Laman

Selasa, 12 November 2019

Menelisik Kiblat Kemajuan Transportasi Indonesia 5 tahun Terakhir Melalui Layanan Kereta Api

Mohon perhatian, kereta api Argo Bromo Anggrek dengan tujuan akhir stasiun Gambir akan memasuki jalur 1 stasiun Pekalongan. Bagi penumpang dengan destinasi ke stasiun Gambir diharap segera bersiap-siap, terima kasih
Kurang lebih seperti itu pemberitahuan yang aku dengar lewat speaker milik stasiun. Dengan langkah gontai aku segera mempersiapkan diri, mendekat ke jalur 1 kereta. Dari arah timur, perlahan Argo Bromo Anggrek mulai terlihat memasuki stasiun Pekalongan. Sembari memeriksa barang bawaan, aku membuka kembali boarding pass untuk memastikan lokasi gerbong. Tertulis EKS-6/9A. Ya, itu artinya aku akan naik ke gerbong nomor 6 dengan nomor kursi 9A.

Setelah kereta berhenti dengan sempurna, kulangkahkan kaki menuju gerbong 6 dan mulai naik. Aku menoleh ke kanan kiri, memeriksa tiap nomor, berharap kursi 9A segera kutemukan. Alhamdulillah, aku akhirnya berhasil menemukannya dan mendapat tempat duduk dekat dengan jendela. Sebuah bonus yang menyenangkan karena bisa menikmati pemandangan sepanjang perjalanan.
Selesai menaruh barang ke atas rak, aku pun duduk. Sesekali kuarahkan pandangan menuju ke luar jendela. Terlihat para porter tengah sibuk menaikkan barang-barang milik penumpang. Sekitar pukul 12.40 kereta yang kunaiki mulai membunyikan semboyan 35—sebuah klakson panjang dari masinis—tanda kereta api segera berangkat.
Tepat waktu, sesuai dengan yang tertulis di boarding pass pukul 12.40” 
Sekian detik kemudian, kereta pun mulai berjalan meinggalkan stasiun Pekalongan. See you later Kota Batik Tercinta.
Sebenarnya, itu kesekian kali aku melakukan perjalanan menggunakan kereta api. Sebelumnya, aku pernah menjajal perjalanan menggunakan kereta ekonomi menuju Purwokerto untuk tes CPNS. Tentu masih sebagai solo traveler. Dan karena tak ada seorangpun yang mendampingi, awalnya aku cukup cemas dengan keamanan yang diberikan selama berada di kereta. Terutama menyoal barang-barangku. 

Kebetulan saat itu aku membawa laptop dan barang berharga lainnya, jadi tak heran mataku selalu melirik ke tas milikku untuk memastikan ia aman. Perlahan rasa cemas itu hilang bersamaan dengan sampainya aku ke stasiun tujuan dengan selamat. Alhamdulillah, semua barangku aman bahkan ketika kutinggal istirahat selama perjalanan.
Jujur, setelah beberapa kali dalam 5 tahun ini aku naik kereta api, aku benar-benar merasakan perbedaan yang begitu besar. Terutama menyoal keamanan, keselamatan dan kenyamanan (3K) selama berada di dalamnya. Apalagi bagiku yang merupakan seorang solo traveler, perempuan pula. Tentu tiga hal tadi menjadi perhatian utama selama perjalanan. 

Sekadar berbagi cerita, dulu, aku dan bapakku pernah memiliki pengalaman buruk sewaktu naik kereta api. Ya, aku ingat betul kejadian belasan tahun silam dimana bapakku kehilangan beberapa barang dan dompetnya karena kondisi kereta yang tidak kondusif. 

Saat itu sekitar tahun 90-an, tahun dimana harga tiket kereta masih sangat murah dan peraturan mengenai kereta api belum sebagus dan seketat seperti sekarang ini. Bayangkan, waktu itu dengan harga tiket sekitar Rp 1500, setiap orang bisa masuk ke dalam kereta termasuk pedagang asongan.
Wujud tiket kereta api zaman dulu yang masih sederhana
(Sumber gambar : GNFI)
Entah mereka mempunyai tiket atau tidak aku juga tidak tahu. Yang pasti kereta terasa begitu sesak karena jumlah penumpang yang membludak. Dengan kondisi sedemikian rupa membuat beberapa oknum mengambil kesempatan untuk melakukan tindak kriminal. Apalagi masing-masing penumpang fokus untuk berpegangan karena banyak dari mereka yang tak mendapat tempat duduk, termasuk bapakku. Tak heran bapak menjadi lepas fokus sehingga barang bawaannya hilang begitu saja. Sungguh, pengalaman yang membuatku trauma sampai beberapa waktu.
Diakui, layanan transportasi publik selama 5 tahun ini banyak mengalami kemajuan. Tak hanya bicara kereta api saja sebenarnya, tetapi juga moda transportasi lain seperti bus, kapal laut hingga pesawat terbang. Kita bisa melihat kinerja pemerintah yang berusaha meningkatkan kualitas sarana prasana pendukung melalui pembangunan tol darat, tol laut hingga rel ganda. Tujuannya, tentu saja agar transportasi publik mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas.
Nah, menyoal kereta api, demi kuantitas dan kualitas layanan agar lebih baik, Kementerian Perhubungan---bersinergi dengan berbagai pihak---mulai mempercepat pembangunan rel ganda dan menghidupkan kembali jalur-jalur kereta yang sempat dinonaktifkan melalui program Reaktivasi, Revitalisasi dan Restrukturisasi rel. 

Seperti jalur kereta Yogyakarta-Pekalongan misalnya, yang beberapa waktu lalu sempat non aktif. Kini untuk menempuh perjalanan Pekalongan Jogja, masyarakat bisa menggunakan moda kereta api JOGLOSEMARKERTO. Dan itu merupakan berita paling baik bagi train Lover sepertiku. Mungkin kamu juga?
Kawan, yang harus kamu ketahui tentang kereta api, ternyata ia merupakan moda transportasi jarak jauh yang paling banyak dipilih saat ini. Hal ini berdasarkan data dari BPS melalui katadata dengan jumlah pengguna kereta api hingga januari 2017 mencapai angka 30,9 juta orang.
Angka ini merupakan jumlah tertinggi dari moda transportasi lainnya yakni pesawat sebesar 8,6 juta dan kapal laut sebesar 1,3 juta pengguna. Mengapa bisa demikian? Ternyata banyak sekali alasan kereta api masih menjadi moda tranportasi favorit masyarakat khususnya mereka yang berada di pulau jawa dan sumatra.

Dalam menilai kemajuan transportasi publik, keamanan, kenyamanan dan keselamatan menjadi alasan/indikator paling utama yang dibutuhkan masyarakat. Ya, ketiga hal tersebut mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi yang dipilih. Dan bagiku, kereta api telah memenuhi 3 indikator tadi sepanjang 5 tahun ini.
Selama beberapa kali aku naik kereta Api, aku merasakan keamanan yang cukup baik. Apalagi dengan tempat duduk yang sudah teratur, fokus untuk menjaga barang jadi lebih besar. Tak hanya itu saja, disediakan cctv di setiap sudut gerbong, sehingga bisa mengontrol tindak kriminal.
Berdasarkan gambar, bisa dilihat bagaimana penumpang bisa istirahat dengan tenang karena percaya atas keamanan barang yang dimiliki. Bahkan saat aku ke toilet dan meninggalkan ponsel di meja charger, aku masih mendapati ponselku tak bergeser sedikitpun. Ya, saat itu aku juga mempercayakan pada penumpang sebelahku. Paling tidak, dengan adanya aturan 1 tiket 1 kursi, data penumpang disebelah kita sudah tercatat dan bisa dilacak dengan mudah (andaikata melakukan tindak pencurian).
Secara pribadi aku terkesan dengan fasilitas yang disediakan kereta api bagi penumpangnya. Baik kereta ekonomi, bisnis maupun eksekutif minimal memiliki fasilitas penting seperti  toilet bersih, stop kontak untuk charging ponsel, dan air conditioner sebagai pendingin. Kita tahu bahwa di zaman seperti sekarang ini hampir tiap orang membawa gadget saat bepergian. Bahkan untuk memesan tiket kereta pun sudah bermodalkan aplikasi di ponsel. Tak heran, fasilitas semacam stop kontak menjadi sebuah kebutuhan.
Tempat duduk yang disediakan di kereta, ada fasilitas
bantal dan selimut bagi kereta eksekutif malam (Dok.Pri)
Tempat duduk yang nyaman dan fasilitas stop kontak
untuk menambah daya gadgetmu (Dok.Pri)
Beberapa hal lainnya yang menurutku membuat nyaman adalah keramahan Prama dan Prami layaknya di pesawat terbang (di pesawat kita menyebutnya sebagai pramugara/pramugari), adanya petugas kebersihan, serta larangan merokok di dalam kereta. 

Bagiku, larangan merokok di kereta sangat penting. Dulu, kita sering merasakan naik kereta serasa naik angkot karena orang boleh merokok sesuka hati. Tapi sekarang berbeda, karena di dalam kereta merokok dilarang, udara di kereta menjadi lebih bersih dan nyaman untuk semua penumpang termasuk anak kecil.
Tentang indikator keberhasilan transportasi publik selanjutnya adalah mengenai keselamatan. Angka kecelakaan kereta api ternyata cenderung memiliki jumlah lebih sedikit dibanding dengan kecelakan bus atau mobil, sehingga kereta api dinilai sebagai transportasi yang paling aman. Apalagi dengan adanya jalur tersendiri menjadi salah satu faktor yang memperkecil kecelakaan kereta.

Apabila kita mengamati informasi di layar kaca atau media online, kereta api yang mengalami kecelakaan jumlahnya sangat sedikit. Jikapun ada, justru lebih banyak kecelakaan yang disebabkan oleh masyarakat yang teledor saat melewati perlintasan kereta api. Memang, sesekali aku pernah menemukan informasi bahwa kereta mengalami anjlog (keluar dari lintasan). Tapi, selama 5 tahun ini aku jarang menemukannya.
Sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) layanan kereta api dimungkinkan menjadi kiblat bagi transportasi  publik di tanah air. Hal tersebut sesuai dengan fungsi kereta sebagai pengangkut penumpang dan barang paling efisien dan banyak digunakan hingga januari 2017.
Kereta Ekonomi yang terlihat bersih dan bagus (Dokumen Pribadi)
Selain diukur dari efisiensi atau fungsi, dua tolok ukur yang melatarbelakangi kereta dijadikan kiblat transportasi adalah berkenaan isu lingkungan dan energi. Prinsip kereta api nyatanya sejalan dengan isu penghematan energi dan ramah lingkungan jika dibandingkan dengan transportasi darat lainnya.
Bisa dilihat berdasarkan tabel diatas energi BBM yang dibutuhkan kereta api lebih hemat dibanding moda transportasi lainnya. Terlebih jika dihitung berdasarkan jumlah penumpang yang dibawa.

Tak heran, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mulai serius membangun segala hal yang berhubungan dengan moda transportasi ini, baik berupa infrastruktur pendukung maupun pengadaan kereta itu sendiri. Tertuang dalam "Strategi Pengembangan Perkeretaapian nasional 2030" berikut merupakan rencana-rencana yanga akan dilakukan :

1. Pengembangan jaringan dan layanan perkeretaapian
2. Peningkatan keamanan dan keselamatan perkeretaapian
3. Alih teknologi dan pengembangan industri perkeretaapian
4. Pengembangan SDM perkeretaapian
5. Pengembangan kelembagaan penyelenggaraan perkeretaapian.
6. Investasi dan pendanaan perkeretaapian.

Sementara ini keberadaan kereta api memang masih berada di wilayah Pulau Jawa dan Sumatra. Akan tetapi dalam waktu dekat, pemerintah juga bermaksud membangun moda transportasi ini keseluruh wilayah Indonesia. Meski demikian, sebelum pembangunan dilakukan perlu adanya empat program kegiatan yakni studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), studi geografis, studi Detail Engineering Design (DED) pembangunan jembatan kereta api dan review kajian kelayakan pembangunan jalur kereta api. 
Empat program kegiatan itu dimaksudkan supaya pembangunan jalur kereta api bisa lancar dan terhindar dari risiko kendala dikemudian hari. Apalagi kita tahu bahwa negeri ini termasuk wilayah rawan bencana. Apabila perencanaan kurang memperhatikan aspek lingkungan geografis, ditakutkan malah menjadi bomerang bagi penyelenggaraan pembangunan.

Baiklah kawan, demikian informasi mengenai kinerja kemenhub dalam membangun moda transportasi publik termasuk kereta api 5 tahun terakhir ini. Banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh moda kereta api harapannya menjadi kiblat bagi transportasi publik lainnya untuk senantiasa berinovasi dan berbenah dalam berbagai layanan. Terkhusus soal keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang. Sebab, dari berbagai sisi manapun 3 hal tersebut menjadi indikator bahwa transportasi telah berhasil mendapat kepercayaan  dari masyarakat.  
Layanan Keberangkatan Kereta yang lebih tertata dan kondusif (Dokumen Pribadi)
Menunggu kereta sendirian bukan masalah, aku percaya standardisasi keamanan, kenyamanan dan keselamatan selama berada di stasiun (Dokumen Pribadi)
Aku juga berharap nantinya moda transportasi apapun bisa ramah pengguna bahkan untuk penumpang difabel sekalipun. Ya, kita berdoa saja dan terus mendukung upaya pemerintah. Step by step, aku yakin semua rencana pembangunan bisa terlaksana dengan baik. Maju terus untuk transportasi Indonesia, maju terus Kemenhub!

Pengen tahu info terkini dari Kemenhub, Yukk bisa kepo ke sini:

Instagram : @kemenhub151
Web : dephub.go.id
twitter : @Kemenhub151
Facebook : Kementerian Perhubungan RI

Referensi data dan artikel :
  • http://dephub.go.id/post/read/kemenhub-siap-dukung-kemudahan-aksesibilitas-destinasi-wisata-super-prioritas-5-bali-baru
  • http://dephub.go.id/post/read/kereta-api-dapat-tekan-angka-kecelakaan-di-jalan-3439
  • http://ppid.dephub.go.id/files/dataka/RIPNAS-2030.pdf
  • https://phinemo.com/kereta-api-dulu-dan-kini/
  • https://medium.com/life-at-shirvano/kereta-api-masa-depan-cerah-transportasi-publik-indonesia-c7f7fa866a99
  • https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/03/03/penumpang-pesawat-merosot-kereta-api-masih-favorit

23 komentar:

  1. Selalu lengkap dengan detail data.Mantap pokoke blogger satu ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mba Vik, hehe
      Sekadar menguraikan apa yg ada di pikiran :D

      Hapus
  2. Nyaman sekali naik kereta api beda nggak kayak jaman dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, beda banget nget nget. Sekarang udah bagus dan nyaman banget 😍

      Hapus
  3. eh tapi bener loh, sekarang aku lebih milih naik kereta kalo bisa daripada pesawat, karena kereta selalu bersih, nyaman, petugas ada terus, dan lingkungan sekitar stasiun juga jadi ketata. harga tiketnya pun nggak terlalu mahal :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah bener tuh, kalau pengen menikmati perjalanan paling enak naik keret mbak, naik kereta sekarang udah gak khawatir lagi meski kita solo traveler :D

      Hapus
  4. Wahhhhh lamaaa banget aku ga naik kereta api, asli baca ini kemudian merasa lengkappp njuk pengen ijak ijug ijak ijuggg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayukkkk mbak, bakalan ketagihan deh kalau udah naik :D

      Hapus
  5. Wah, keren pemaparannya. Semoga menang lagi yaa.

    BalasHapus
  6. Wiwin | pratiwanggini.net15 November 2019 pukul 08.29

    Aku paling suka bepergian jarak jauh dengan maik kereta api. Suka aja melihat pemandangan alam yang dilewati. Dan makin suka karena sekarang kereta api makin keren aja. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak, aku sebenarnya juga bisa milih naik pesawat. Tapi karena jarak bandaranya jauh, suka aja kalau naik kereta hehe

      Hapus
  7. Setuju mbak. Nyaman banget kereta api skrg. Semua rapi & aman buat penumpang. Dulu waktu kecil juga sering diajakin bapak naik kereta ke Nganjuk. Hehe. Nostalgia kita sama ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ternyata sama ya, nostalgia tersendiri ya mbak hehe

      Hapus
  8. Kereta api sekarang sudah keren pokoke. Baru ngeh kalau namanya Prama dan Prami untuk pramugara/inya hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk iya mba namanya Prama dan Prami, dapat informasi baru tuh berarti hihi
      Makasih sudah mampir :D

      Hapus
  9. Emang beda banget kondisi kereta jaman now dan jaman old. Sekarang bisa ngeblog di kereta. Ada fasilitas colokan dan wifi juga. Mantap nih. Daku kapan-kapan kudu nyobain kereta eksekutif. Soalnya daku baru icip-icip kelas ekonomi. Pengen baik kelas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap, kudu banget tuh kak. Udah beda banget lho antara kereta jaman dulu sama jaman now heheh

      Hapus
  10. Suka sama layanan kereta api jaman now, udah bagus banget dan aman... jadi nggak takut lagi traveling naik kai sendirian...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mba Nisya, aku aja udah beberapa kali keluar kota alhamdulillah selalu merasa nyaman dan aman :)

      Hapus
  11. Enak banget sih sekarang naik kereta. Akupun jadi ketagihan dan pengen lebih sering bepergian ke luar kota dengan pake kereta api. Apalagi kalo pas perjalanan bisa sambil nulis blog dan bikin konten2 lain. Liburan juga jadi ,akin produktif deh ~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mba Hanifa, aku aja kemana-mana sering bawa laptop kok. Biar kalau ada deadline apa2 gampang ngerjainnya :D

      Hapus
  12. ini nih salah satu transportasi favoritkuuuu, nyaman, jarang delay, cepet pulaaaa.. ternyata secepat ini ya perkembangan kemajuan kereta api

    BalasHapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam