Aku bahagia, akhirnya tulisan dengan judul “Ingin Berpartisipasi Memajukan Ekonomi Nasional? Yuk Bertransaksi Digital” bisa menyandang juara. Ini rezeki tiada tara dari Allah. Bagi kamu yang penasaran dengan juara dari masing-masing lomba, berikut uraian lengkapnya,

Yap, demikianlah rangkaian acara Feskabi 2020 hingga Netifest 2021. Semoga di Feskabi 2021 dan Netifest 2022 aku bisa kembali nyantol sebagai finalis sehingga berkesempatan merayakan keramaian bersama teman-teman.

Aku juga berharap tahun depan bukan lagi virtual tapi tatap muka sehingga bisa langsung menjejak ke MBI dan Jakarta. Aamin. For all, Cuma ingin berpesan Stay save and stay productive. I hope we going to meet in next BI Netifest. Bismillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam