Laman

Sabtu, 22 Agustus 2020

Review Film The Equalizer : Rahasia Dibalik Karyawan yang Pendiam

Bagi kamu yang menyukai film bergenre thriller aksi, sudah pernahkan mendengar judul "The Equalizer"? Jika belum, maka sangat disarankan menonton film apik yang dibintangi oleh Denzel Washington ini.

Beberapa waktu lalu, teman sempat menyarankan film ini ketika aku membutuhkan asupan hiburan penghilang rasa bosan. Kabarnya, film tersebut diambil dari serial drama televisi dengan judul yang sama.

The Equalizer rilis 24 September 2014 lalu oleh Village Roadshow Pictures dengan Sony Pictures Entertainment. Meskipun sudah 6 tahun lalu, namun aku belum pernah menontonnya sehingga cukup penasaran dengan akting si pemain--yang merupakan aktor favoritku--dan jalan cerita  yang katanya bagus.

Cerita dimulai dari kehidupan seorang Robert Mccall (Denzel Washington) yang sederhana. Robert bekerja sebagai seorang karyawan disebuah Toserba yang cukup besar di kotanya. Jika diperhatikan sepanjang film, Robert sangat rajin dan begitu rapi.

Sumber gambar : Youtube Sony Pictures Entertainment

Dia selalu melakukan aktivitasnya penuh perhitungan. Hal itu bisa dilihat ketika Robert menyalakan jam tiap memulai aktivitas. Bagi yang belum pernah menontonnya mungkin akan bertanya, kok bisa gitu, siapa sebenarnya si Robert ini?

Suatu hari, sepelang bekerja, Robert berniat pergi ke sebuah cafe favoritnya untuk membaca buku. Anehnya, tiap dia hendak kesana, ia selalu membawa 1 kantong teh untuk dijadikan minumannya selama bersantai. Well, normalnya orang akan membeli minuman di cafe donk, gak bakal bawa-bawa dari rumah. Dan ya, ini menambah rasa penasaranku terhadap sosok Robert.

Di Cafe, Robert bertemu dengan seorang wanita bernama Teri (Chloƫ Grace Moretz) yang diketahui sebagai wanita panggilan. Awalnya Robert tak begitu peduli dengan kehadiran Teri hingga wanita itu mengajak berbincang mengenai banyak hal dan ternyata memiliki vibe yang sama alias nyambung.

Tak berapa lama, lagi asyik-asyiknya Teri ngobrol dengan Robert, sebuah panggilan masuk yang berasal dari Bos Teri. Seperti yang sudah kuduga sebelumnya, Bos Teri mendapatkan pelanggan yang harus dilayani oleh Teri. Dari raut perempuan tersebut, terlihat bahwa Teri tak menyukai si pelanggan, namun karena keterpaksaan, ia tak bisa berbuat banyak. Begitupun dengan Robert. Ia tak mau ikut campur dengan aktivitas yang belum ia mengerti.

Keesokan harinya, Robert bekerja seperti biasa dan datang ke cafe tersebut setelah selesai bekerja. Disana, ia melihat wajah Teri dalam keadaan babak belur. Robert mengambil kesimpulan bahwa Teri telah dianiaya, entah oleh si pelanggan ataupun bosnya. Tetapi disini, ia tak mampu berbuat banyak.

Pada hari selanjutnya, di cafe, Robert tak bisa menemukan keberadaan Teri. Usut punya usut, ternyata Teri berada di Rumah Sakit karena tindakan penganiayaan yang dilakukan Bos Teri lebih brutal. Dan disinilah sosok Robert mulai bertindak.

pada malahm hari, Robert mendatangi Bos Teri yang bernama Slavi. Ia bermaksud membayar hutang-hutang Teri sehingga Teri tak perlu lagi menjadi perempuan panggilan. Mengetahui maksud Robert, Slavi dan teman-temannya hanya tertawa. Intinya, mereka tak mau menerima uang Robert karena bagi Slavi, Teri merupakan aset untuk mendapatkan uang lebih banyak.

Sial bagi Slavi dan kawan-kawannya, malam itu juga dalam hitungan detik ala jam milik Robert, mereka tewas dengan begitu mudah.  Robert terlihat lihai membantai semua orang. Tindakan Robert tersebut ternyata mengundang risiko yang lebih besar.

Slavi ternyata merupakan bagian dari sindikat mafia berbahaya yang diketuai oleh pria bernama Vladimir Pushkin. Merasa bahwa ada yang tak beres dengan kematian Slavi, Pushkin menyewa seorang tentara bayaran bernama Teddy (Marton Csokas) untuk menyelidi kematian rekannya itu.

Awal Teddy datang, sudah terlihat bahwa ia juga bukan orang biasa. Wajahnya begitu terlihat garang dan kejam. Memang, Marton Csokas selalu memukau ketika memerankan tokoh-tokoh antagonis.

Back to story. Robert dan Teddy pada akhirnya saling menyelidik satu sama lain ketika bertemu. Teddy kemudian sadar bahwa Robert bukanlah orang sembarangan. Nah, karena sampai sini aku juga belum tahu identitas dari Robert, jadi aku semakin penasaran dan tak sabar untuk menonton lanjutan ceritanya.

Tindakan Teddy yang semakin brutal memburu Robert, membuat ia harus bergerak lebih cepat. Robert kemudian pergi ke suatu tempat. Disana, ia ternyata menemui beberapa orang untuk melakukan sesuatu.

Sumber gambar : India.com

Dari percakapan yang terjadi, terungkap bahwa Robert Mccall ternyata merupakan seorang agen terlatih. Ia pergi tempat tersebut untuk meminta izin melakukan sesuatu. Ya, dan inilah klimaksnya. Robert mulai menghabisi para penjahat satu per satu. Mulai dari mafia biasa, Teddy  hingga Vladimir Puskin selaku Bos Mafia.

Adegan yang disuguhkan begitu ramai dan menegangkan. daya tarik khas seorang Denzel Washington yang memerankan karakter pendiam namun badass begitu memukau. Ada rasa puas tersendiri ketika menyaksikan Robert menghabisi para penjahat.

Layaknya analogi YingYang dalam kehidupan, Robert seolah menjadi penyeimbang kejahatan yang telah terjadi. Ia pahlawan, sosok selalu diharapkan kemunculannya. Dan mungkin saja, sosok seperti Robert inilah yang saat ini ditunggu banyak orang. Nah, bagi kamu yang ingin menyaksikan keseruannya, kamu bisa menontonnya secara langsung.

Menurutku pribadi, sebagai film Thriller aksi, ini cukup rekomendasi untuk ditonton. Pemeran Denzel Washington selalu memukau sepanjang cerita. Ia memunculkan sisi pendiam pada menit-menit awal namun begitu garang pada momen penghabisan. 

Sosok layaknya Robert telah membuatku merasa puas karena telah membabat habis para penjahat, seolah aku turut ingin menjadi pemeran dalam film dan mau melakukan tindakan yang sama.

Jujur, karena aku belum pernah menonton film ini, jadi identitas Robert menjadi titik puncak rasa penasaranku. Ia ternyata bukan karyawan Toserba biasa, Robert adalah seorang agen, anggota militer terlatih. Pantaslah insting dan skill mengenali karakter orang begitu hebat.

Meski demikian, terlepas dari keunggulan yang aku kemukakan, aku sebenarnya cukup menyayangkan apabila Robert ini selalu menampakkan "Tak terkalahkan" sepanjang film. Bahkan, ia tak terluka sedikitpun meski bertarung dengan penjahat-penjahat kelas kakap.

Yah, gak mungkin juga kan kalau satu orang ngelawan banyak orang jahat akan menang tanpa luka. Its Impossible guys! Jadi, supaya film ini kian bagus, akan lebih baik jika Robert mengalami beberapa kesulitan saat bertarung dengan Teddy, entah tertembak atau gimana. Itu akan membuat cerita lebih mencekam.

Apalagi pas pertama kali Teddy muncul dalam film, seolah ia penjahat yang sama ganasnya seperti Robert. Cukup merasa kecewa sih ketika aku tahu bahwa Robert bisa mengalahkan Teddy dengan sangat mudah. Jadi kurang greget aja.

Well, itulah sedikit komantar dariku mengenai film Thiller aksi milik Denzel Washington ini. Terlepas dari semuanya, film ini termasuk mendapat kritik yang baik dan cocok untuk ditonton sembari ngemil. Semoga terhibur :)

6 komentar:

  1. Saya juga suka nonton film bergenre thiller, sayang ya kalo ada adegan yang mengalahkan musuh dengan mudahnya. Ceritanya jadi selesai, he, he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, memang sih kekurangannya itu Mbak Yus. Tapi for all, bagus kok. Mungkin karena ini diambil dari seri juga sih jadi ya gitu

      Hapus
  2. Gw mau rekomendasi nih film nya denzel washington Judulnya training day. Film yg sutradara nya sm film equalizer. Tp Training Day film genre crime the best lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, makasih ya rekomendasinya, nanti kalau sudah tak lihat bakal tak ulas juga deh :)

      Hapus
  3. Lah di awalkan udah di suguhin dia kena tembakan anak kecil sampe mau matišŸ˜‚ di akhir jga pas aksi tembak2an kan sempet ribut sampe luka2 si robertnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetep terkalahkan sih walau luka2, kek John Wick haha

      Hapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam