Laman

Rabu, 19 Desember 2018

Kenali Gejala Pneumonia, Selamatkan Anak-Anak Indonesia

Sumber : Desain Pribadi
Ilustrasi di atas adalah sebuah cerita yang menggambarkan seorang ibu yang kurang tanggap dalam mengenali penyakit yang diderita anaknya. Padahal si anak sudah mengatakan bahwa ia menderita sesak dan merasa demam. Sang ibu mengira itu hanya batuk biasa yang disebabkan oleh perubahan cuaca. Lalu Sang ibu menyepelekan dan tidak menindaklanjuti keluhan anaknya. Nah, pada akhirnya kondisi si anak justru bertambah buruk. Sang ibu kemudian tahu bahwa si anak bukan menderita batuk biasa melainkan Pneumonia.

Sumber : Instagram KBR.ID
Pneumonia? Pertama kali saya mengenal istilah itu ketika scroll instagram dan mendapati postingan KBR.ID tentang obrolan yang membahas mengenainya. 
Sumber : Facebook KBR.ID
Bagi saya, kata itu masih cukup asing untuk didengar. Bahkan saking asingnya sampai saya harus searching melalui internet dan membaca berbagai referensi mengenainya. Yah, mungkin saja saya tak sendirian, siapa tahu masih banyak mereka yang tak tahu apa itu Pneumonia. Baiklah, jika demikian, mari kita berdiskusi sejenak untuk tahu lebih lanjut perihal penyakit yang satu ini.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2013, menyatakan bahwa Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada anak-anak usia dibawah 5 tahun. 99% kasus yang terjadi berada pada negara berkembang.  Tak hanya itu, data dari UNICEF tahun 2016 juga menegaskan bahwa setiap hari 2400 anak di dunia tewas karena Pneumonia. Itu artinya setiap 1 jam, 100 orang anak di dunia ini meninggal karenanya. Wow, jumlah yang banyak, sungguh mengerikan.


Mengapa Pneumonia bisa terjadi dan apa penyebabnya?

Dear Sobat, Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Hal ini sesuai dengan informasi Dr. Madeleine Ramdhani Jasin dari Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bakteri, virus atau jamur itu menyerang ketika kondisi imunitas tubuh lemah. Biasanya untuk anak dibawah 5 tahun, mereka masih rentan soal kestabilan tubuh sehingga mudah terkena.

Nah menurut informasi dari Tirto.id, beberapa jenis bakteri yang bisa menyebabkan Pneumonia adalah Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan Pneumonia adalah Adenoviruses, rhinovirus, influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV) dan influenza virus. Calon orangtua dan para orangtua wajib mengenali dan mewaspadai tanda-tandanya.
Mirisnya faktor penyebab terjadi Pneumonia pada balita bisa karena perilaku orangtua dan lingkungan. Lho kok perilaku orangtua dan lingkungan sih? Ya. Orangtua merupakan sosok paling dekat dengan anak-anak. Mau tak mau kondisi anak dipengaruhi oleh orangtua mereka. Begitu pula dengan lingkungan. Nah, mengenai alasan keduanya bisa menjadi faktor penyebab Pneumonia. Berikut ini merupakan uraiannya.
Mengapa merokok memicu terjadinya Pneumonia? Pada dasarnya rokok mengandung ribuan zat berbahaya yang mengancam tubuh. Ketika asap rokok terhirup berulang-ulang, ia akan terakumulasi di tubuh. Bagian tubuh yang terkena dampak pertama asap rokok adalah saluran pernafasan termasuk paru-paru.
Sumber gambar : www.wajibbaca.com
Pada kondisi terpapar asap rokok yang berulang, kekebalan tubuh bisa melemah, kemudian bakteri dan virus akan masuk ke tubuh dengan mudah. Well, keadaan inilah yang kemudian mampu membuat seorang manusia terkena Pneumonia. Terutama untuk anak-anak dibawah 5 tahun yang belum memiliki kestabilan imunitas dan pertahanan fisik yang kuat.
Kebersihan tubuh senantiasa harus dijaga, termasuk tangan. Tangan adalah bagian tubuh yang banyak melakukan sentuhan terhadap apapun. Jika tangan tidak higienis lalu digunakan untuk makan atau menyuapi, maka bakteri yang menempel akan ikut masuk melalui makanan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Queen Mary of London, setidaknya terdapat 26-30% bakteri di tangan yang berasal dari kotoran hewan ataupun manusia. Bahkan sebesar 25% responden penelitian tersebut terkontaminasi bakteri penyebab penyakit parah di tangan mereka. Widiw, ngeri itu mah.

Cuci tangan dengan sabun adalah solusi efektif dari semuanya. Tangan yang bersih tak akan menularkan bakteri ke diri sendiri maupun anak. Ya, kebiasaan ini terlihat sepele memang. Tapi kenyataannya tak semua orang melakukannya. Saya saja sering lupa mencuci tangan sebelum makan. Padahal kalau dipikir, serem juga sih membayangkan banyak bakteri masuk ke tubuh.
Sumber gambar: Grid.id
Iya kalau masuk ke tubuh kita dan imunitas kita kuat. Lha kalau masuk ke tubuh anak kecil? Bisa jadi besar dampaknya. Dear orangtua, keteledoran dan sikap sepele itu mungkin saja penyebab anak mudah terkena infeksi. So, menjaga tangan agar selalu bersih haruslah dilakukan.
Nah ini, orangtua harus berhati-hati. Menyiapkan makanan disini bisa berarti peralatan makan atau bahan makanan. Pastikan piring, mangkuk, gelas, sendok, botol susu atau hidangan yang disajikan higienis. Rak perkakas harus sering dibersihkan supaya terhindar dari bakteri. 

Di kosan, saya sering menemukan piring atau mangkok terkena debu dan tanah. Kemungkinan itu dibawa oleh tikus-tikus yang setiap malam berkeliaran. Tentu, perkakas yang terkena sentuhan tikus akan mengandung banyak bakteri dan virus. Ini berbahaya, Pneumonia bisa saja ditularkan melalui peralatan makan atau makanan yang terkontaminasi kuman.
Untuk hal ini, bisa dilihat ilustrasi yang saya buat tentang seorang ibu dan anaknya yang berusia 3 tahun. Tindakan tersebut menjadi realita tersendiri karena saya pun pernah mengalaminya. Saat itu saya sakit perut. namun orangtua saya menganggap itu hanya Maag yang bisa diobati dengan obat dari warung. Kenyataannya, pagi hari saya harus dibawa ke rumah sakit karena ternyata itu adalah asam lambung. Sekadar informasi, 4 hari saya harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

Menganggap ringan gejala penyakit itu sesuatu yang keliru. Diperlukan kesadaran (Awarness) dari orangtua untuk menindaklanjuti gejala sakit yang ada pada anak. Begitupun dengan gejala Pneumonia. Ia mungkin terlihat seperti batuk atau demam biasa. Tetapi ia memiliki ciri khas yakni sesak nafas yang menyiksa. Jangan sampai orangtua menyepelekan itu. Risiko kematian anak karena Pneumonia bisa saja terjadi jika terlambat ditangani. 
Lingkungan yang bersih akan menghadirkan suasana yang sehat. Begitupun dengan lingkungan di setiap rumah. Rumah yang bersih tentu menghadirkan suasana yang nyaman bagi penghuninya. Ada beberapa ciri rumah dikatakan sehat menurut Halosehat.com. Ciri-ciri tersebut yakni memiliki lantai yang bersih, tersedia tempat sampah, adanya sanitasi yang baik, memiliki ventilasi yang cukup, memiliki septic tank, dan jarak sumber air minum jauh dari jamban.

Jika ciri-ciri rumah sehat tidak terpenuhi maka kemungkinan besar kondisi rumah tersebut kurang higienis lingkungannya. Dampaknya apa? Berbagai jenis bakteri, virus dan jamur dapat berkembang biak secara cepat, termasuk bakteri atau virus penyebab Pneumonia.
Tak ada orangtua yang rela kehilangan anak-anaknya, entah karena sakit atau karena faktor lainnya. Bagi orangtua, anak adalah anugerah yang harus dijaga hingga tumbuh dewasa dan mandiri. Jangan sampai karena kurangnya pengetahuan serta keteledoran orangtua menyebabkan anak-anak menjadi korban.
Sumber gambar : Facebook KBR.ID
Dalam obrolan mengenai Pneumonia di KBR.id, Ibu Selina Patta Sumbung dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik, menegaskan bahwa terdapat beberapa cara yang harus dilakukan orangtua terkait pencegahan Pneumonia.
Beberapa catatan mengenai Pneumonia yang harus diketahui berdasarkan tanya jawab dengan narasumber di obrolan KBR.Id
Baiklah, kita sudah mengetahui bukan mengenai beberapa fakta terkait Pneumonia?Nah, demi mencegah terjadinya Pneumonia, realisasi program yang akan dilakukan Yayasan Sayangi Tunas Cilik untuk 3 tahun kedepan yakni kampanye kebijakan/kisah nyata mengenai pneumonia, sosialisasi intensif seperti pemberian kelas ayah sehingga ayah juga berperan apalagi jika ayah merokok, ikut mengingatkan ibu untuk hidup bersih, pengenalan cuci tangan untuk anak paud, melakukan mobilisasi atau brand ambasador yang bisa menggerakkan masyarakat.

Harapannya dengan adanya program-program tersebut masyarakat semakin peduli dan sadar mengenai pencegahan Pneumonia pada anak. Yes, karena seperti apapun mencegah lebih baik daripada mengobati. Nah ini harus dipahami bersama terutama untuk orangtua atau calon orangtua.

Dear sobat, sudah paham bukan mengenai Pneumonia dan apa yang harus kita lakukan sebagai orangtua jika mendapati anak memiliki gejalanya. Kenali Pneumonia sejak dini, supaya tak ada satu orangpun yang kehilangan buah hati. Ya, dengan mengenali penyakit ini, kita bisa menyelamatkan jutaan anak Indonesia. Jika bukan kita yang memulai untuk mencegah penyakit ini, siapa lagi? Mari mulai berpihak pada anak!, Mari stop Pneumonia!

"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog KBR tema (Mengenal dan Mencegah Pneumonia pada anak) bersama Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save The Children"

Sumber Informasi :

Siaran Radio KBR pada tanggal 13 Desember 2018
https://tirto.id/q/pneumonia-e3t
https://tirto.id/pentingnya-mencegah-pneumonia-pada-anak-balita-c7uu
https://tirto.id/kenali-gejala-pneumonia-dan-pengobatannya-c7uC
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/tangan-kotor-penuh-bakteri-penyakit/
http://www.wajibbaca.com/2017/10/merokoknya-di-luar-rumah-dan-jauh-dari.html
https://halosehat.com/gaya-hidup/gaya-hidup-sehat/ciri-ciri-rumah-sehat
Beberapa gambar merupakan desain pribadi

23 komentar:

  1. Kewaspadaan sebagai orangtua penting ya mba, dengan mengenali gejala, melakukan upaya deteksi dini dengan meminimalisir penyebab pneunomia, InshaAllah dapat mengurangi jumlah penderita pneunomia
    pada anak di Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mbak, makanya di sini penekanannya lebih ke orangtua. Soalnya mau gak mau orangtua adalah sosok yang paling dekat dengan anak :)

      Hapus
  2. Cuci tangan harus dibiasain ya mbak, terutama buat preventif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mbak, soalnya kebersihan tangan itu penting.

      Hapus
  3. Jangan sepele kan kalau ada yang batuk, apalagi anak-anak, harus lebih waspada, dan cepat tanggap untuk langsung diperiksakan ke dokter agar dapat penanganan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, minimal tahu dulu itu batuk biasa atau bukan. Takutnya malah Pneumonia mba.

      Hapus
  4. Duh lagi lagi asap rokok pemicu juga ya, sedih aku kalau udah liat yang namanya anak anak kenapa kenapa hilang cerianya, yang repot ortu tapi kadang ortu juga lalai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soalnya kalau asap rokok juga memicu sesak di paru2 mba. Nah iya, akhirnya orangtua yg repot kalau anak udah sakit.

      Hapus
  5. Pnemonia sbg penyebab kematian anak yg tinggi hesnya tersosialisasikan teeus kpd para orangtua di berbagai lapisan ya mba supaya angka kematian akibat oenyakit ini twrus menurun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ini juga pihak KBR dan Yayasan Tunas Cilik sedang berupaya terus mensosialisasikan mba :)

      Hapus
  6. Salahsatu penyebabnya adalah perilaku orangtua yang mengabaikan larangan untuk merokok di lingkungan yang ada anak kecilnya. Apalagi di masyarakat menengah ke bawah.
    Kalau anak udah kena ini baru mereka menyesal.

    BalasHapus
  7. Saya juga baru dengar nama penyajit ini. Seraam ya Mba, Pneumonia ini bisa menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada anak-anak usia dibawah 5 tahun. Semoga kita semua bisa lebih waspada untuk menjaga anak-anak terhindar dari penyakit ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang, makanya aku share ini juga untuk berbagi info mengenai Pneumonia ini. Soalnya emang jarang dibahas ke ranah publik.

      Hapus
  8. kebersihan sebagian dari iman untuk kesehatan diri sendiri dan orang sekitar ya mba, aku baru tahu tentang Pneumonia ini dari blog mba, terimakasih sharing nya ya mba 😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mbak, semoga bermanfaat dan semoga bisa menjadi orangtua yang selalu waspada :)

      Hapus
  9. Duh ngeri yah, makasih banyak mbak sharingnya. Saya jadi agak paham dikit tentang pneumonia ini.

    BalasHapus
  10. Sedih dan kasian deh kalo lihat yang sakit pnemonia. Apalagi kalo anak kecil. Semoga kita semua aware dengan penyakit ini. Tahu gejala dan cara mengobatinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Shiyaappp, itu yang paling penting dari orangtua :)

      Hapus
  11. Yuk, yang masih merokok dekat anak, segera sadarlahhh...
    Makasih tulisannya kak.

    BalasHapus
  12. Sekarang di banyak perkampungan maupun perumahan, warganya menyediakan tempat cuci air dan sabun utk mencuci tangan sebelum masuk rumah,.......dan bagi para perokok mohon tidak merokok di tempat umum termasuk ketika sedang arisan RT....trimakasih mbak udh sharing

    BalasHapus
  13. Saran saya bila saudara Ingin sembuh dan cepat coba brobat dengan Dr yusuf. Banyak yang sudah tr bantu kesembuhan nya oleh beliau termasuk saya sendiri hanya dengan minum obat racikan beliau yang saya pesan langsung dengan beliau

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam