Lebaran tinggal menghitung hari. Sekarang ini sudah tanggal 29 Juni 2016, dan aku masih setia berada di kota istimewa ini. Kota Jogjakarta. Ada keinginan untuk pulang kerumah ke Kota Pekalongan tercinta.
Namun banyak faktor yang membuat aku harus mengurungkan niat tersebut, beberapa diantaranya adalah persiapan KKN dan juga menyelesaikan remedial pada makul tertentu.
Pagi ini, dengan suasana yang syahdu aku menikmati kota Jogja yang mulai sepi. Tentu, setiap orang melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka masing-masing. Sebenarnya aku pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, yap lebaran 2 tahun yang lalu aku tidak pulang ke Pekalongan.
Aku stay disini karena beberapa alasan juga. Aku yang saat itu bersama dengan teman satu kos ku bisa merasakan aura yang benar-benar mencekam.
Jogja seperti kota mati. Toko-toko tutup, setiap jalan jarang orang yang lewat, setiap rumah ditinggalkan oleh pemiliknya untuk melakukan kunjungan ke keluarga besar masing-masing. Dan kami harus mempersiapkan bekal bertahan hidup jauh-jauh hari. Padahal biasanya, Kota ini dijadikan tempat traveling bagi wisatawan sehingga ramai.
Apakah aku merasa sedih??
Ya, sedikit. namun bagiku hal seperti ini juga merupakan pembelajaran untuk bisa bertahan. Bertahan pada keadaan tanpa orangtua, bertahan untuk tidak cengeng dan manja.
Jogja di bulan Juni, jogja dan cerita-ceritaku untuk menikmati tiap pagi berada di tanahnya. Jogja yang penuh dengan kejutan dan juga pembelajaran. Dan pagi ini, aku bahagia bisa menuliskan sebuah cerita tentang aku dan Jogja.
Post by : Nurul Mutiara Risqi Amalia (Manajemen 2013 A, Yogyakarta, 09.48 wib )
Wow berarti antusias idul fitri nya sangat tinggi yaa, di jogja itu. Salut.
BalasHapusAntusias mungkin iya, tapi lebih tepatnya berusaha utk belajar bertahan dan tidak homesick 😁
HapusTerima kasih telah mampir kak Son Agia 😊