Laman

Kamis, 14 Januari 2021

Ingin Berpartisipasi Memajukan Ekonomi Negeri? Yuk Bertransaksi Digital!

Ibarat pepatah “Banyak jalan lain menuju Roma”, berpartisipasi membangun negeri pun bisa dilakukan dengan banyak cara, salah duanya dengan menggairahkan perekonomian melalui transaksi digital dan selalu bangga menggunakan produk dalam negeri. Lho, kok bisa?

*** 

Siang itu, seorang kurir datang mengetuk pintu gerbang. Dengan salam dan teriakan khasnya “Pakeet”, Kang Kurir tersebut berjalan menuju bapak yang tengah mengelap motor di halaman rumah. Bercakap sebentar seraya menyerahkan paket, Kang Kurir akhirnya berpamitan. Ia berjalan membelakangi bapak menuju motornya sembari mengutak-atik ponsel. 

Hari itu, bapak mendapat paket misterius, sebuah amplop coklat berukuran sedang yang dilapisi plastik transparan. Sebelum masuk rumah, beliau terlihat membolak-balik paket tersebut, seolah memastikan nama dan alamat yang tertera memang benar. 

Bapak sepertinya bingung dengan paket yang didapat. Saking bingungnya, beliau tak berani membukanya. Takut, itu salah kirim. Tidak berapa lama, saya memberi tahu beliau bahwa itu memang kiriman untuk bapak, hadiah dari saya dan Kakak di ulang tahun beliau ke-51. 

Bapak tersenyum lega. Di wajah beliau, terlihat ekspresi terkejut sekaligus bahagia. Sekitar 2 menit berlalu, sebungkus Kopi Gayo dan Kaos bertuliskan “Ceritain Kopi Indonesia” muncul setelah bapak unboxing kado itu.

Selamat Ulang tahun Nggih Pak, ini hadiah ulang tahun sederhana dari Tiara dan Mbak untuk Bapak” 

Matur nuwun, Nduk. Hadiahnya luar biasa. Alhamdulillah” kata bapak kepada saya dan Mbak dengan wajah sumringah.

*** 

Bapak adalah seorang pecinta Kopi. Setiap hari ketika hendak berangkat kerja, secangkir Kopi hangat selalu rapi berada di atas meja menemani bapak. Dari kopi sachet warungan seharga Rp 1000 hingga kopi premium seharga Rp 35.000 yang dibeli di Supermarket pernah dicoba bapak. 

Namun demikian, bapak belum pernah mencicipi kopi nusantara—kopi lezat yang dihasilkan dari tanah-tanah subur di Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Konon katanya, kopi tiap daerah akan memiliki rasa yang berbeda tergantung jenis tanah, ketinggian, proses pengolahan dan lain sebagainya. 

Bagi pecinta kopi, kalian mungkin pernah mendengar nama Kopi Kintamani, Kopi Toraja, Kopi Gayo, Kopi Wamena, Kopi Lampung, Kopi Bengkulu, Kopi Luwak dan sebagainya. Ya, saya sebut semua itu sebagai kopi nusantara karena semuanya merupakan produk bernuansa Indonesia. 

Nah, berkenaan alasan saya memilih Kopi Gayo untuk bapak, saya memiliki memori khusus. Dulu, 10 tahun silam, bapak pernah berkeinginan mengecap gurihnya Kopi Gayo yang dikenal sebagai komoditas masyarakat Aceh Tengah.

Kala itu, Kopi Gayo masuk sebagai The Best No 1 Kopi pada International Conference on Coffee Science di Bali. Kebetulan, bapak menyaksikan itu di televisi.

Sebagai pecinta kopi, siaran televisi yang memberitakan Kopi Gayo mampu membuat bapak terpikat. Terbukti, beliau terlihat berapi-api ketika menceritakan Kopi Gayo sebagai komoditas unggulan, seolah berkeinginan mereguk itu dalam cangkirnya tiap pagi.

Namun apalah daya, waktu itu, tahun 2010, teknologi digital belumlah seperti saat ini. Boro-boro menemukan penjual Kopi Gayo di Pekalongan. Mencari info perihal keberadaannya saja susahnya bukan main. Tak seperti sekarang ini yang dengan mengetikan kata kunci “Kopi Gayo”, semua informasi tersedia lengkap.

Sebagai penikmat kopi, bapak paham bahwa tak harus memaksakan diri mereguknya saat itu juga. Sebab  mencari produknya cukup sukar. Bila pun ada, harganya pastilah mahal. Bagi bapak, mengutamakan kebutuhan keluarga tentu menjadi lebih prioritas dibanding menghabiskan dana untuk sekadar membeli kopi mahal. 

Memesan Barang Impian Cukup Berbekal Ponsel Pintar 

Malam itu, sembari mengerjakan job menulis, saya mencoba scroll-scroll produk di marketplace langganan. Saya sedang mencari hadiah untuk ulang tahun bapak. Jujur, sangat sulit menemukan jenis kado paling cocok untuk bapak yang berusia tak lagi muda—yang tentunya tak membutuhkan euforia lebih. 

Iseng-iseng, saya menuliskan keyword “Kopi” di kotak searching, sedetik kemudian muncul berbagai macam UMKM yang menawarkan beragam produk kopi unggulan khas nusantara. Saya sempat bingung pada awalnya. Tak lama perhatian saya tertuju pada sebuah merchant atas nama “Anomali Coffee”

Anomali Coffee merupakan salah satu UMKM yang bergerak di jasa pemanggangan sekaligus penjual kopi nusantara. Irvan Helmi selaku founder Anomali Coffee mengungkapkan bahwa pada mulanya, ia dan rekannya harus pontang-panting membangun jaringan dengan koperasi milik petani kopi untuk merintis usaha tersebut.

Tak mudah memang, namun berkat optimisme dan dukungan banyak pihak, kini Anomali Coffee memiliki lebih dari 15 outlet yang tersebar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Tangerang, Medan, Makassar, Bali dan Surabaya. Saat ini, Anomali tak hanya menawarkan seduhan kopi di atas meja, tetapi juga produk lainnya seperti biji kopi, kopi bubuk, mesin kopi, merchandise hingga coffee class

Yang unik dan membuat saya tertarik, Anomali ini menjual produk paket berisi kopi plus kaos “Ceritain Kopi Indonesia” secara online. Ya, dari hasil wawancara saya dengan admin di marketplace, hadirnya pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal. Demi menghindari kerugian, mereka berinisiatif melebarkan sayap ke ranah digital melalui e-commerce dan marketplace

Meski menjual produk secara online, Anomali Coffee juga tetap membuka outlet offlinenya. Hanya saja, demi menghindari kerumunan, pelanggan bisa menggunakan jasa ojek online untuk keperluan antar-mengantar dengan memanfaatkan pembayaran digital yang lebih praktis, cepat dan kekinian.

Ini dia yang saya cari! Sembari rebahan di kasur, saya bisa dengan mudah menemukan hadiah yang pas untuk bapak, sepaket kopi dan merchandise ala Anomali Coffee. Saya sangat bersyukur bisa hidup di zaman serba digital dan cepat seperti saat ini. Saya bisa memesan barang-barang impian mulai dari skincare, buku-buku, makanan, seni kriya, barang elektronik, dan lainnya menggunakan smartphone.  

Menilik tingkat kepraktisannya, tak heran bila transaksi digital menjadi lekat dalam kehidupan. Mulai dari orang tua, generasi milenial hingga generasi z, mereka telah merasakan sendiri ajaibnya membeli dan menjual produk unggulan mereka hanya berbekal internet dan smartphone. 

Meski transaksi digital telah menjadi aktivitas yang umum dilakukan masyarakat. Namun tak semua orang paham bahwa ia sangat berperan besar dalam memajukan ekonomi Indonesia. Kira-kira apa kaitan bertransaksi digital dengan memajukan ekonomi Indonesia ya? 

Transaksi Digital, gerbang utama menuju kemajuan ekonomi 

Saat ini, Indonesia dan dunia tengah dihantam virus ganas bernama Covid-19. Semua aktivitas dari sosial hingga ekonomi menjadi lumpuh karena muncul kebijakan baru untuk mencegah penularan virus seperti Work From Home, pembatasan sektor pariwisata hingga PSBB di beberapa kota. 

Diketahui, karena masyarakat lebih banyak berada di dalam rumah, aktivitas ekonomi secara offline mulai lumpuh. Resto-resto tak seramai dulu, pameran UMKM di tiap daerah ditiadakan, banyak Mall ditutup, sektor pariwisata sepi pengunjung, bisnis kos-kosan hingga perhotelan mandek begitupun transportasi. 

Lumpuhnya aktivitas ekonomi berarti terjadi penurunan pendapatan. Jika pendapatan menurun maka perusahaan akan mengurangi produksi barang maupun tenaga kerja demi menghindari kerugian. Dengan demikian, pandemi membuat lebih banyak orang kehilangan pekerjaan. Kalau sudah begini, tiap individu akan mulai mengencangkan sabuk finansial agar tak mudah beli-beli. 

Permasalahannya, bila permintaan barang atau jasa berkurang, perusahaan besar hingga UMKM akan mengalami kolaps. Secara nasional, siklus perputaran uang dan barang menjadi terganggu yang bermuara pada lesunya ekonomi negeri. Tentunya kita tak mau mengalami kembali masa suram 1998 bukan? 

Demi menghidupkan kembali geliat UMKM dan perindustrian dalam negeri, banyak pihak mulai mengarahkan masyarakat untuk bertransaksi digital dengan berbelanja atau menjual produk di platform online seperti e-commerce atau marketplace. Ya, transaksi digital adalah gerbang utama untuk memulihkan ekonomi pasca pandemi.

Saat ini, Bank Indonesia dan otoritas terkait terus berupaya mendukung tercapainya 30 juta UMKM agar terhubung dengan ekosistem digital (Onboarding) pada tahun 2023. Tujuannya jelas, semua pihak ingin Indonesia mampu bangkit secara ekonomi atas kekuatan dari dalam negeri, melalui pemberdayaan UMKM. Mengapa UMKM?

Ibaratnya gini, bila pasar tak berjalan karena lumpuhnya daya beli secara offline, maka UMKM dan perusahaan masih bisa mengakali dengan menjual produk via online. Tentu, ini butuh kolaborasi kuat antar komponen serta kebijakan jangka panjang yang mengatur semuanya mulai dari sistem pembayaran hingga perlindungan konsumen.

Sebagai wujud nyata program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan Pemerintah, Bank Indonesia terus berupaya untuk berkolaborasi dengan banyak pihak agar tahun 2021 menjadi momen tepat bagi Indonesia untuk bangkit. Penguatan digitalisasi pun dilakukan. 

Beberapa upaya penguatan yang saat ini tengah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk digitalisasi ekonomi dan keuangan yakni, 

1. Menguatkan ketentuan kebijakan 

  • Peraturan Bank Indonesia No 18/40/PBI/2016 tentang penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran. 
  • Surat Edaran Bank Indonesia No 18/22/DKSP mengenai penyelenggaraan layanan keuangan digital. 
  • Peraturan Bank Indonesia No 18/17/PBI/2016 tentang uang elektronik. 
  • Pelaksanaan regulasi sistem pembayaran sesuai PBI No.22/23/PBI/2020 

2. Meluncurkan QRIS (QR Indonesia Standar). 

Menerapkan strategi pencapaian 12 juta merchant QRIS secara terintegratif dan kolaboratif.

"Di era digitalisasi seperti sekarang, Bank Indonesia ikut berkontribusi memudahkan sistem pembayaran dengan menggunakan QRIS, yang diharapkan akan semakin menyambungkan pelaku usaha dengan dunia digital," menurut Perry Warjiyo. 

3. Mencanangkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025. 

BSPI 2025 dibuat untuk mendukung penyelenggaraan digitalisasi ekonomi dan keuangan agar lebih kondusif. Pembahasan mengenai perlindungan data konsumen juga ada di dalamnya. 

4. Memfasilitasi pembangunan ekosistem digitalisasi ekonomi dan keuangan. 

5. Mengedukasi generasi muda dan masyarakat melalui Feskabi.

Feskabi merupakan kegiatan yang dicanangkan oleh Bank Indonesia untuk mensosialisasikan berbagai inovasi kebijakan kepada masyarakat, terkhusus milenial untuk mendorong integrasi ekonomi dan keuangan digital.

***

Indonesia memiliki bonus demografi yang begitu besar. Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik, populasi penduduk saat ini mencapai 270,20 juta jiwa. Terdapat sekitar 175, 4 juta pengguna internet aktif yang mana sekitar 140 juta pernah melakukan transaksi di e-commerce (Bank Indonesia melalui Tempo.co). 

Dengan potensi pengguna transaksi digital yang kiat melejit membuat Indonesia mampu menambah pundi-pundi pendapatan negara melalui Produk Nasional Bruto (PNB).

Anomali Coffee adalah salah satu usaha yang berhasil menggeliat karena bantuan pasar daring berupa marketplace, instagram dan website. Dengan menjual beragam produk Coffee maupun non-coffee kepada konsumen via online, turut membantu dapur UMKM ini terus mengepul.   

Transaksi digital merupakan metode paling ampuh untuk mendapatkan produk kala pandemi. Bayangkan jika setengah dari penduduk Indonesia (total 270,20 juta penduduk) meramaikan ekonomi dengan bertransaksi digital melalui smartphone mereka, akan ada banyak kesempatan bagi dunia usaha untuk bangkit dan memberdayakan diri.

Mungkin banyak orang belum sadar bahwa semakin gencar masyarakat berbelanja kebutuhan dengan menggunakan platform digital, berpotensi membantu UMKM, penyedia fintech, Jasa logistik, dan masyarakat kecil (seperti petani bahan baku, buruh UMKM, dll) bangkit dari keterpurukan karena produktivitas mereka pulih. 

Pada akhirnya semua itu akan bermuara pada meningkatnya perputaran uang, meningkatkan produktivitas dan ekonomi masyarakat, menyerap lapangan pekerjaan hingga menambah pendapatan nasional melalui Produk Domestik Bruto. Luar biasa bukan pengaruh transaksi digital yang kita lakukan? 

Kesimpulan  

Pandemi memang melemahkan segala hal mulai dari sektor ekonomi hingga sosial, namun begitu, ia juga memiliki sisi positif, yakni memperkenalkan metode baru untuk beraktivitas ekonomi. Demi menghindari kerumunan transaksi digital menjadi metode paling logis untuk memeriahkan perekonomian. Tentu saja, di masa mendatang, itu berpotensi melejitkan 30 juta UMKM yang akan go digital. 

Didukung bonus demografi Indonesia yang demikian besar, potensi ekonomi digital akan menjadi kuat. Dengan demikian, penciptaan produk-produk perbankan yang lebih inklusif akan tercapai dengan mengedepankan aturan mengenai perlindungan konsumen. 

Sebagai milenial, saya telah membuktikan sendiri bahwa bertransaksi digital itu praktis, menghindari kerumunan, cepat, tak capek, dan memiliki keamanan yang terjamin. Apalagi dengan berbagai kemudahan dalam metode pembayaran elektronik mulai dari e-money, e-banking hingga dompet digital yang telah terintegrasi dengan QRIS. Semua transaksi menjadi lebih mudah dan cepat. 

Dengan demikian, berpartisipasi memajukan Indonesia bisa dilakukan siapa saja bahkan masyarakat awam sekalipun. Dengan cara apa? Dengan menggairahkan perekonomian melalui transaksi digital dan selalu bangga menggunakan produk dalam negeri. Bayangkan bila separuh penduduk (sekitar 135 juta) melakukan transaksi digital, akan ada banyak pihak yang mulai bangkit secara ekonomi. 

Kawan, saya udah sering lho bertransaksi digital dan membeli produk buatan UMKM via online. Contohnya paket Kopi Gayo plus Kaos “Ceritain Kopi Indonesia” dari Anomali Coffee. Itu artinya, saya sudah berikhtiar memajukan perekonomian Indonesia melalui hal sederhana. Kamu juga bisa kok ikut berpartisipasi membangun negeri. Yuk gairahkan ekonomi Indonesia melalui transaksi digital! 

Sumber Referensi : 

  • Website dan Instagram Bank Indonesia 
  • Instagram dan website Anomali Coffee 
  • Instagram Badan Pusat Statistik mengenai update jumlah penduduk. 
  • Wawancara pribadi dengan Anomali Coffee via marketplace Tokopedia. 
  • Sandi, Fajar Billy. 2020. Peran UMKM di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui. https://www.online-pajak.com/seputar-pph-final/peran-umkm. (Diakses 20 Januari 2021) 
  • Setiawan, Kodrat. 2020. Bank Indonesia: Transaksi E-Commerce Agustus 2020 Naik hingga Mencapai 140 Juta. https://bisnis.tempo.co/ (Diakses 26 Januari 2021). 
  • Putri, Cantika Adinda. 2020. Wow! Transaksi Digital RI Diprediksi Tembus Rp 448 T di 2020. https://www.cnbcindonesia.com/ 
  • Hendra, Dimaz. 2018. Anomali Coffee, Tak Sekadar Kedai Kopi. https://swa.co.id/ (Diakses 20 Januari 2021). 

2 komentar:

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam